Berita Nasional Terkini

Polisi Beberkan Kesulitan Mengungkap Kasus Mutilasi di Sleman, 2 Pelaku Bakal Diperiksa Kejiwaannya

Polda DIY beberkan kesulitan mengungkap kasus mutilasi di Sleman, dua pelaku bakal diperiksa kejiwaannya.

Editor: Diah Anggraeni
Tribun Jogja
Polda DIY saat konferensi pers terkait pelaku mutilasi di Turi di Mapolda DIY, Minggu (16/07/2023). Polda DIY beberkan kesulitan mengungkap kasus mutilasi di Sleman, dua pelaku bakal diperiksa kejiwaannya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Polda DIY beberkan kesulitan mengungkap kasus mutilasi di Sleman, dua pelaku bakal diperiksa kejiwaannya.

Kasus mutilasi di Turi, Sleman, telah terungkap.

Korban mutilasi di Sleman telah teridentifikasi, begitupun para pelakunya juga sudah ditangkap.

Meski demikian, Polda DIY masih merasa kesulitan untuk mengungkap kasus tersebut seutuhnya.

Polda DIY bahkan menggandeng ilmuwan yang bisa memecahkan teka-teki kasus mutilasi tersebut.

"Tubuh korban masih belum terkumpul semua. Kami meminta maaf jika ada pihak yang kurang nyaman. Kami juga menggandeng ahli keilmuwan khusus untuk mengungkap perkara ini," jelas Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda DIY AKBP Tri Panungko, Rabu (19/7/2023).

Baca juga: Isi Chat Korban dan Pelaku Mutilasi di Sleman Tak Wajar, Tergabung dalam Grup Medsos yang Menyimpang

Oleh karena itu, Polda DIY meminta semua pihak untuk bersabar dalam pengungkapan kasus mutilasi tersebut.

Tri Panungko menegaskan, pihaknya bekerja berdasarkan saintifik atau berdasarkan metode keilmuan.

Oleh sebab itu, pihaknya turut menggandeng ahli digital forensik serta sejumlah tim ahli lainnya untuk mengungkap kasus pembunuhan yang menewaskan mahasiswa kampus swasta di Yogyakarta ini.

"Kami bekerja berdasarkan fakta hukum yang terjadi dan melakukan penyelidikan dengan mengedepankan ilmu pengetahuan. Saat ini proses pengungkapan masih dilakukan," jelasnya.

Polisi Periksa Kejiwaan Dua Pelaku Mutilasi

Pihak kepolisian akan memeriksa kondisi psikologis para pelaku pembunuhan disertai mutilasi yang menewaskan R (20) mahasiswa asal Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Para pelaku yang akan diperiksa kejiwaanya yakni pelaku W (29) asal Magelang, Jawa Tengah dan RD (38) laki-laki asal Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Pemeriksaan psikologis melibatkan tim ahli ini dirasa perlu, sebab pelaku dan korban tergabung dalam sebuah komunitas yang melakukan aktivitas tak wajar.

Sampai saat ini, polisi enggan menyebutkan secara mendetail maksud dari kegiatan tak wajar yang dilakukan baik pelaku maupun korban.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved