Idul Adha 2023
24 Puisi Idul Adha 2023 Singkat 3 Bait, Ada Puisi Tentang Qurban yang Menyentuh Hati
Berikut ini puisi Idul Adha 2023 singkat, penuh doa, dan menyentuh hati. Pilih salah satu puisi tentang qurban singkat.
Penulis: Amilia Lusintha | Editor: Amilia Lusintha
Hari esok kan menjadi kemenangan bagi kita semua,
Selamat hari raya Idul Adha
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Puisi 9
Seiring gema takbir dikumandangkan
Semoga keikhlasan selalu mengiringi langkah sampai pada tujuan
Selamat Hari Raya Idul Adha
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Puisi 10
Belajar dari kisah Ismail yang rela disembelih
Dan Ibrahim yang ikhlas menyembelih
Atas nama Allah, tiada cinta yang lebih besar dibandingkan cinta kepadaNya
Selamat Hari Raya Idul Adha 2023
Puisi 11
Allah telah menetapkan rizki setiap umat dengan sangat teliti
Bersihkan harta dengan berbagi pada sesama
Jadikan moment Idul Adha sebagai langkah awal
Untuk menjadi insan yang semakin baik akhlaknya
Selamat Idul Adha 2023
Puisi 12
Tidak ada yang lebih penting dari sekedar rasa syukur
Tidak ada yang lebih indah dari sekedar kata takbir yang menggema di seluruh rumah Allah SWT
Semoga dengan datangnya Idul Adha semakin mempererat rasa persaudaraan
Rasa kemanusiaan terutama kepedulian kepada sesama
Selamat Hari Qurban bagi seluruh umat muslim di dunia.
Puisi 13
Jama’ah haji berbondong
Relakan uang yang tidak bohong hari raya tanpa keluarga
Bermain panasnya matahari
Orang punya berkurban
Beli hewan untuk tetangga
Apakah ia merasa rugi?
Tak apa rasa rugi
Kaum tak mampu nan punya
Kini terbumbui mulutnya
Tak hanya lubang hidungnya
Tak hanya sinar matanya
Walau banyak pula saling berhimpitan
Demi sekantung makanan
Melukiskan gemuruh perut
Yang setiap hari bernyanyi
Puisi 14
Tak perlu menunggu kaya, namun selagi engkau mampu
Bukan untuk mengharap pujian sesama manusia
Namun lebih dari itu adalah mengharap ridho Allah SWT
Selamat Hari Raya Idul Adha 2023
Puisi 15
Berbagi itu diwujudkan dengan memberi
Memberi adalah menanam untuk kemudian dituai
Dengan semangat berqurban di hari kemenangan ini.
Mari kita tingkatkan iman dan taqwa pada Allah swt
Puisi 16
Laksana tumpukan pasir di pinggir pantai. Ternyata dosa-dosaku bisa jadi lebih dari itu. Padahal belum genap caturwulan.
Ketika takbir berkumandang, aku malu kepada rembulan. Cahaya redup yang menerangi malam membuatku ingat akan banyaknya kesalahan.
Kepada diriku sendiri, kepadamu, kepada mereka semua.
Aku sering kali lupa kepada langit hingga selalu berbahagia membasuh keringat di atas tanah.
Ya Allah, aku sedih. Lantunan tahmid dan tasbih menggetarkan imanku. Aku banyak salah. Kembali hina.
Di hari yang begitu indah ini, maafkan aku setulus hati. Bukan hanya untuk hari ini tapi juga kemudian.
Puisi 17
Dalam takkbir idul adha
Ku selip kan doa dalam zikir
Betapa indah dalam ridha Nya
Dari mula sampai ke akhir
Ber qurban dengan jiwa dan raga
Bersenda dengan yatim dan fakir
Cinta dunia sekedar saja
Jangan tergoda pangkat dan karir
Tempat kita tak akan lama
Kita umpama sorang musafir
Kapan kah kita lepas dahaga
Dalam sahara lautan pasir
Sebelum ajal datang menyapa
Mari sejenak kita berpikir
Kemana arah yang kita bawa
Menyesal kah, pernah ter lahir?
