Ekonomi dan Bisnis

Pemicu Inflasi Kaltim, dari Rokok hingga Tiket Pesawat

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur atau BPS Kaltim mencatat inflasi dari gabungan 2 kota (Samarinda-Balikpapan) Indeks Harga Konsumen

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIRUS
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur mencatat inflasi dari gabungan 2 kota (Samarinda-Balikpapan) Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,59 persen. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur atau BPS Kaltim mencatat inflasi dari gabungan 2 kota (Samarinda-Balikpapan) Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,59 persen.

Hal ini meningkat jika dibandingkan pada Februari 2023 yang terkendali dan di bawah angka nasional.

Dimana tercatat periode Februari 2023 mengalami inflasi sebesar 0,11 persen.

Peningkatan inflasi dari bulan sebelumnya dipicu beberapa faktor, salah satunya kenaikan harga bahan pokok jelang Ramadhan.

Baca juga: Dayak Kenyah Kukar Kembangkan Desa Budaya untuk IKN Nusantara

Ketua Tim Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Marinda Dama Prianto, menjelaskan inflasi gabungan terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks harga kelompok pengeluaran.

Kelompok transportasi menjadi penyumbang terbesar dengan 1,53 persen.

Disusul kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,22 persen.

Kemudian ada pula kenaikan pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0.21 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11 persen.

Baca juga: Peningkatan Inflasi Didorong Faktor Naiknya Konsumsi Masyarakat Kaltim

Serta kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Peristiwa ekonomi ini dipicu beberapa faktor, utamanya kenaikan harga bahan kebutuhan pokok yang terkerek naik menjelang bulan Ramadhan.

"Khususnya cabai merah, beras, dan telur ayam. Bahan bakar rumah tangga karena meningkatnya kebutuhan gas elpiji bersubsidi menjelang bulan Ramadhan berdampak pula pada naiknya harga gas elpiji di tingkat pedagang eceran," terangnya, Rabu (5/4/2023).

Faktor lain yakni penyesuaian harga BBM pada tahun semester II-2022 lalu juga memicu kenaikan biaya produksi padi (pupuk dan biaya lain).

Penyesuaian harga BBM juga dilakukan kembali pada per 1 Maret 2023 yang dilakukan oleh badan usaha penyalur BBM ditingkat BUMN maupun swasta.

"Otomatis biaya distribusi berbagai komoditas, khususnya bahan makanan juga ikut mengalami kenaikan," sebutnya.

Serta adanya kenaikan bea cukai rokok, rata-rata kenaikan tarif cukai rokok sebesar 10 persen per 1 Januari 2023 berdasarkan PMK Nomor 191 Tahun 2022.

Ilustrasi ekonomi Kalimantan Timur.
Ilustrasi ekonomi Kalimantan Timur. (TribunKaltim.co/Budi Susilo)
Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved