Berita Kaltara Terkini
DBD Kembali Makan Korban, 2 Balita di Pulau Sebatik Nunukan Meninggal, Ini Penjelasan Dinkes Kaltara
Masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara) juga daerah lainnya segera mengantisipasi dan membasmi nyamuk di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Masyarakat Kalimantan Utara juga daerah lainnya segera mengantisipasi dan membasmi nyamuk di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Informasi terkini dari Kaltara, tepatnya di Sebatik Kabupaten Nunukan, penyakit demam berdarah dengue yang disebabkan oleh nyamu aedes aegypti telah menelan korban jiwa 2 balita.
Ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah hingga jajaran terbawah dan masyarakat untuk menjaga kebersihan demi mencegah berkembangbiaknya nyamuk mematikan itu.
Baca juga: Dua Warga Sebatik Meninggal Karena DBD, Dinkes Nunukan Minta Intensifkan Penyemprotan
Kepala Dinkes Kaltara Usman mengungkapkan, pihaknya baru saja menerima laporan, ada dua orang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue atau DBD di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
“Barusan telah saya konfirmasi bahwa terdapat dua orang meninggal dunia akibat DBD di Pulau Sebatik,” kata Usman di Tanjung Selor, Kamis (1/5/2023).
Ia membenarkan penyakit DBD tengah marak di Nunukan. Bahkan juga beberapa daerah di Kalimantan Utara. Kasus 2 orang yang meninggal dunia ini, ditemukan sepanjang Mei 2023.
Dinkes Kaltara, kata Usman, tengah melakukan penyelidikan epidemiologi terkait kasus DBD di Pulau Sebatik. Selain itu akan mengintensifkan penyemprotan atau fogging di titik-titik yang rawan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
Edukasi terhadap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, serta pola hidup bersih dan sehat juga akan digalakkan bersama Dinkes Nunukan, serta melibatkan aparat desa dan kecamatan.
Baca juga: Waspada DBD Meningkat di Kukar, Tiga Bulan Terakhir 147 Kasus
“DBD disebabkan oleh nyamuk, dengan kecenderungan gigitan pada pagi dan sore hari. Sedangkan malaria itu kecenderungan gigitan nyamuk terjadi pada malam hari,” kata Usman.
Ia mengatakan, Dinkes Kaltara masih berkoordinasi secara intensif dengan Dinkes Nunukan terkait perkembangan jumlah kasus dan pengambilan kebijakan serta penanganan wabah ke depan.
“Sejauh ini belum termasuk kejadian luar biasa (KLB) kita akan pelajari dari hasil penyelidikan epidemiologi nanti dan laporan berkala dari Nunukan, baik mingguan maupun bulanan,” kata Usman.
Sesuai laporan dari Dinkes P2KB (Pengendalian Penyakit dan Keluarga Berencana) Kabupaten Nunukan, disebutkan, sepanjang Mei 2023, tercatat ada 44 kasus DBD. Mereka dirawat di Puskesmas Sei Nyamuk, Puskesmas Sei Taiwan, dan Puskesmas Lapri.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes P2KB Nunukan, Sabaruddin mengatakan pasien yang terjangkit DBD umumnya anak-anak di bawah umur. Sedang korban yang meninggal dunia adalah usia bawah lima tahun atau balita.
“Masyarakat harus tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Apabila mengalami demam atau gejala DBD segera langsung memeriksakan diri di Puskesmas atau langsung ke Rumah Sakit Umum Daerah,” ujar dia. (Edy Nugroho)
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Dua Balita di Pulau Sebatik Nunukan Meninggal Akibat DBD, Warga Diimbau Jaga Kebersihan Lingkungan, https://kaltara.tribunnews.com/2023/06/01/dua-balita-di-pulau-sebatik-nunukan-meninggal-akibat-dbd-warga-diimbau-jaga-kebersihan-lingkungan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.