Ibadah Haji 2023

Berangkat Haji Setelah Tertipu Rp 115 Juta, Kisah Suhardi Calhaj Tertua Asal Tarakan

Kesabaran menunggu giliran melaksanakan ibadah haji di tanah suci merupakan sebuah ujian yang sungguh berat untuk dijalankan. Kesabaran berbuah hasil.

Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Suhardi Bin Safuddin, berusia 84 tahun, calon haji tertua yang berangkat dari Tarakan tahun ini didampingi Hj. Wahida, pemilik Travel Haji dan Umrah PT Wahida Tenrisau Indah. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Kesabaran menunggu giliran melaksanakan ibadah haji di tanah suci merupakan sebuah ujian yang sungguh berat untuk dijalankan. Kesabaran berbuah hasil.

Itulah yang dialami Suhardi calon haji tertua asal Tarakan.

Waktu tunggu yang lama ditambah pengalaman menjadi korban penipuan ratusan juta rupiah, tak menyurutkan semangatnya untuk terbang ke tanah suci.

Baca juga: Terungkap Sosok Haji Yusuf Alias Sultan Nganjuk Viral Parkir Pesawat di Depan Rumah, Ini Profesinya

Suhardi bin Safuddin, menjadi calon haji tertua yang berangkat haji dari Tarakan, Kalimantan Utara tahun ini.

Suhardi telah mengantre kurang lebih 11 tahun untuk pendaftaran haji reguler di Bandung dan mendapat mutasi lalu pindah ke Tarakan.

Suhardi berbagi kisah bagaimana sempat ditipu travel haji di Jakarta yang mengimingi ia berangkat haji plus dan habis ratusan juta namun tak kunjung diberangkatkan dan uang yang sudah disetorkan tidak dikembalikan oleh pelaku.

Kepada awak media, Suhardi menceritakan persiapannya mengikuti ibadah haji tahun ini.

Suhardi terus terang mengakui bahwa ia sudah pernah terdaftar pun sudah lupa dan tiba-tiba dapat kabar bahwa tahun ini sudah bisa berangkat ke Tanah Suci.

“Sebenarnya untuk haji ini, saya pun sudah lupa, saking lamanya itu mendaftar baru ada panggilan,” ujar pria yang memiliki tujuh orang anak ini.

Baca juga: Asringah bin Tahir, Jamaah Haji Tertua di Balikpapan Berusia 88 Tahun

Suhardi punya ayah asli warga Bandung sementara ibunya, asli Sulawesi. Dulunya, saat mendaftar haji plus ia pernah tertipu.

“Sudah bayar Rp 115 juta, tapi kok tidak berangkat-berangkat. Akhirnya ada anak saya dibawa umrah, kembali dari umrah, ketemulah anak saya dengan Ibu Hj Wahidah yang bantu uruskan kami dulu, mungkin sekitar tahun 2012, saya lupa sudah tahun berapa,” akunya.

Saat itu sudah ia lunaskan Rp 115 juta dan kopernya bahkan sudah disiapkan namun tidak jua kunjung berangkat. Uangnya pun tidak dikembalikan oleh pihak travel yang mengurus saat itu.

“Travel yang mengurus, haji plus. Travel dari Jakarta waktu itu. Jadi saya sudah ikhlaskan saja, biarkan Tuhan yang tahu,” lanjutnya.

Berbicara persiapan, ia memang sudah terbiasa bekerja keras. Ia tiap hari olahraga, jalan kaki berkeliling di Stadion Datu Adil.

Baca juga: BREAKING NEWS: Suasana Jamaah Haji Jelang Keberangkatan di Embarkasi Balikpapan

Saat di Bandung, ia bekerja mulai dari berjualan sayur, hampir semua pekerjaan sudah ia lakoni termasuk jadi buruh bangunan.

Ia mengakui cukup lama bekerja di Bandung, bekerja serabutan, jadi kuli bangunan, pekebun dan berjualan dan itu sebelum anak-anaknya berhasil alias masih kecil-kecil saat itu.

Untuk pendapatan disisihkan ia sudah lupa berapa. Yang jelas ia berniat berangkat haji sudah lama sekitar tahun 2000-an.

“Jadi bermacam-macam, setelah pindah ke Tarakan, saya ikut bertambak, setiap hari jalan,” akunya.

Secara tampilan fisik kasatmata, Suhardi Safudin bahkan belum terlihat sebagai lansia yang berusia 84 tahun. Ia mengakui kelahiran 1938 namun ia lupa tanggal dan bulan kelahirannya.

Ada rahasia khusus mengapa ia terlihat lebih muda dari usia yang ia jalani sekarang ini. Salah satunya merawat diri, melakukan olahraga, bergerak.

Baca juga: Cerita Keberangkatan Jamaah Haji Kaltim, Nasib Lansia Sampai Perjalanan Butuh 13 Jam

Ia kembali mengulas bagaimana ia kembali mengumpulkan pundi-pundinya untuk bisa berangkat haji.

Selain ia memiliki biaya sendiri, anak-anaknya yang sudah berhasil dalam pekerjaannya jugalah yang membantunya.

Tujuh anaknya, ada yang bekerja di pertambangan, ada yang menjadi polisi, dua orang lainnya mengurus tambak, satu puteri tinggal di Sulawesi.

Satu lagi tinggal di Malaysia dan satu puterinya saat ini tinggal bersama dan mengurus dirinya, yang berdomisili di belakang Telaga Keramat Tenis Indoor Kelurahan Kampung Enam bersebelahan di rumah adat.

“Alhamdulillah ada anak-anak juga semua yang bantu untuk dana awal itu. Kemudian saat daftar lagi, dibantu juga sama Hj Wahidah yang bantu keluarkan dana,” ujarnya.

Diakuinya memang untuk mengumpulkan dana haji saat itu berkeliling ke beberapa wilayah alias sempat berpindah tempat. Seperti pernah ke Pinrang, dan berakhir di Bandung.

Saat diwawancarai Tribunkaltara.com, Hj Wahida, pemilik travel PT Wahida Tenri Sau Indah, yang turut membantu dirinya mendaftarkan di Bandung saat itu dan pindah ke Tarakan tetap dengan jalur reguler ikut mendampingi Suhardi.

Baca juga: Lansia 100 Tahunpun Boleh Berangkat Haji, Kemenag Tarakan Sebut tak Ada Pembatasan Usia Tahun Ini


Dikatakan Hj. Wahida, pemilik travel PT Wahida Tenrisau Indah, saat itu ia memang sedang ada agenda untuk ke Bandung.

Dan tak sengaja bertemu dengan Suhardi Safudin. Ia ke Bandung dalam rangka ingin mengurus kegiatan umrah jemaah asal Bandung.

Saat itu Suhardi Safudin masih berdomisili di Bandung dan ada usaha saat itu.

“Jadi beliau minta tolong apakah bisa minta tolong untuk daftar haji reguler. Jadi saya bantu upayakan, bismillah saya coba daftarkan di 2016 waktu itu.

Ada sekeluarga 12 orang saat itu lewat Bandung, kan beliau tinggal di rumah keluarganya,” aku Hj. Wahida.

Setelah mendaftar di tahun 2016, ia tidak menyangka akhirnya ada panggilan tahun 2023 ini. Saat itu ia dihubungi Kemenag Bandung karena ia sempat kehilangan kontak dengan Suhardi.

Baca juga: Pertamina Pastikan Kebutuhan Avtur Terpenuhi pada Penerbangan Pertama Haji 2023 di Balikpapan


“Jadi telepon saya dicari di FB bahwa katanya jemaah ini pernah saya bantu lewat reguler.

Nah Alhamdulillah tahun ini bisa berangkat, dia ini tertua karena ada namanya lansia, sudah masuk dan setelah pelunasan di Bandung, saya bantu semua, saya berpikir karena anaknya juga ada di Tarakan, kami bantu uruskan mutasi,” terangnya.

Proses mutasi berjalan lancar dan semua dimudahkan, resmilah Suhardi berpindah domisili ke Tarakan dan mutasi dari Bandung.

“Beliau hanya diam, ikuti saya saja. Beliau warga Bandung karena kerja di Bandung. Dan sekarang resmi pindah ke Tarakan, mutasinya lewat KTP.

Anaknya di sini ada, dia kan pekerja, jadi terpisah tempat tinggal,” terangnya.

Memang saat awal bertemu di Bandung, ia bertemu dengan Suhardi dalam kondisi bersedih. Ternyata baru saja tertipu travel haji.

Baca juga: 20 Frekuensi Penerbangan Haji dari Balikpapan ke Arab Saudi


“Jadi waktu itu dia hanya punya Rp 25 juta, dan saya bantu lagi keluarkan dana untuk daftar. Saya daftarkan reguler Rp 25,5 juta waktu itu ada beberapa orang lainnya juga didaftarkan,” ujarnya.

Ia melanjutkan, pada dasarnya siap membantu walaupun haji reguler. Diarahkan ke Kemenag setempat jika menemukan ada yang ingin mendaftar.

“Tahun ini saya berangkatkan haji khusus 40 lebih yang menunggu tahun ini, haji plus awalnya daftar tunggu sekitar 7 tahun,” tukasnya. (Andi Pausiah)


Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Cerita Suhardi Calhaj Tertua Tarakan Akhirnya Berangkat Haji, Sempat Tertipu Ratusan Juta Rupiah, https://kaltara.tribunnews.com/2023/05/29/cerita-suhardi-cjh-tertua-tarakan-akhirnya-berangkat-haji-sempat-tertipu-ratusan-juta-rupiah?page=all.

Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved