Berita Kukar Terkini
Mengenal Batik Melayu Kutai yang Eksis hingga ke Pulau Jawa
Desainer Batik Melatu Kutai Imam Pranawa menjadi orang pertama yang menciptakan motif-motif Batik Melayu Kutai
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur memiliki batik dengan motif ciri khas sendiri, yakni Batik Melayu Kutai.
Mungkin masyarakat awam Kukar masih belum tahu soal ini.
Mengapa? Karena Batik Melayu Kutai memang baru hadir dalam 13 tahun terakhir.
Desainer Batik Melatu Kutai Imam Pranawa menjadi orang pertama yang menciptakan motif-motif Batik Melayu Kutai.
Baca juga: 6 Motif Batik Melayu Kutai yang Dipatenkan Punya Corak Khas Kukar
Imam mengaku, walaupun latar belakang pekerjaannya merupakan mantan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi mendesain batik sudah menjadi hobi tersendiri baginya.
Diceritakannya, awal mula Batik Melayu Kutai hadir pada 2010 silam. Waktu itu sama sekali belum ada batik khas milik Kukar.
Saat itu hanya motif cumi atau motif dayak saja yang dijual di pasaran yang diketahuinya. Termasuk bertanya kenapa Kukar tidak memiliki ciri khas batik sendiri.
Berangkat dari pemikiran itu, Imam Pranawa memutuskan bahwa Kukar pun harus punya motif khas batik miliknya.
Baca juga: Rencana Walikota Andi Harun Resmikan 3 Desain Batik Samarinda
“Kenapa kabupaten lain punya motif khas. Kenapa saya nggak bikin aja. Akhirnya karena pemikiran itu saya mulai menciptakan motif-motif kearifan lokal di Kukar,” ujarnya, Sabtu (11/2/2023).
Saat ditemui TribunKaltim.co di rumahnya, tatapan Imam seolah berusaha kembali mengingat kapan ia mulai gemar merancang pakaian.
Imam bercerita kealihan dan keterampilan dalam mencoret-coret kertas putih polos sudah dia tekuni sejak 33 tahun lalu, tepatnya di bangku kuliah.
Saat itu, laki-laki yang lahir di Surakarta pada 25 November 1964 ini, menambahkan bumbu kreativitas yang dia salurkan melalui media koran lokal.
“Saya sudah lama senang merancang pakaian, sejak tahun 1989,” kata Imam.
Baca juga: Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Kutim, Batik jadi Muatan Lokal SDN 001 Sangatta Utara
Namun, bakat itu rupanya sudah ditemukan sejak ia kecil. Imam bahkan telah mengetahui cita-citanya untuk menjadi disiner sejak duduk di bangku sekolah dasar.
"Kelas I SD pada tahun 1971, saya mulai menggambar dan aktif ikut lomba di tahun 1975. Semua saya lakukan otodidak, saya tahu bahwa menggambar adalah passion," tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.