Puisi 18
Ketulusan hati seringkali terlukai dengan ego yang tinggi
Dan keikhlasan penghambaan seringkali tergerus dengan keangkuhan
Mohon maaf lahir dan batin
Selamat Hari Raya Idul Adha 2023
Puisi 19
dua kali kita telah kehilangan Idul Adha
setahun ini tak bisa apa-apa
protokol semesta kembali bicara
: tapi kau bisa meraih cahaya
di mana saja
kaujumpai hari suci dengan raga sunyi
jiwaku penuh hasrat, katamu
hatiku sarat taklimat, kau bilang
dan mesti kita menyalakan ghirrah
menjadi benderang di langit rasa
bukankah takbir tak terdegradasi
oleh ruang dan waktu
ia tetap syahdu
merambati jiwa-jiwa ikhlas
menebar di udara tawakal
menyusup nadi dengan bahasa syukur
kaudengar itu bukan, dan pasti sukmamu menggeletar
: Allahu akbar walillahil-hamdu
larutlah ke dalamnya
semayamkan ke dalam rasa
menitilah di jalan cahaya
pasti kau menjumpainya.
Puisi 20
suksmaku serasa hadir di pelataran Kakbah
dalam longgar putaran tawaf
doa berembus sempurna
pada dua musim senyap menyapa
labbaika allahumma labbaik
labbaika laa syarika laka labbaik
innal hamda wanni’mata laka wal-mulk
laa syarika laka
kurenungi Ibrahim
di bayangan terang Baitullah
kuminta kapak tauhid
untuk membongkar angkara
menebang Namrud
dan sikap-sikap yang memberhala
di pelataran sejuk Zamzam
kukenang Ismail
kuserap makna pisau kurban
untuk menyembelih kezaliman
menyucikan langit keruh fitnah
menyimpuhlah pasrah di Arafah
tafakur total di Muzdalifah
membenam dalam syahdu Mina
lemparlah kerikil jumrah
dalam spirit mengusir corona
: bismika Allahu akbar
dalam protokol sunyi
kita takzim di putaran zikir
dari balik murung masker
kuseru taubat sejadi-jadinya
kutabur maslahat sebisa-bisanya.
Puisi 21
Kala Zulhijjah, para insan berbondong-bondong menjejak tanah suci
Menuju baitullah nan mulia
Menjalankan rukun nan lima bagi yang mampu
Demi memupus dosa
Kala Idul Adha, gemaan takbir kian mengangkasa seantero mayangda
Sajadah terbentang di rumah Allah nan mulia
Para insan menghambakandiri memohon ampunan-Nya
Kurban disembelih demi meningkatkan ketaqwaan kepada-Nya
Marilah kawan di hari nan mulia ini
Kita saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Adha
Mohon maaf lahir dan batin
Puisi 22
Deru bergema takbir berkumandang
Ku pasrahkan langkah barokah kepada mu ya robbku
Tuk kembali memperingati hari yang mulia
Hari yang bersaksi tentang ibrahim dan putranya
Yaa Robbku
Terlalu banyak dosaku
Terlalu banyak ku melanggar tuntunanmu
Terlalu banyak ku melukai hatimu
Tetapi hanya cinta dan kasih sayang mu lah yang engkau balas terhadapku
Beragam upaya dan usaha selalu ku tunaikan
Takbir dan istighfar kupanjatkan tuk lengkapi khilafku
Tuk mencapai Ridho dan cintamu semata
Bagaikan lembu yang menunggu ajalnya bertamu
Kupasrahkan seluruh jiwa ragaku kepadamu
Puisi 23
Idul Adha mengingatkan arti pengorbanan
Ketulusan seorang insan
Kepada kekasih-Nya
Yang menciptakan alam fana
Rela mengorbankan harta dan nyawa
Termasuk buah hati
Demi kekasih-Nya
Apapun dilakukan
Seorang anak patuh pada orang tua
Demi memenuhi panggilan junjungannya
Keluarga yang senantiasa selalu bertakwa
Akhirnya pertolongan datang dari-Nya
Puisi 24
Seorang bayi lemah pasi
Dalam peluk ibu dan kering asi
Harus bertahan di lautan gurun
Tiada oasis tanpa hujan turun
Siti Hajar bertajuk cemas
Mengemas tangis berupaya daya
Berlari dari bukit Shafa ke Marwah
Tergesa lemas, Ismail melemah
Jarak keringat dan darah bukan batasan
Pengorbanan ibu ketaatan hati
Suara cinta terbalas: Mahasuci
Memancar air di bawah kaki Ismail nan kehausan
Lambang usaha terbayar doa
Ketika air zam-zam tiada habis semakin menelaga
Berkah taat dalam damai rumah-Nya
Baitullah yang dibangun atas cinta
Kenanglah kita dicipta muasal cinta
Layakkan pula budi pada ayah bunda
Setiap waktu pengorbanannya tak terbilang harga
Demikian contoh puisi Idul Adha 3 bait atau puisi tentang qurban singkat. Semoga bermanfaat! (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.