Berita Kukar Terkini

Waspada DBD Meningkat di Kukar, Tiga Bulan Terakhir 147 Kasus

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) meningkat selama tiga bulan terakhir.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
ILUSTRASI- Nyamuk yang menyebabkan kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) meningkat. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO) 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) meningkat selama tiga bulan terakhir. Naiknya kasus DBD dimulai sejak awal tahun 2023. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, bulan Januari ada 73 kasus, Februari 54 kasus dan Maret 20 kasus. 

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Supriyadi menyebut, kasus DBD sudah menjadi ritme tahunan yang terjadi di awal tahun. 

Kasus biasanya akan kembali mereda pada bulan Juni atau Agustus. 

Baca juga: Keruk 750 Metrik Ton Batu Bara di Lahan Tahura Samboja, Pemodal dan Penambang Dibekuk Polisi

“Kematian nol, semoga nol terus sampai akhir tahun. Biasa meredanya di akhir tahun, September ke atas,” ujar Supriyadi, Minggu (2/4/2023).

Mencegah penyebaran DBD, Dinkes Kukar tengah menjalankan Promosi Kesehatan (Promkes), yang dijalankan oleh Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas). 

Seperti cara pemberantasan sarang nyamuk dengan menerapkan 3M, yakni menguras, menutup penampungan air, mendaur ulang barang bekas. 

Selain itu, mengantisipasi adanya kematian seperti tahun lalu, Dinkes Kukar juga memberikan dukungan ke semua Puskesmas untuk melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT). 

Baca juga: Kasus DBD Tinggi, Dinkes Kutai Timur Imbau Masyarakat Terapkan 3M Plus

RDT ini adalah tes DBD, atau penunjang diagnosis dini DBD pendahuluan penyakit demam berdarah dengue. 

“Tahun kemarin lima kasus kematian. Nanti semua pasien yang terindikasi suspeksnya dilakukan tes, baru sampel dikirim ke lab,” jelas Supriyadi.

“Jadi begitu RDT positif, walaupun hasil lab negatif, tapi mereka harus ikuti tata laksana DBD biar tidak ada kejadian meninggal atau terlambat,” sambungnya.

Menurut Supriyadi, bila seluruh tata laksana tersebut dilakukan, maka bisa dipastikan hampir tidak ada kasus kematian. 

Untuk DBD, biasanya banyak terjadi karena cenderung ada banyak genangan air. Terlebih, cuaca hujan terbilang intens beberapa bulan terakhir. 

Diketahui, kasus DBD terbanyak saat ini berasal dari Kecamatan Tenggarong Seberang. Sebelumnya, Muara Badak juga menjadi penyumbang tingginya kasus DBD di Kukar. 

Baca juga: Sebagian Banjir di Kutim Berangsur Surut Kasus DBD Capai 68 Orang per Maret

“Di wilayah hulu justru tidak,“ tandasnya.

Berikut Pencegahan DBD di rumah dengan 3M:

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved