IKN Nusantara

Contoh Mandor China di Proyek Kereta Cepat, Luhut Mantap Pakai TKA di IKN Nusantara

Contoh mandor China di proyek kereta cepat, Luhut Binsar Pandjaitan mantap pakai TKA di IKN Nusantara

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal kritik terkait penggunaan pengawas alias mandor asing di proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

Dilansir dari Kompas.com, menurut Luhut, para pengkritik seharusnya bisa melihat dari sisi manfaat penggunaan Tenaga Kerja Asing atau TKA.

Di mana banyak dari para pekerja WNA bisa bekerja lebih cepat dan gesit.

Ia mencontohkan, para pekerja dan mandor dari China di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KJCB) mampu bekerja dengan sangat cepat dan efisien.

"Kita kan orang tidak lihat nyatanya seperti apa.

Kemarin di Stasiun Padalarang, dan kalau mereka enggak kerja juga tidak selesai.

Karena itu diakuin juga oleh kita, dan karena mereka (WNA) kerja jauh lebih cepat," kata Luhut, Jumat (23/6/2023).

Dengan kualitas pekerja dan mandor asing, lanjut dia, justru bisa menjadi pelecut sekaligus contoh bagi pekerja lokal untuk belajar dari mereka.

"Kita harus belajar juga. Jadi jangan ribut yang enggak jelas-jelas," tegas Luhut.

Baca juga: 3 Pendekatan Memberantas Korupsi, KPK Kawal Otorita IKN Nusantara

Baca juga: Kronologi Pencuri di Kawasan IKN Nusantara Diringkus, Bermula Pelaku Pura-pura Jadi Korban Hipnotis

Sebelumnya, pemerintah memberikan berbagai kemudahan untuk percepatan pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

Pemerintah memberikan kemudahan bagi pelaku usaha untuk berinvestasi di IKN dan penggunaan tenaga kerja asing dalam pembangunan IKN.

Luhut mengatakan, pemerintah mempekerjakan tenaga kerja asing sebagai pengawas megaproyek tersebut.

Ia mengatakan, hal tersebut sudah diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pembangunan IKN menjadi berkualitas sampai dengan 17 Agustus 2024 mendatang.

"Kita berharap 17, bukan berharap harus 17 Agustus tahun depan kita bisa acara (Agustusan) di sana, tapi kualitas pekerjaan itu menjadi kunci," beber Luhut.

"Oleh karena itu, saya lapor kepada Pak Presiden pengawas itu kita terpaksa dengan segala hormat kita pakai bule-bule untuk menjadi kualitas.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved