Berita Nasional Terkini
Babak Baru Kasus Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang yang Bunuh 12 Kliennya, Diduga Ada Pelaku Lain
Diduga ada orang yang menjadi perantara para korban pergi ke Jawa untuk menemui dukun pengganda uang, Mbah Slamet.
TRIBUNKALTIM.CO - Babak baru kasus Mbah Slamet dukun pengganda uang yang bunuh 12 kliennya, diduga ada pelaku lain.
Dari 12 korban pembunuhan berantai Mbah Slamet, empat di antaranya merupakan warga Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Para korban yang berasal dari Lampung merupakan dua pasangan suami istri (pasutri) yang merantau ke Jawa.
Diduga ada orang yang menjadi perantara para korban pergi ke Jawa untuk menemui dukun pengganda uang, Mbah Slamet.
Hal ini diungkapkan oleh kuasa hukum kedua pasutri yang menjadi korban, Nurul Hidayah.
Pasangan Irsad-Wahyu Tri Ningsih dan Suheri-Riani sempat dinyatakan hilang sebelum jasadnya ditemukan terkubur di dalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
“Berdasarkan informasi tersebut, saya menduga ada keterlibatan dari warga Bandar Jaya, Lampung Tengah yakni berinisial T yang membawa kedua pasutri tersebut kepada pelaku,” ungkapnya, Kamis (6/3/2023), dikutip dari TribunLampung.com.
Baca juga: Pilu Rani Tahu Orang Tuanya Jadi Korban Mbah Slamet Lewat TikTok, Lost Contact Sejak September 2021
Korban pertama yang diajak T menemui Mbah Slamet di Banjarnegara, yakni pasangan Suheri dan Riani.
Suheri kemudian mengajak Irsad karena keduanya sudah saling mengenal.
“Dan memang yang lebih dahulu berangkat ke sana adalah Suheri dan Riani, kemudian barulah Irsad dan Tri,” sambungnya.
Nurul merasa curiga pelaku melakukan kasus pembunuhan berantai seorang diri dan meminta polisi mengungkap kemungkinan ada pelaku lain.
“Sebab saya berpendapat adanya kejanggalan bila pelaku melakukan perbuatan keji itu sendirian,” lanjutnya.
Ia juga meminta Mbah Slamet diberikan hukuman seberat-beratnya karena keluarga korban sangat dirugikan dalam kejadian ini.
Menurut Nurul, pelaku dapat dijerat pasal pembunuhan berencana, yakni pasal 480 KHUP.
“Di mana dalam ancaman hukumannya adalah, mati,” bebernya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.