Kisah Inspiratif Siti Faisah Berangkat Umroh dari Jualan Sosis dan Es Doger

"Namanya juga usaha", frasa tersebut akrab dalam sehari hari saat seorang berusaha mencapai cita cita

TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP
NASABAH INSPIRATIF - Pedagang Es Tape Doger, Siti Faisah bersama suaminya Jamaluddin berbincang bersama Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Kalimantan Timur Andi Agustiawan di rumahnya, Kamis (15/6). Siti Faisah dinobatkan nasabah inspiratif hingga berhasil umroh ke tanah suci. TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - "Namanya juga usaha", frasa tersebut akrab dalam sehari hari saat seorang berusaha mencapai cita cita, maupun perjuangan membangun usaha demi mencukupi kehidupan sehari hari.
Seorang ibu Siti Faisah bersama suaminya menjalankan usaha sosis dan pentol bakso sejak 2016. Tak hanya itu saja, usaha yang dimiliki Siti Faisah pun berkembang. Dia kemudian jual es doger dengan komposisi tape dengan rasa yang khas.

Geliat usaha Siti Faisah terungkap saat kunjungan nasabah inspiratif digagas rombongan BTPN Syariah di Jalan Perum Borneo SKM, Blok F Timur, Kelurahan Mugirejo, Samarinda, Kamis (16/6).

Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin didampingi Kepala Pembiayaan Kalimantan Timur Andi Agustiawan, Humas BTPN Syariah, Nurul Aini Masyitha dan rombongan salut pada kiprah bisnis Siti Faisah.

"Ibu Siti nasabah inspiratif. Sukses yag diraih ibu siti dampak usaha cukup meningkat. Peningkatan plafon perbankan cukup signifikan. Beliau Nasabah Inspiratif tertinggi kami layani.Nasabah dari bawah permodalan BTPN Syariah yang modal tak besar lalu menggunakan BTPN Syariah hingga bisa menginspirasi dan

Ainul Yaqin menilai nasabah inspiratif jadi pemicu BTPN Syariah mewujudkan masyarakat tumbuh lebih berarti jadi masyarakat inklusi indonesia.
"Ibu Siti tetap menunjukkan prestasi sesuai dengan kriteria BTPN Syariah. Ketua sentra SKM 01 ibu Siti, sudah pernah dapat reward umroh bersama BTPN Syariah. Kita gunakan kartu mimpi dan ambil 3 gambar yang ingin dimunculkan.
Secara nasional ada foto ibu dengan anak pakai baju toga. Gambar kedua ada usaha dengan toko besar. Gambar ketiga ada gambar tanah suci di Mekkah. Semua kartu didapat ditangan dengan harapan semoga suatu saat terwujud menjelma ketika join pertamakali BTPN Syariah," lanjutnya.

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Kalimantan Timur Andi Agustiawan menuturkan ibu Siti Faisah mengajukan modal Rp4 juta. setelah itu naik 3 kali lipat hingga Rp50 juta.
"Kita saat bertugas seperti keluarga sendiri interaksi erat lebih dapat chemistry.
Perjuangan dari jualan sosis sampai sekarang tak mudah. Sentra Berani usaha BDKS .

Sementara itu, Siti Faisah mengisahkan perjuangannya membantu menghidupi keluarga bersama suaminya Jamal.
"Saya kelahiran 1985, memiliki 3 anak. Saya pertama ketemu BTPN Syariah kondisi perumahan Borneo SKM Kelurahan Mugirejo Samarinda sudah ada jalannya tahu tahu adanya penawaran pinjaman. Kan pinjaman semua harus ada jaminan dan disitulah tak ada jaminan ternyata dan saya awalnya bawa 10 orang. Waktu berjalan, saya rangkul hingga saat ini orangnya jujur atau tidak saat mengajak masuk sentra," ujarnya.

Dirinya mengaku jualan sosis pakai meja di depan rumah. Kemudian dia meminjam uang ke BTPN Syariah sebesar Rp4 juta.
"Setelah itu ada teman butuh usaha dan modal kita ajak juga kita kasih pelatihan. Dulu seminggu ada pelatihan cara menabung cara mengelola uang. Pakai kartu merah amplop merah untuk cicilan jangan sekali jali diambil.
Syukurnya semua disiplin, saya dilayani petugas membantu semua jika kami memerlukan apa saja direspon. Mungkin Allah menunjukkan saya ke langkah ini supaya lebih baik dalam menjalankan usaha," tuturnya.

Siti Faisah ingat betul Covid-19 mendera membuat dirinya tetap tak pernah lepas dari berdoa dan berusaha.
"Saat Covid-19 tak ada kendala tak ada yang nunggak bayar pinjaman dan nilainya sama. Kalau di bank lain kan dikasih keringanan nilai cicilan ada yang dikurangi ditinjau ulang lagi skema kreditnya.
Saya ingat saat pembekalan menyimpan uang di amplop merah, hijau,kuning,merah oranye,untuk kelola keuangan. Ada pos uang diamplop yang tak boleh diambil dan itu termasuk yang untik membayar cicilan.
Anggota di sentra kami ada jualan besi tua, jualan baju, jualan amplang, sekarang anggotanya 8 kalau yang tak disiplin dieliminasi. Mencari anggota susah atau gampangnya melalui upaya maka kita yakinkan," jelasnya.

Yang paling Siti Faisah ingat berkaitan dengan angsurannya. Dalam 2 minggu harus ada setoran.
"Kalau telat atau nunggak ke depan saat kita pinjam lagi penambahan pembiayaan bisa sulit lagi. Tapi syukur
Alhamdulilah BTPN Syariah membantu," tuturnya.

Siti Faisah juga bersyukur bisa mengunjungi tanah suci. Ini tak lepas dari usaha yang dijalankan hampi delapan tahun ini
"Saya umroh Februari 2023 sesuai dari pihak yang memberangkatkan umroh, BTPN Syariah. Saya selalu berdoa semoga dapat juga umroh didatangi petugas dari BTPN Syariah," kata Siti.

Begitu dibuka pengumuman peserta umroh dari sepucuk surat didalam amplop. Tenryata Siti bisa berangkat umroh. "Saya sempat terlintas dipikiran seandainya berangkat ke tanag suci siap berdoa di Mekkah semoga sukses. Bisa sampai ke tanah suci apalagi dengan biaya diluar dari saya itu luar biasa. Saat di Jakarta saya pelatihan nasabah dan bergumam tahu tahu ternyata benar dapat umroh. Hingga kini saya tak kuat menahan air mata jika ingat umroh. Inti dan kuncinya lancar bayar pinjaman kita harus motifasi terus melakukannya," sebutnya. (nev)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved