Berita Samarinda Terkini
Walikota Andi Harun Setujui Metode Cut Slop untuk Penanganan Longsor di Samarinda Seberang
Walikota Samarinda Andi Harun setujui presentasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Samarinda terkait metode Cut Slop penanganan longsor
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Walikota Samarinda Andi Harun setujui presentasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Samarinda terkait metode Cut Slop penanganan longsor di Perumahan Keledang Mas, Samarinda Seberang beberapa waktu lalu.
Sebelum melakukan cut slop, Walikota Samarinda mengamanahi BPBD untuk mengkoordinasi hasil riset dengan pihak pengembang yang akan melakukan soil investigation.
"Itu rekomendasi sementara yang ditemukan, teknis dilakukan di lapangan, lalu setelah dipertemukan hasil riset ini dengan pihak pengembang, mereka meminta waktu juga akan melakukan soil investigation, gak apa-apa cuma kawasan ini adalah kawasan perumahan, sehingga harus bertanggungjawab terhadap keselamatan warga," tuturnya.
Baca juga: Satu Rumah Warga di Jalan Damai Samarinda Ambruk Diterjang Longsor, Ini Penyebabnya
Sejauh ini, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur merupakan pihak yang mengajukan rencana cut slop atau pemotongan bukit dari 45 derajat menjadi 14 derajat yang masuk dalam kategori landai.
"Rekomendasi dari UMKT adalah cut slop, atau pemotongan bukit hingga elevasinya 14 derajat dengan karegori landai, karena 0-15 derajat landai, 15-25 derajat curam," sebutnya.
Andi Harun mengungkap kembali hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, bahwa terdapat 19 rumah yang terdampak longsor.
"Dari hasil penelitian yang dilakukan tim UMKT bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah ada sekitar sembilan belas rumah terdampak dan jumlah luasan yang terdampak dari hasil penelitian geologi," jelasnya saat diwawancarai pada Jumat (9/6/23) di Karang Mumus, Balaikota Samarinda.
Sekitar satu hektare tanah yang terdiri atas wilayah pemukiman dan perbukitan di Samarinda Seberang yang berpotensi mengalami longsor.
Baca juga: Pemkot Akan Relokasi Warga Terdampak Tanah Longsor di Samarinda Seberang
"Sementara ini kurang lebih satu hektare yang terdampak, dalam artian berpotensi untuk mengalami longsor, sementara itu, ada beberapa perumahan di sekitar wilayah itu juga, dari satu hektare sebagian di wilayah bukit, sebagian di wilayah permukiman," bebernya.
Kemerengan perbukitan kini telah mencapai 70 persen atau setara dengan 45 derajat, yang berarti sangat curam.
"Jadi pengukuran kemiringan itu sudah sampai 70 persen, dimana 70 persen itu berarti kemiringannya kecuramannya di atas empat puluh lima, masuk kategori sangat curam," tuturnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.