Berita Nasional Terkini
Fakta Baru Sindikat Penjualan Organ Tubuh Manusia di Bekasi, Warga Kagum Penghuni Rumah Suka Masak
Sejumlah fakta baru soal terbongkarnya sindikat penjualan organ tubuh manusia di Bekasi terungkap, keseharian penghuni rumah buat warga kagum
TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah fakta baru soal terbongkarnya sindikat penjualan organ tubuh manusia di Bekasi terungkap, salah satunya tentang keseharian para penghuni kontrakan yang diduga jadi 'Markas".
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menegaskan, kasus penjualan organ tubuh yang dilakukan sekelompok orang dari sebuah kontrakan di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sebentar lagi menemui titik terang.
Polda Metro masih terus menyelidiki kasus ini untuk mengusutnya secara tuntas.
"Sebentar lagi akan tuntas (kasus perdagangan organ tubuh bekasi)," ujar Karyoto saat dikonfirmasi, Jumat (23/6/2023).
Baca juga: Curhat Pilu Marshanda Idap Penyakit Tumor, Inflamasi Kronis, hingga Fungsi Hati dan Ginjal Menurun
Diketahui, penjualan organ tubuh ini melibatkan jaringan internasional.
Maka dari itu, pihak kepolisian masih terus mengembangkan kasus tersebut untuk mengungkap semua pihak yang terlibat.
"Sedang dikembangkan dulu, tunggu Ditreskrimum," tambah dia.
Pada Senin (19/6/2023) dini hari, polisi menggerebek rumah kontrakan di perumahan Villa Mutiara Gading, Setia Asih, Tarumajaya, Bekasi Regency, Bekasi, Jawa Barat.
Rumah kontrakan itu digrebek lantaran diduga jadi markas penampungan penjualan ginjal berskala internasional.
Belakangan diketahui bahwa terdapat enam orang pria yang menghuni rumah kontrakan tersebut.
Mereka pun kerap berinteraksi dengan warga sekitar secara normal.
Menurut salah satu warga berinisial T (49) sekaligus pemilik warung yang menjual sayur-mayur dekat rumah tersebut, para penghuni rumah kontrakan dikenal sebagai sosok yang ramah dan sopan.
T mengatakan, sebelum bulan puasa, setiap hari penghuni kontrakan selalu berbelanja di warungnya.
"Mereka (datangnya) beramai-ramai buat belanja sayur. Cowok-cowok. Waktu sebelum bulan puasa mah sering (belanja). Setelah Lebaran sudah jarang, " kata T saat ditemui Kompas.com di warungnya, Rabu (20/6/2023).
Bahkan, warga lain yang sering bertemu dengan para penghuni kontrakan ini di warung sayur, mengaku kagum lantaran para penghuni kontrakan sering berbelanja sayur dan masak.
"Bahkan, saya mikir, anak saya kan mau ngekos, 'wah harus belajar masak nih sama mereka'," ujar warga lain yang tak mau disebut namanya.
Sindikat Penjual Ginjal Mengaku Punya Bos
Akmal, salah satu penyewa kontrakan yang diduga markas sindikat penjual ginjal internasional di Bekasi, Jawa Barat, sempat menyebut "bos" kepada seseorang yang bernama Septian Taher.
Pemilik kontrakan, Sudirman (47), menjelaskan bahwa Septian Taher adalah orang pertama yang menyewa kontrakan tersebut, sekaligus yang bertanggung jawab membayar sewa setiap bulan.
Baca juga: 8 Efek Buruk Bagi Kesehatan jika Anda Terlalu Sering Minum Soda, Menimbulkan Gangguan pada Ginjal
Sedangkan sebutan "bos" keluar dari mulut Akmal ketika keran air di kontrakan tersebut bermasalah pada April lalu.
Masalah itu pun berimbaas pada tagihan air yang membengkak karena tidak kunjung dibayar Akmal dan kawan-kawan.
"Timbul lah tagihan membengkak. Istri saya marah ke mereka. Dijanjikan tanggal sekian akan dibayar, tapi enggak kunjung dibayar tagihannya," kata Sudirman saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Rabu (21/6/2023).
Karena mendapat desakan dari istri Sudirman, akhirnya Akmal menyebut masalah ini akan diselesaikan oleh bos mereka.
"Akhirnya keluar ucapan 'bos' ini setelah berminggu-minggu saya kasih waktu (membayar tagihan)," ungkapnya.
Setelah itu, Sudirman mengaku mendapat telepon dari Septian Taher yang mengaku akan bertanggung jawab membayar tagihan air tersebut.
"Ditelepon lah saya sama Septian, bahwa dia bertanggung jawab. Baru kita tahu Septian itu bosnya," kata Sudirman.
Pembayaran tagihan air yang membengkak ini hendak diselesaikan Septian dengan sara mencicil.
Namun, Septian sempat marah karena mendapat desakan dari pemilik rumah agar segera melunasi tunggakan tersebut.
"Dia bilang, ‘Ibu pikir cari duit gampang’. Ya saya baca saja (isi pesan WhatsApp), enggak saya komen, ya sudahlah," tutur Murniati istri Sudirman, dalam kesempatan yang sama.
Begitu tunggakan selesai dibayar, Septian kembali mengirim pesan melalui WhatsApp kepada Murniati.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Batu Ginjal Lengkap dengan 8 Cara Mudah untuk Membersihkan Ginjal Anda
"(Katanya) Sudah selesai ya bu (pembayarannya). Ibu pastikan air PAM itu gak ada tunggakan lagi," tandas Murniati.
Selalu ramai
Tukang antar air galon di perumahan tersebut, Khaerudin (31), mengaku sempat masuk ke rumah kontrakan itu dan merasakan sebuah keanehan di sana.
Menurut Khaerudin, rumah kontrakan tersebut dihuni oleh banyak orang.
Ketika ditanya soal kesibukan mereka, para penghuni tidak pernah mau bercerita secara rinci.
Hanya saja, salah satu dari penghuni di rumah itu pernah berkata bahwa dia hendak ke Malaysia untuk bekerja.
"Sempat ngobrol juga, saya tanya, mereka jawab ya mau ke Malaysia kerja proyek bangunan," kata Khaerudin saat ditemui Kompas.com di TKP, Rabu (21/6/2023).
Dia menambahkan, beberapa waktu lalu ada sejumlah orang yang berangkat dari sana menggunakan dua mobil.
“Belum sebulan, ada dua mobil mereka berangkat, katanya ke Malaysia," tutur Khaerudin.
Walau yang berangkat cukup banyak, tetapi jumlah penghuni kontrakan pun tidak begitu berkurang.
Menurut pengamatan Khaerudin, setiap kali dia mengantar galon ke kontrakan itu, selalu ada penghuni baru.
Dilimpahkan ke Polda
Dihubungi terpisah, Kapolres Metro Bekasi Kombes Twedi Aditya Bennyahdi enggan menjelaskan secara detail mengenai kasus tersebut.
Twedi hanya mengatakan, kasus dugaan penjualan organ ginjal manusia itu telah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.
"Kami sudah limpahkan di Krimum (Kriminal Umum) semua, yang punya hak kan Polda. Silakan dikonfirmasi ke sana," kata Twedi.
Berdasarkan pantauan di lokasi pada Rabu (21/6/2023), kontrakan berwarna krem itu tampak berantakan dari luar.
Sampah plastik, tikar karet, asbak berikut puntung rokok, galon air mineral, piring plastik, gelas, serta dua sendok makan berserakan di teras rumah.
Empat pasang sandal dan dua pasang sepatu juga terlihat berserakan di teras.
Beberapa helai pakaian, yakni tiga kaus dan celana pendek, serta dua handuk merah masih tergantung di jemuran.
Tak ada garis polisi yang membentang di lokasi. Warga sekitar pun beraktivitas seperti biasa.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20230623_TKP-Penjualan-Organ-Tubuh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.