Kolaborasi Dunia Pendidikan, Mahasiswa ITK dan Kelompok Petratonik Buat Maggot Kering

Kelompok Petratonik berkolaborasi dengan mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan yang sedang KKN di Sungai Wain saat membuat maggot kering.

Editor: Diah Anggraeni
HO/KPI Unit Balikpapan
Kelompok binaan Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional Unit Balikpapan, Kelompok Petratonik berkolaborasi dengan mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan yang sedang KKN di Sungai Wain saat membuat maggot kering dalam kemasan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Maggot telah banyak dikenal menjadi pakan ternak yang bergizi tinggi, karena mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan ternak, terutama ternak unggas.

Maggot yang berasal dari lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) dibudidayakan dengan memanfaatan sampah buah-buahan, sayur-sayuran dan sampah organik lainnya.

Maggot juga menjadi salah satu andalan kelompok binaan Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan Kelompok Petratonik (Peternakan ayam terintegrasi BSF dan Sayuran organik) sebagai pakan tambahan untuk budi daya ayam dan lele serta pupuk tanaman sayuran.

Baca juga: Perkuat Kolaborasi, Kilang Pertamina Unit Balikpapan Gelar Acara Silaturahmi Stakeholder

Kelompok ini terletak di daerah Sungai Wain, Kelurahan Karangjoang.

"Saat ini sebagian besar maggot yang dihasilkan oleh kelompok memang dimanfaatkan sendiri oleh kelompok," kata Area Manager Communication, Relations and CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin, Minggu (16/4/2023).

Namun, mengantisipasi produksi maggot yang dihasilkan, kata Chandra, kelompok dipersiapkan untuk dapat memasarkan produk maggotnya ke konsumen.

Maggot kering dapat menjadi alternatif pakan ternak yang ekonomis, ramah lingkungan dan mudah diproduksi secara masal.

Melihat potensi tersebut, sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang sedang melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di Sungai Wain berkolaborasi dengan kelompok Petratonik untuk membuat maggot kering dalam kemasan.

"Pelibatan dunia pendidikan dalam program yang dijalankan oleh PT KPI Unit Balikpapan ini tentunya akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi kelompok akan menambah pengetahuan dan keterampilannya, sementara bagi para mahasiswa dapat menjadi media untuk mengimplementasikan teori yang mereka dapat dengan praktek di lapangan," ujar Chandra.

Baca juga: Raih Berkah Ramadan, Kilang Pertamina Unit Balikpapan Santunin 100 Anak Yatim

Untuk itu, Chandra berharap semakin banyak mahasiswa yang terlibat dalam program-program Tanggung Jawab Sosial dan Linkungan (TJSL) yang dijalankan oleh perusahaan.

"Kami tentunya membuka kesempatan itu. Dengan keterlibatan dunia pendidikan, tentunya akan semakin banyak kontribusi dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan untuk memajukan masyarakat, khususnya mitra binaan Pertamina," kata Chandra.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk membuat maggot kering.

Langkah pertama merendam magot pada air panas, kemudian dikeringkan menggunakan oven.

Setelah itu didiamkan sampai dingin sebelum nantinya dikemas.

Hal yang perlu diperhatikan saat proses pengeringan maggot adalah termperatur dan lama pengeringan karena akan mempengaruhi protein yang terkandung di maggotnya.

Baca juga: Aksi Ramadan 1444 H, Kilang Pertamina Balikpapan Kumpulkan Donasi Rp 101,1 Juta

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved