Berita Internasional Terkini

Apa Itu Wagner Group? Inilah Profil dan Rekam Jejak Tentara Bayaran yang Serang Balik Rusia

Inilah profil dan rekam jejak Wagner Group, kelompok pasukan tentara bayaran yang dipimpin Yevgeny Prigozhin dan kini serang balik Rusia.

Editor: Diah Anggraeni
Kompas.com/BBC Indonesia
Inilah profil dan rekam jejak Wagner Group, kelompok pasukan tentara bayaran yang dipimpin Yevgeny Prigozhin yang kini serang balik Rusia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Apa itu Wagner Group? Inilah profil dan rekam jejak kelompok pasukan tentara bayaran yang serang balik Rusia.

Nama Wagner Group belakangan menjadi topik perbincangan hangat di media sosial Twitter.

Wagner Group menyita perhatian masyarakat dunia karena membelot dari Rusia.

Diketahui, Wagner Group menyerang Rusia, padahala sebelumnya ikut membantu menyerang pasukan Ukraina.

Tujuan dari pemberontakan Wagner Group atau Grup Wagner ini adalah menggulingkan Menteri Pertahanan Rusia.

Lantas, apa itu Wagner Group?

Baca juga: Batalkan Kudeta Rusia, Bos Wagner Group Tarik Pasukan dan Pindahkan ke Belarusia

Untuk diketahui, Wagner Group adalah organisasi paramiliter dari perusahaan swasta yang beroperasi di Rusia.

Bisa dikatakan, Wagner Group adalah sebuah kelompok pasukan tentara bayaran di Rusia.

Pasukan Wagner Group ini terkenal dengan aksinya yang brutal dan kejam.

Nama Wagner sendiri diambil dari nama panggilan komandan pertamanya, Dmitry Utkin.

Dmitry Utkin sendiri merupakan seorang pensiunan letnan kolonel pasukan khusus Rusia.

Dikutip dari kompas.com, Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin mengaku, pasukannya telah menembak jatuh helikopter militer Rusia.

"Sebuah helikopter baru saja menembaki sebuah barisan sipil. Helikopter tersebut telah ditembak jatuh oleh unit-unit PMC Wagner," ujarnya dalam sebuah pesan audio.

Namun, Prigozhin tidak merinci lebih lanjut terkait klaim serangan tersebut.

Baca juga: Terjawab Siapa Wagner Group Sebenarnya, Profil Tentara Bayaran yang Kini Berbalik Serang Rusia

Dilansir dari Live Mint, Wagner Group pertama kali diidentifikasi pada 2014 saat mendukung pasukan separatis pro Rusia di Ukraina timur.

Kala itu, organisasi ini disebut sebagai kelompok rahasia yang sebagian besar beroperasi di Afrika dan Timur Tengah.

Menurut BBC, kelompok ini diperkirakan memiliki sekitar 5.000 pejuang dari resimen elit dan pasukan khusus Rusia.

Sejak itu, Wagner kian berkembang.

Bahkan, pada Januari 2023, Kementerian Pertahanan Inggris menginformasikan bahwa Grup Wagner memiliki 50.000 pejuang di Ukraina.

Organisasi ini disebut memulai rekrutmen besar-besaran pada 2022, lantaran Rusia kesulitan menemukan orang untuk tentara reguler.

Meski tentara bayaran ilegal di Rusia, Grup Wagner telah terdaftar sebagai perusahaan pada 2022 dan memiliki markas baru di St Petersburg.

Di sisi lain, investigasi BBC terhadap Wagner Group mengungkap dugaan keterlibatan seorang mantan perwira militer Rusia, Dmitri Utkin.

Dia dianggap sebagai komandan lapangan pertama Wagner dan sosok yang menamai grup dengan nama panggilannya sendiri.

Dmitri Utkin tercatat merupakan seorang veteran perang Chechnya, mantan perwira pasukan khusus dan Letnan Kolonel GRU, badan intelijen militer Rusia.

Kini, Wagner dikepalai oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha kaya yang dijuluki "koki Putin" lantaran menyediakan katering untuk Kremlin.

Sebagai kelompok tentara bayaran, Wagner umumnya merekrut veteran tentara yang membutuhkan uang untuk membayar utang.

Biasanya, mereka datang dari daerah perdesaan yang kerap dianggap hanya mampu menghasilkan uang sedikit.

Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin.
Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin. (Kompas.com/AP Photo)

Baca juga: 20 Ribu Nyawa Pasukan Wagner Dikorbankan Demi Bantu Rusia Rebut Bakhmut dari Ukraina

Jejak Wagner Group di Dunia Militer

Pada pertengahan Januari, di Karelia, Yevgeny Prigozhin mengucapkan selamat tinggal kepada sekelompok mantan narapidana yang telah melalui pertempuran di Ukraina dan kembali ke Rusia.

Dikutip dari Kompas.com, Grup Wagner beberapa kali membantu tentara reguler untuk dalam bertempur.

Misalnya, pada 2015, Wagner mulai beroperasi di Suriah, bertempur bersama pasukan pro-pemerintah dan turut menjaga ladang minyak.

Kelompok tersebut juga aktif di Libya sejak 2016 dengan memberikan dukungan untuk pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar.

Diperkirakan, hingga 1.000 tentara bayaran Wagner telah andil bagian dalam kemajuan Haftar pada pemerintahan resmi di Tripoli pada 2019.

Pada 2017, Wagner Group diundang ke Republik Afrika Tengah untuk menjaga tambang berlian.

Mereka juga dilaporkan bekerja di Sudan, menjaga tambang emas. Hingga pada 2020, Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Wagner "bertindak sebagai kedok" di negara-negara itu.

Tujuannya, untuk "kemajuan" perusahaan pertambangan milik Prighozin, seperti M Invest dan Lobaye Invest.

Perusahaan-perusahaan itu pun dijatuhi sanksi oleh AS. Wagner Group turut diundang oleh pemerintah Mali di Afrika Barat untuk melindungi dari serangan kelompok-kelompok militan Islam.

Kedatangannya pada 2021 itu pun memengaruhi keputusan Perancis untuk menarik pasukan keluar dari sana.

Kejahatan yang Dilakukan Wagner

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pemerintah Perancis menuduh tentara bayaran Wagner melakukan pemerkosaan dan perampokan terhadap warga sipil di Republik Afrika Tengah.

Atas tuduhan tersebut, Uni Eropa pun telah menjatuhkan sanksi kepada Grup Wagner.

Sementara itu, pada 2020, militer AS menuduh tentara bayaran Wagner menanam ranjau darat dan alat peledak rakitan lain di ibu kota Libya, Tripoli, dan sekitarnya.

"Penggunaan ranjau darat dan perangkap lainnya oleh Wagner Group mengorbankan warga sipil yang tidak bersalah," kata direktur intelijen di Komando Afrika Angkatan Darat AS, Laksamana Muda Heidi Berg.

Baca juga: Rusia Gagal Kuasai Bakhmut, Ukraina Terus Maju dan Grup Wagner Mulai Tak Kompak

Serangan Balik Wagner kepada Rusia

Masih dari BBC, beberapa bulan terakhir Prigozhin telah berulang kali menuduh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu dan Kepala Tentara di Ukraina, Valery Gerasimov.

Menurut Prigozhin, kedua sosok tersebut tidak kompeten dan sengaja mengurangi pasokan unit Wagner yang bertempur di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia pun kini mengatakan bahwa "formasi sukarelawan" di Ukraina harus menandatangani kontrak dengannya pada akhir Juni ini.

Meski Grup Wagner tidak disebutkan dalam pengumuman, tetapi langkah tersebut dipandang sebagai upaya pemerintah untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas kelompok ini.

Prigozhin juga mengeluarkan pernyataan marah yang menyatakan bahwa pasukannya akan memboikot kontrak bersama Rusia.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil dan Rekam Jejak Wagner Group, Tentara Bayaran yang Berbalik Serang Rusia".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved