Berita Kaltara Terkini
Suku Nomaden Punan Batu di Bulungan Kaltara Sulit Dapatkan Ubi dan Lalihi, Mulai Makan Nasi
Hari mulai malam di tepian Sungai Sajau, pedalaman Kalimantan Utara, Ukop tampak sibuk menyiapkan kayu bakar untuk memasak beras pakai panci
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Mathias Masan Ola
Seringkali ubi kariting tumbuh di dekat bebatuan, sehingga semakin menyulitkan Suku Punan Batu untuk mencari.
"Kami sering mencarinya tapi tidak dapat, memang susah. Tidak semua ubi kariting ini bisa dimasak, kalau terlalu lembek tidak bisa dimasak, dan kalau memang tidak dapat ya diamlah bertahan tidak makan, tapi sekarang itu kalau tidak ada ubi ya ada nasi," kata Dewi.
Ubi kariting yang makin sulit ditemukan di hutan juga dirasakan oleh Bonon.
Kata dia, kondisi hutan hari ini tak lagi seperti dulu. Kini untuk mendapatkan ubi, dan hewan dari hutan atau ikan dari sungai maka diperlukan kerja keras yang lebih besar.
"Sekarang kami makan nasi, karena susah cari ubi, cari binatang juga sudah susah, cari ikan pun juga susah kita cari," kata Bonon.
Panci tempat memasak nasi Suku Punan Batu

Tak hanya ubi kariting yang susah dicari, alternatif makanan lainnya seperti keladi yakni Lalihi juga semakin sulit ditemukan.
Tagen mengungkapkan dirinya harus berjalan cukup jauh di hutan untuk menemukan Lalihi.
Sekalipun mendapatkan Lalihi jumlahnya tak terlalu banyak dan hanya bertahan untuk dikonsumsi dalam waktu satu hari saja.
"Kalau Lalihi ini saya dapat juga jauh dari sini, dan itu tidak banyak, ini paling sehari habis,” kata Tagen.
Perubahan asupan makanan suku pedalaman Kalimantan Utara ini juga diamini oleh pendamping Suku Punan Batu yang merupakan kerabat dari Kesultanan Bulungan yakni Datu Karim.
Datu Karim melanjutkan tradisi hubungan sosial dan ekonomi antara Kesultanan Bulungan dengan Suku Punan Batu.
Sehari-hari ia juga menyediakan kebutuhan sembako termasuk beras untuk Suku Punan Batu.
"Terkadang kalau saya seminggu tidak turun, mereka sudah gelisah, karena ubi susah dicari di hutan, jadi mereka butuh beras untuk bertahan," kata Datu Karim.
Lalihi yang telah dibakar dan siap dimakan. Lalihi menjadi makanan Suku Punan Batu disamping ubi kariting yang semakin sulit ditemukan di hutan pedalaman Kalimantan Utara. (TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi)
3 Kantor di Kaltara Digeledah, Bank Kaltimtara Hormati Proses Hukum, Tetap Jaga Kepercayaan Nasabah |
![]() |
---|
Tak Bisa Berenang, Terungkap Cara Rahmat Agar Tetap Terapung Selama 2 Hari 2 Malam di Tengah Lautan |
![]() |
---|
4 Fakta Kapal Pengangkut Sembako Terbalik di Perairan Sebatik, Nama Korban Selamat dan Masih Dicari |
![]() |
---|
4 Fakta Emas Palsu Rp1,2 Miliar di Pegadaian Nunukan Kaltara, Terungkap Setelah Nasabah Meninggal |
![]() |
---|
Daftar 5 Daerah di Kaltara Diusulkan Jadi DOB, Termasuk Tanjung Selor: Tunggu Syarat Administrasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.