Berita Balikpapan Terkini
Jenuh Mencari Elpiji Melon 3 Kg, Warga di Balikpapan Beralih ke LPG Non Subsidi
Penampakan lembaran potongan kardus bertuliskan 'Gas Kosong' jadi lumrah bagi Rusli (54), warga Balikpapan Selatan, Balikpapan
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Penampakan lembaran potongan kardus bertuliskan 'Gas Kosong' jadi lumrah bagi Rusli (54), warga Balikpapan Selatan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dalam skala rutinitas 2 dari 3 pembelian gas, ia mendapati selebaran pesan singkat tersebut. Alhasil dia mesti berkeliling sambil menenteng tabung gas.
Bagi Rusli, kondisi tersebut cenderung membuang-buang waktu. Giliran tak dapat, kata dia, cuma bisa mengumpat.
"Gimana ya, soalnya yang melon sering nggak kedapatan. Harus muter-muter nggak tahu kemana," ucap Rusli, Rabu (5/7/2023).
Baca juga: Warga Sepinggan Baru Balikpapan Keluhkan Sulit Dapat Gas 3 Kg
Dia mengenang, berpetualang mencari gas, sudah dirasakan sejak LPG 3 kilogram masih seharga Rp 28 ribu.
Terjauh dia pernah menghabiskan satu jam di jalan demi berkeliling cari elpiji. Itu pun belum tentu dapat.
Dulu, kata dia, tak jarang dirinya pulang dengan tangan kosong. Pulang ke rumah dengan tabung yang sama, lalu mencoba untuk berkeliling lagi keesokan harinya.
"Terus makin kesini makin naik tuh harganya, akhirnya saya pikir-pikir apa ganti aja ya," lanjut Rusli.
Wacana beralih itu lantaran dia kerap mendapati tabung Bright Gas yang masih bersegel, pertanda bisa ditukar. Namun karena harga, Rusli sempat mengurungkan niatnya.
Disaat yang bersamaan, karena jarang dapat dengan sekali cari, dirinya membikin konsekuensinya sendiri, yakni dengan mengurangi penggunaan kompor.
Baca juga: Kebakaran Warung Makan di Tambora, Diduga Gas 3 Kg Bocor hingga Meledak Hancurkan Dapur
Pikirnya, hal itu dapat memperpanjang durasi pemakaian gas. "Terakhir-terakhir pakai yang 3 kilo itu, paling cepat 2 minggu baru habis, paling lama 3 minggu," ujarnya.
Hari ke hari, berjalan mendakik beriringan dengan kenaikan harga elpiji melon di warung-warung. Mulai dari Rp 30 ribu, Rp 35 ribu, terakhir Rp 40 ribu. Kenaikan harga yang dinamis membuat Rusli menyesalkan, kenaikan harga tak berbanding dengan ketersediaan.
"Terakhir pas saya mau tukar, bulan kemarin kalau tidak salah, ketemu tuh di Sepinggan. Harganya udah naik aja jadi Rp 45 ribu. Disitu deh saya kayak kapok pakai elpiji yang 3 kilo," keluhnya.
"Saya nggak jadi beli, malah aya jual aja ini tabung kosong ke warung itu. Capek saya buat muter-muter begini terus," lanjut Rusli.
Namun bagi Rusli, itu sudah berlalu. Belakangan dirinya memutuskan untuk beralih menggunakan LPG non subsidi, Bright Gas.
Rusli bercerita, belum lama ini dirinya menggunakan gas dengan tabung berwarna merah muda itu, sekedar untuk keperluan rumah tangga.
Dengan menebus sekitar Rp 400 ribu, tabung dan isinya, Rusli membawa pulang Bright Gas 5,5 kilogram. Sementara harga tukar tabung Rp 115 ribu.
Kini tabung LPG Bright Gas telah terparkir di dapurnya. Sekalipun lebih mahal, menurut Rusli, masih lebih sepadan dibanding masih mempertahankan LPG subsidi 3 kilogram.
Rusli berpendapat, kelangkaan ini semacam upaya dari pemerintah untuk mengajak secara halus agar masyarakat memilih menggunakan LPG non subsidi.
Baca juga: LPG Nonsubsidi Naik, Gas 3 Kg Masih Harga Normal di Berau
"Menurut saya ya, kalau yang hijau itu ada subsidi dari negara. Kalau subsidi jalan terus, kan pengeluaran negara jadi bengkak," gurau Rusli menutup wawancara dengan TribunKaltim.co.
Terpisah, TribunKaltim.co menelusuri lokasi warung yang dimaksud oleh Rusli. Lokasinya di dekat persimpangan Jalan Ruhui Rahayu II, Sepinggan, Balikpapan Selatan, Balikpapan.
Wujudnya warung sembako dengan konsep penataan dagangan yang kurang rapi. Hanya ada beberapa pak rokok dan minuman dingin. Warung semi permanen itu, memiliki wajah selebar 3 meter, berpagar besi berwarna hitam.
Tampak tumpukan LPG melon 3 baris menumpuk sesak dari balik pagar, lengkap dengan selebaran yang menggantung bertuliskan "Gas Kosong".
Saat hendak dikonfirmasi, seorang wanita paruh baya yang menjaga warung itu menolak memberi keterangan. Dengan pose duduk, wajahnya sedikit menunduk, dan enggan berbicara kontak mata.
"Memang susah. Ini belum datang lagi," kata wanita itu sambil meminta agar tidak mengambil gambar. (*)
Event Musik Surrondings ‘Warga Sipil’ Hidupkan Balikpapan dengan Isu Demokrasi dan Royalti |
![]() |
---|
Serunya Lomba Tangkap Bebek di Pantai Markoni, Warga Balikpapan Rela Basah-basahan |
![]() |
---|
Tahun Depan Lulusan SMA/SMK Wajib Bahasa Inggris, Kaltim Siapkan Tes dan Program Magang Luar Negeri |
![]() |
---|
Tim SAR Brimob Evakuasi Korban Tenggelam di Danau Pertalite Balikpapan |
![]() |
---|
Aliansi Balikpapan Melawan Jamin Demo Kawal Isu Tarif PBB Jadi Aksi Tanpa Kepentingan Politik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.