Berita Paser Terkini

Kelompok Wanita Tani di Paser Produksi Batik Ecoprint, Harga Jual Bisa Capai Rp300 Ribu

Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah Trigona binaan Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis melakukan budidaya batik ecoprint

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekitar Kawasan Tahura Latih Petangis, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, saat melakukan pelatihan ecoprint.TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM 

TRIBUNKALTIM.CO,TANA PASER- Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah Trigona binaan Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis melakukan budidaya batik ecoprint.

Batik ecoprint menggunakan metode pembuatan dengan memanfaatkan pewarna alami dari zat warna daun, Jumat (7/4/2023).

Ketua KWT Berkah Trigona, Naniah mengatakan meski hal tersebut terbilang baru namun anggota KWT sangat antusias menggeluti keterampilan tersebut.

"Baru beberapa bulan setelah kami ikut pelatihan di Bogor, kegiatan ini menyenangkan," terangnya.

Pewarna dari batik ecoprint kata Naniah, bisa menggunakan akar atau batang yang kemudian diletakkan pada sebuah kain hingga membentuk motif pada kain yang direbus.

Baca juga: Batik Air Hubungkan Indonesia dengan India, Wujudkan Pengalaman Ramadhan dan Lebaran

Baca juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Batik Air Segera Buka Rute Baru Bali - Singapura Non-Stop

"Serasa menyatu dengan alam, karena bahan-bahan yang dibutuhkan untuk budidaya ini berasal dari dedaunan dan akar pohon," tambah Naniah.

Bahan yang digunakan berasal dari daun jati, daun kelikir, daun pakis, daun sungkai, kelor, dan gelinggang yang tumbuh liar di hutan.

Budidaya tersebut kata sebut Naniah perlu mendapat sokongan modal yang cukup untuk bisa berkembang.

"Pakaian bermotif batik ecoprint ini bisa dihargai Rp200 ribu sampai Rp300 ribu lebih, saat ini modal yang diperlukan untuk membeli kain dan plastik untuk menggulung kainnya," jelasnya.

Sekedar diketahui, karya batik ecoprint KWT Berkah Trigona belum dipasarkan karena terbilang masih baru.

Baca juga: Mengenal Batik Melayu Kutai yang Eksis hingga ke Pulau Jawa

Produk batik yang dihasilkan sementara ini dikenakan oleh anggota sambil mempromosikan hasil keterampilan mereka. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved