Ibu Kota Negara

Pembangunan IKN Nusantara Ancaman Deforestasi Kaltim, Transformasi menjadi Hutan Lagi Perlu 99 Tahun

Pembangunan IKN Nusantara menjadi ancaman deforestasi Kaltim. Perlu waktu hingga 99 tahun untuk transformasi menjadi hutan lagi.

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Ahmad Riyadi
Suasana pembangunan IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kaltim. Pembangunan IKN Nusantara menjadi ancaman deforestasi Kaltim. Perlu waktu hingga 99 tahun untuk transformasi menjadi hutan lagi. 

"Katanya 70 persen nantinya kan jadi RTH.

Nah, sekarang kawasannya rusak, ada 144 pemegang konsesi tambang jangan-jangan wilayah konsesi diambil sebagai IKN dan diganti ditempat lain akan timbul kerusakan yang sama," katanya.

Baca juga: Kabar Terbaru Investasi di IKN Nusantara, Bahlil Pastikan Investor Masuk Usai Infrastruktur Selesai

Pembangunan Kota Hijau

Sementara itu di acara yang berbeda, Kepala Otorita IKN Nusantara kembali menggaungkan konsep kota IKN Nusantara

Kepala Otorita IKN Nusantara Bambang Susantono mengatakan, 65 persen wilayah ibu kota yang baru direncanakan menjadi hutan tropis.

Hal tersebut disampaikan Bambang dalam Diskusi Kebudayaan dan Konservasi dalam Konsep Hutan IKN yang digelar oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) secara daring dan luring pada Rabu (24/5/2023) seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com. 

Dia menuturkan, dari sekitar 256.000 hektare area IKN, hanya 25 persen wilayah yang akan dibangun menjadi kota.

“Sisanya, 65 persen adalah hutan tropis, yang merupakan kombinasi dari kota yang inklusif, hijau, dengan ketahanan atau resilience yang tinggi,” ucap Bambang.

Dia menuturkan, pembangunan IKN kali ini dilakukan dengan perencanaan dan konsep yang matang untuk reforestasi, yaitu mengembalikan fungsi hutan.

Konsep hutan kota yang diusung dalam IKN disebut Bambang yang akan selaras dengan pembangunan kota hijau sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.

“Kami sendiri melihat bahwa IKN adalah singkatan atau abreviasi dari investment (investasi), knowledge (pengetahuan), dan nature (alam),” papar Bambang.

“Karena kami yakin bahwa untuk mencari satu bentuk kota hutan yang berkelanjutan, akan banyak konsep-konsep baru yang nanti saling melengkapi, dan kita tahu akan ada sesuatu yang baik di sana,” lanjutnya.

Selain dijadikan kota untuk menjaga konservasi alam, Bambang menuturkan IKN akan mendukung kota cerdas yang selaras dengan budaya di Nusantara.

“Selain untuk menjaga daya dukung lingkungan, dan mengembangkan smart living, smart working, juga smart learning, semua tentu harus selaras dengan ke-Indonesia-an kita,” tuturnya.

Jumlah penduduk yang tinggal di kawasan kota, kata Bambang, maksimal adalah 1,9 juta jiwa.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved