Idul Fitri 2023

Heboh Gerhana Matahari Pengaruhi Hilal dan Idul Fitri 1444 H, Penjelasan Muhammadiyah, BRIN, dan NU

Heboh Gerhana Matahari disebut berpengaruh pada hilal dan penentuan Idul Fitri 1444 H. Simak penjelasan Muhammadiyah, BRIN, dan Nahdlatul Ulama.

|
Editor: Amalia Husnul A
nasa.gov
Ilustrasi Gerhana Matahari. Heboh Gerhana Matahari disebut berpengaruh pada hilal dan penentuan Idul Fitri 1444 H. Simak penjelasan Muhammadiyah dan BRIN 

TRIBUNKALTIM.CO - Ramai dan heboh beredar di WhatsApp dan media sosial pesan berantai yang terkait dengan terjadinya Gerhana Matahari hibrida, Kamis (20/4/2023) besok dengan hilal dan penentuan Idul Fitri 1444 H

Diketahui, Gerhana Matahari hibrida ini akan terjadi menjelang Idul Fitri 1444 H, yakni Kamis (20/4/2023) hingga di medsos  berkembang narasi hal ini akan berpengaruh pada hilal dan penentuan 1 Syawal 1444 H.

Informasi terkait Gerhana Matahari yang akan berpengaruh pada hilal dan Idul Fitri menyebar di berbagai platform medsos dan WhatsApp.

Lalu bagaimana sebenarnya hubungan antara Gerhana Matahari, hilal dan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H?

Cek penjelasan peneliti BRIN, Muhammadiyah, Lembaga Falak Nahdlatul Ulama terkait dengan Gerhana Matahari, hilal dan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H.

Salah satu narasi yang beredar di WhatsApp adalah sebagai berikut ini:

"Bersatunya bukti Hisab dan Rukyat dalam menentukan tanggal 01 Syawal 1444 H.

Akan terjadi konjungsi nanti pada 20 April 2023 sekitar pukul 11.15 WIB, istimewanya konjungsi terjadi secara khusus dimana titik pusatnya Matahari-Bulan-Bumi  berada dalam satu garis lurus  peristiwa ini disebut dengan Gerhana Matahari, dimana sinar matahari akan terhalang dengan posisi bulan.

Semua peristiwa tersebut didapat dari cara perhitungan/hisab.

Maka nanti pada hari Kamis, 20 April 2023, sebagian bumi pada siang hari akan mengalami gelap karena peristiwa Gerhana Matahari. Peristiwa ini terjadi + - 6 jam sebelum matahari terbenam.

Dengan demikian sudah sesuai dengan ayat-2 Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW, bahwa hari 01 Syawal jatuh pada hari Jumat 21 April 2023. Bahwa saat terjadinya konjungsi/gerhana Matahari, tinggi hilal adalah 0 derajat, dengan demikian pada waktu Maghrib tinggi hilal sudah sekitar 3 derajat.

Bila tanggal 01 Syawal ditetapkan pada 22 April 2023, maka tinggi hilal sudah 15 derajat dan itu sudah masuk hari ke 2 bulan Syawal."

Baca juga: Tata Cara Sholat Gerhana Sesuai Hadist, Jadwal Gerhana Matahari Sebagian di 38 Daerah Indonesia

Hampir serupa, informasi terkait Gerhana Matahari, hilal dan penentuan Idul Fitri itu salah satunya dibagikan akun Facebook ini pada 11 April 2023.

"Gerhana Matahari yang InshaAllah akan terjadi pada hari Kamis, tanggal 20 April 2023 mendatang, adalah tanda jika Bulan Ramadan telah habis setelah gerhana tersebut selesai.

Akan tetapi kita tetap harus menyelesaikan puasa sampai waktu Magrib tiba.

Dan dimalam tersebut selepas Magrib telah memasuki Bulan Baru, 1 Syawal 1444 Hijriah," tulis pemilik akun seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com. 

Sebagai informasi, gerhana Matahari hibrida akan menyapa Indonesia pada Kamis (20/4/2023).

Fenomena gerhana Matahari hibrida hanya bisa disaksikan di 11 wilayah Indonesia Timur, terutama di Maluku dan Papua.

Penjelasan BRIN

Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, gerhana Matahari bukan penanda masuknya awal bulan Syawal.

"Melainkan hanya penanda masuknya fase bulan baru atau konjungsi," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/4/2023).

Ia menjelaskan, untuk menentukan 1 Syawal harus menunggu hasil pengamatan atau rukyat atau observasi hilal pada Kamis (20/4/2023) petang.

Selanjutnya, tinggal menunggu keputusannya dalam sidang isbat.

"Akan tetapi, Muhammadiyah sendiri sudah menetapkan 1 Syawal akan jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023," jelas Andi.

Baca juga: Ucapan Idul Fitri 2023 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Cocok Dibagikan untuk Teman dan Media Sosial

Pihaknya memperkirakan, akan terjadi perbedaan waktu 1 Syawal.

Andi mengatakan, saat rukyat hilal dilakukan, ketinggian hilal di Indonesia bervariasi antara 1-2 derajat dengan elongasi bervariasi antara 2-3 derajat.

"Sehingga belum memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) terbaru, sehingga hilal sulit akan terlihat.

Mungkin akan ada perbedaan, namun kita lihat dan kita tunggu sidang isbatnya," tandasnya.

Penjelasan Muhammadiyah

Melansir laman Suara Muhammadiyah,  ada kaitannya Gerhana Matahari dengan Hisab Hakiki Wujudul Hilal

Dikutip TribunKaltim.co dari BangkaPos.com di artikel berjudul Kaitan Gerhana Matahari dan Penentuan Idul Fitri 2023 Menurut Muhammadiyah, Gerhana Matahari terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus.

Posisi ini terjadi ketika bulan baru, yaitu saat matahari dan bulan mengalami konjungsi (ijtimak).

Sedangkan gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus, posisi ini terjadi saat bulan purnama.

Berdasarkan konsep tersebut, maka bisa dipastikan bahwa Gerhana Matahari terjadi ketika bulan baru, akan tetapi setiap bulan baru belum tentu terjadi gerhana.

Begitu juga dengan gerhana bulan yang pasti terjadi ketika bulan purnama, tetapi setiap bulan purnama belum tentu terjadi gerhana.

Pada umumnya, apabila hari ini terjadi Gerhana Matahari, maka besok sudah masuk bulan baru hijriah.

Akan tetapi kembali lagi kepada waktu terjadinya gerhana, jika gerhana terjadi diwaktu antara pagi sampai siang, maka besok kemungkinan besar sudah bulan baru karena tinggi hilal sudah berada di atas ufuk.

Namun, apabila Gerhana Matahari terjadi ketika sore, maka hilal kemungkinan masih di bawah ufuk dan besok belum masuk bulan baru.

Baca juga: Sebelum Shalat Idul Fitri, Ini Daftar Amalan Sunnah yang Bisa Dikerjakan: Makan hingga Jalan Kaki

Gerhana Matahari tahun ini terjadi di bulan Ramadan, sehingga akan menyita perhatian banyak orang. Karena bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah adalah tiga bulan yang banyak diperhatikan oleh umat Islam kaitannya dengan ibadah puasa, idul fitri, dan idul adha.

Tinggi hilal pada tanggal 29 Ramadhan 1444 H bertepatan dengan tanggal 20 April 2023 (hari terjadinya Gerhana Matahari) di Banda Aceh adalah 2°21,39’.

Tingga hilal ini sudah cukup masuk kriteria hisab hakiki wujudul hilal, sehingga besok (tanggal 21 April 2023) sudah masuk bulan Syawal.

Akan tetapi tinggi hilal tersebut belum memenuhi kriteria MABIMS yang mensyaratkan tinggi hilal 3° dan elongasi 6,4°. Oleh karena belum memenuhi kriteria MABIMS, maka besok belum masuk bulan baru dan Syawwal akan dimulai lusa (tanggal 22 April 2023).

Perbedaan metode penentuan awal bulan di atas akan mengakibatkan Idul fitri nanti tidak dilaksanakan secara serentak.

Apabila mengaitkan antara penentuan awal bulan dengan fenomena Gerhana Matahari 20 April 2023, maka hisab hakiki wujudul hilal yang dipakai oleh Muhammadiyah akan lebih diunggulkan.

Karena keesokan hari setelah gerhana sudah masuk bulan baru. Sedangkan kriteris MABIMS yang dipakai Pemerintah masih menunggu satu hari lagi untuk masuk bulan baru.

Anggapan masyarakat secara luas adalah apabila hari ini terjadi Gerhana Matahari, maka besok sudah masuk bulan baru.

Hal ini akan menjadikan masyarakat akan lebih condong kapada hasil hisab wujudul hilal karena penentuan Syawal nanti sesuai dengan fenomena Gerhana Matahari.

Gerhana matahari tanggal 20 April 2023 membuat hisab hakiki wujudul hilal lebih unggul karena ketepatannya dalam menentukan awal bulan yang sesuai dengan Gerhana Matahari. hal ini disebabkan karena Gerhana Matahari terjadi pada siang waktu siang di Indonesia.

Lain cerita apabila Gerhana Matahari terjadi ketika sore, maka keesokan hari belum tentu awal bulan karena kemungkinan tinggi hilal masih di bawah ufuk.

LF PBNU Gunakan Metode Falak

Melansir NU Online, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah melakukan perhitungan terhadap peristiwa Gerhana Matahari tahun 1444 H menggunakan metode falak (sistem hisab) haqiqy bittahqiq (kontemporer).

"Hasilnya menunjukkan akan terjadi peristiwa Gerhana Matahari Campuran (Total Cincin) pada Kamis Legi tanggal 29 Ramadhan 1444 H yang bertepatan dengan tanggal 20 April 2023 M," demikian pernyataan LF PBNU dikutip dari dokumen Informasi Gerhana Matahari Campuran (Total Cincin) 29 Ramadhan 1444 H / 20 April 2023 M di Indonesia yang dikeluarkan oleh LF PBNU.

Hasil perhitungan ilmu falak menunjukkan ketampakan Gerhana Matahari Campuran (Total Cincin) di Indonesia berupa gerhana sebagian.

Hampir segenap Indonesia berkesempatan menyaksikannya karena berada di wilayah gerhana, kecuali sebagian Provinsi Aceh karena berada di luar wilayah gerhana.

Di bagian timur Indonesia, terdapat pita totalitas annularitas gerhana, sedangkan garis puncak gerhana bertepatan dengan ghurub setempat melewati bagian tengah pulau Papua.

Seluruh kawasan yang tercakup ke dalam wilayah gerhana akan berkesempatan menyaksikan durasi gerhana yang utuh (yakni dari awal gerhana hingga akhir gerhana).

Data falakiyah Gerhana Matahari yang dilakukan untuk seluruh ibukota kabupaten/kota se–Indonesia (kecuali Aceh) tercakup ke dalam Zona Penumbra dan Zona Totalitas.

Dalam zona penumbra ini, hanya akan terlihat gerhana sebagian dengan magnitudo gerhana (besarnya persentase penutupan cakram Matahari oleh cakram Bulan pada saat puncak gerhana) bergantung kepada lokasi masing-masing.

Adapun durasi terpanjang Gerhana Matahari terjadi di Kota Ambon, Provinsi Maluku, yakni mencapai 3 jam 9 menit, dari pukul 11.58 WIT hingga 15.08 WIT dengan puncaknya terjadi pada pukul 13.34 WIT. Sementara magnitudo terbesar terjadi di Kota Manokwari, Provinsi Papua Barat yang mencapai 96 persen.

Sebaliknya, durasi terpendek dan magnitudo terkecil Gerhana Matahari terjadi di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, yakni hanya 1 jam 16 menit, mulai pukul 10.13 WIB dan berakhir pada pukul 11.28 WIB dengan puncaknya pada pukul 10.50 WIB. Sementara magnitudo di kota yang sama hanya sebesar 3 persen.

Idul Fitri 1444 H Tunggu Ikhbar PBNU

Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan ketinggian hilal dan elongasinya pada 29 Ramadhan 1444 H di seluruh wilayah Indonesia masih di bawah kriteria imkan rukyah (visibilitas hilal atau kemungkinan hilal teramati).

Sebagaimana diketahui, NU menetapkan kriteria imkan rukyah adalah 3 derajat untuk ketinggian hilal mar'inya dan 6,4 derajat untuk elongasi hakikinya.

"Kriteria imkan rukyah Nahdlatul Ulama yang dipedomani Nahdlatul Ulama pada saat ini: tinggi hilal mar’ie minimal 3 derajat dan elongasi hilal haqiqy minimal 6,4 derajat yang berlaku wilayatul hukmi Indonesia," demikian dikutip  dari Seputar Penentuan Idul Fitri 1444 H dalam Pandangan Nahdlatul Ulama yang dikeluarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), pada Minggu (16/4/2023).

Adapun tinggi hilal mar'ie pada tanggal 29 Ramadhan 1444 H atau bertepatan dengan Kamis Legi, 20 April 2023 M adalah antara 1 derajat 07 menit hingga 2 derajat 33 menit.

Parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Aceh, sedangkan tinggi hilal terbesar di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh. Hal ini berarti masih di bawah kriteria imkan rukyah 3 derajat.

Sementara elongasi hilal hakiki hilal pada tanggal tersebut di Indonesia berkisar antara 2 derajat 07 menit hingga 3 derajat 48 menit.

Elongasi terbesar terdapat di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh, sedangkan elongasi terkecil terdapa di Kota Merauke, Provinsi Papua.

Hal demikian menunjukkan bahwa elongasi hakiki pada tanggal tersebut masih di bawah kriteria imkan rukyah sebesar 6,4 derajat.

Adapun ketinggian hilal di titik markaz Jakarta sebesar 1 derajat 55 menit 43 detik dengan elongasi 3 derajat 18 menit 23 detik dan lama hilal di atas ufuk 9 menit 29 detik. Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Kamis Legi 20 April 2023 M pukul 11:16:38 WIB

"Posisi hilal pada 29 Ramadhan 1444 H di Indonesia belum memenuhi kriteria imkan rukyah Nahdlatul Ulama," demikian keterangan lanjutan Seputar Penentuan Idul Fitri 1444 H.

Oleh karena itu, LF PBNU menegaskan bahwa 1 Syawal 1444 H menunggu ikhbar dari PBNU yang akan disampaikan pada Kamis (20/4/2023) malam.

"Sesuai dengan yang berlaku, maka kapan 1 Syawal 1444 H bagi Nahdlatul Ulama adalah berdasarkan Ikhbar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ikhbar akan disampaikan pada Kamis malam 20 April 2023 M sekitar pukul 19:00 WIB," demikian lanjut keterangan tersebut.

NU menetapkan kebijakan satu tanggal Hijriah di seluruh struktur Nahdlatul Ulama, baik di PBNU, PWNU hingga PCNU dan jajarannya tegak lurus mengikuti ikhbar Ketua Umum PBNU tentang awal Ramadhan dan hari raya Idul Fitri ataupun Idul Adha.

Baca juga: 46 Link Twibbon Idul Fitri 2023 Bergerak dan Bingkai Foto Cantik, Cocok Jadi Foto Profil di Medsos

(Kompas.com/Bangkapos.com)

Update Idul Fitri 2023

Berita Gerhana Matahari

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved