Berita Kaltim Terkini

Pengamat Kebijakan Ekonomi Kaltim Sebut Naiknya Harga Piket Pesawat Potensi Picu Inflasi

Pengamat Kebijakan Ekonomi Kaltim, Dr. Aji Sofyan Effendi menanggapi fenomena naiknya harga tiket maskapai penerbangan terkini.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Aris
HO
Pengamat Kebijakan Ekonomi Kaltim, Dr. Aji Sofyan Effendi menanggapi fenomena naiknya harga tiket maskapai penerbangan terkini dari Pulau Jawa ke Kaltim. (HO) 

"Tetapi contoh-contoh seperti pembatasan penerbangan dan pengurangan maskapai kan tidak terjadi sekarang. Ini akhirnya maskapai menjadi semena-mena menetapkan, memberi kesan seperti kartel," tegas Aji Sofyan.

"Penerbangan disini normal saja, intensitas juga tinggi, menurut saya (menduga) ini ada kartel (kelompok tertentu) di maskapai, mereka bersepakat menaikkan harga, dari pulau Jawa ke Kaltim, kita sebut operator ya. Nah operator ini sepakat menaikkan harga," bebernya.

Aji Sofyan mendesak, negara harus turun tangan, karena demokrasi penentuan harga tidak bisa ditentukan dari entitas perusahaan saja, yang menurutnya ini telah melanggar aturan.

Jika ada gugatan publik ke maskapai penerbangan melalui pengadilan, ini juga sangat memungkinkan. 

Karena ada kondisi yang merugikan masyarakat.

"Harus ada masyarakat yang clash action terhadap permasalahan ini, dan menjadi opsi. Melaporkan atas kesewenangan menaikkan tiket secara gila-gilaan seperti sekarang, menurut saya memang bisa dilakukan, karena merugikan publik," terangnya.

Aji Sofyan juga turut mengkritisi kondisi tidak sehat ini, terlebih kepada para pihak seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), termasuk Ombudsman yang perlu bersuara.

"Fenomenanya apakah ini hanya terjadi di Kaltim atau daerah lain. Kalau berbicara di Kaltim saja, tentu ini membuat masyarakat tidak nyaman. Pergi biaya murah, pulang biaya tinggi," ujarnya.

"KPPU harus bersuara, Ombudsman juga, mah mereka memanggil maskapai. Ada upnormal pricing kalau dalam ekonomi, harga tidak normal. Nah ini harus dicari penyebabnya, karena kondisi-kondisi terkini tidak memungkinkan kenaikan harga terjadi sebenarnya," imbuhnya.

Dampaknya juga bukan hanya ke pariwisata saja, tetapi persoalan biaya produksi barang dan jasa, dari dan ke Kaltim juga ikut terdampak jika meluas ke sisi ekonomi lainnya.

Sebagian besar barang, perusahaan di Samarinda dan Balikpapan juga tak hanya melalui kapal (transportasi laut) tetapi juga pesawat (transportasi udara).

Termasuk sektor usaha menengah, bahan-bahan dari Bandung dan Jakarta, mereka membeli row material, sampai kesini ratenya tinggi.

Bukan sekedar tiket orang saja, termasuk harga angkut barang yang dipesan (kargo), praktis juga mahal.

Hal ini mempengaruhi harga pokok produksi UMKM dan entitas besar, tentu akan terjadi inflasi karena menjual lagi ke masyarakat Kaltim dengan harga lebih tinggi.

"Kejadian ini bisa membahayakan harga barang di Kaltim, ini bukan soal harga tiket perorangan, bukan. Jauh lebih luas, menyangkut juga kargo, korelasinya ongkos kirim," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved