Berita Nasional Terkini

Terbaru! Terjawab Kenapa Gas 3 KG Langka dan Penyebab? Begini Kata Jokowi dan Solusi dari Pengamat

Terjawab sudah kenapa gas 3 Kg langka dan penyebab sebenarnya? begini kata Jokowi dan solusi dari pengamat.

Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Operasi Pasar di Halaman Kantor Kelurahan Margomulyo, Balikpapan Barat. Terjawab sudah kenapa gas 3 Kg langka dan penyebab sebenarnya? begini kata Jokowi dan solusi dari pengamat. 

TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab sudah kenapa gas 3 Kg langka dan penyebab sebenarnya? begini kata Jokowi dan solusi dari pengamat.

Ulasan seputar kenapa gas 3 Kg langka dan penyebab sebenarnya masih menjadi sorotan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) merupakan barang subsidi yang diperebutkan di tengah masyarakat.

Pernyataan tersebut untuk menjawab pertanyaan wartawan terkait kabar kelangkaan LPG 3 kg di beberapa daerah di Tanah Air.

Baca juga: Harga Jual LPG 3 Kg di Paser Dipatok Maksimal Rp35 Ribu

"LPG itu terutama yang bersubsidi ini memang diperebutkan di lapangan dan itu hanya untuk yang kurang mampu, itu yang harus digarisbawahi," kata Jokowi di Pasar Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).

Ia menambahkan, pertanyaan terkait kelangkaan LPG 3 kg itu sebaiknya ditanyakan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

"Jadi mengenai kelangkaan nanti biar Pak Menteri BUMN yang jawab, karena menyangkut Pertamina di bawah beliau," jelas Jokowi sambil menunjuk Erick yang berdiri di sampingnya.

Erick Thohir yang berdiri tepat di sisi kiri belakang Presiden Jokowi pun tampak mengangguk tanpa menyampaikan sepatah kata.

Dilansir ANTARA, kelangkaan LPG 3 kg terjadi di antaranya di Magetan dan Banyuwangi, Jawa Timur, serta beberapa daerah di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Ketentuan penyaluran subsidi LPG 3 kg sudah diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 37.K/MG.01/MEM.M/2023 tentang Petunjuk Teknis Pendistribusian Isi Ulang Liquefied Petroleum Gas Tertentu Tepat Sasaran.

Puluhan warga Kelurahan Lamaru sudah memadati lokasi operasi pasar gas LPG 3 kg, di Kantor Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur.
Puluhan warga Kelurahan Lamaru sudah memadati lokasi operasi pasar gas LPG 3 kg, di Kantor Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur. Terjawab sudah kenapa gas 3 Kg langka dan penyebab sebenarnya? begini kata Jokowi dan pengamat. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Salah satu isi aturan tersebut menyatakan sasaran pengguna LPG tertentu, yakni 3 kg, hanya orang-orang yang terdata dan tercantum dalam data by name by address dengan peringkat kesejahteraan dari kementerian/lembaga terkait.

Pada 2023, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi LPG 3 kg lebih dari Rp100 triliun, tepatnya Rp117,85 triliun.

Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero) telah melakukan registrasi atau pendataan pengguna LPG 3 kg ke dalam sistem berbasis web.

Pendataan tersebut merupakan bagian dari Program Pendistribusian LPG 3 Kg Tepat Sasaran.

Mulai 1 Januari 2024, hanya masyarakat yang telah terdata yang bisa memperoleh LPG 3 kg atau yang juga disebut gas melon tersebut.

Pertamina Lakukan Pengecekan

Pertamina menyatakan telah memeriksa langsung ke lokasi yang mengalami kelangkaan gas elpiji 3 kg seperti Banyuwangi, Jawa Timur.

"Terkait LPG, kami sudah cek ke lokasi seperti Banyuwangi dan wilayah Sumatera. Secara prinsip, kami akan salurkan sesuai dengan kuota yang diberikan pemerintah," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting kepada wartawan di Jakarta, dikutip Selasa (25/7/2023).

Ia mengatakan, ada delapan juta metrik ton (MT) yang akan disalurkan di tahun 2023. Saat ini juga penyalurannya sudah over.

"Di beberapa lokasi kita lihat sudah beberapa yang over, tapi tetap kita saluran," ujar Irto.

Irto kemudian menyebutkan Banyuwangi sebagai salah satu wilayah yang Pertamina periksa langsung bersama pemerintah daerah setempat, akan diadakan operasi pasar.

"Bila memang nanti diperlukan tambahan, kita akan kucurkan. Jadi intinya kita akan siapkan sesuai kebutuhan masyarakat. Mudah-mudahan tidak ada kelangkaan," katanya.

Baca juga: Asma tak Lagi Antre LPG 3 Kg di Balikpapan, Pakai Jargas Sejak 2021 Sebulan Hanya Habiskan Rp70 Ribu

Menurut dia, saat ini Pertamina tak melihat adanya praktik penyimpangan konsumsi LPG 3 kg. Ia akui kini ada peningkatan kebutuhan di masyarakat.

"Tentu kami akan koordinasikan dengan regulator. Tapi kami pastikan juga ini bisa tepat sasaran seperti arahan presiden," ujar Irto.

Agar tepat sasaran, ia mengatakan Pertamina tengah melakukan pencocokan dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang sedang berprogres saat ini di beberapa kota kabuaten.

"Kami harapkan nanti ada data sesuai dengan P3KE. Kami akan deliver ini kepada pemerintah supaya bisa tepat sasaran," kata Irto.

Sebagai informasi, dikutip dari TribunJatim, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi telah menurunkan tim untuk mengecek penyebab kelangkaan elpiji bersubsidi kemasan 3 kilogram (kg).

Hasilnya, kelangkaan itu diduga diakibatkan oleh dua hal. Pertama, banyak rumah tangga yang sebelumnya menggunakan elpiji nonsubsidi ukuran 12 kg beralih ke elpiji melon.

"Mungkin karena selisih harga antara yang 12 kg dan 3 kg lumayan tinggi. Jadi beberapa waktu terakhir, banyak warga yang beralih," kata Nanin, Senin (24/7/2023).

Kedua, tim pemantau lapangan juga menemukan adanya restoran besar yang menggunakan elpiji 3 kg untuk proses masak-memasak di dapur.

Menurut aturan, elpiji subsidi hanya diperuntukkan bagi rumah tangga, usaha mikro, nelayan sasaran, dan petani sasaran.

Rumah makan atau restoran berskala besar dilarang untuk menggunakan elpiji tersebut.

"Dan itu jumlahnya cukup banyak. Kami tidak bisa memberikan sanksi karena yang bisa memberikan itu dari Pertamina. Wewenang Pertamina untuk penyedia, distribusi, dan pengawasan. Sementara kami dari pemerintah daerah untuk pemantauan distribusi dan stok wilayah," kata dia, seperti dilansir Tribunnews.com di artikel berjudul Gas Melon Langka, Warga Belitung Sampai Cari di Medsos, Jokowi Ingatkan Hanya untuk Rakyat Tak Mampu.

Terpisah, Sales Service Pertamina Jember yang membawahi wilayah Banyuwangi, Muhammat Rifail mengatakan, suplai gas elpiji 3 kg di Banyuwangi tak berkurang.

Banyuwangi mendapat kuota 54 metrik ton gas elpiji untuk setahun 2023. Jumlah itu setara dengan 18 juta tabung gas elpiji melon.

"Realisasi sampai Juni 28.313 metrik ton. Untuk penyaluran ini, kami sesuaikan dengan kuota yang didapat dari Dirjen Migas," kata Rifail.

Baca juga: Subsidi Jadi Barang Mahal, Masyarakat Kabupaten Paser Kesulitan Beli LPG 3 Kilogram

Untuk mengatasi langkanya tabung gas elpiji ukuran melon, Pemkab bersama Pertamina dan Hiswana Migas menggelar operasi pasar.

Dalam sepekan ini, operasi pasar digelar bergantian di 12 lokasi berbeda. Operasi akan dilanjutkan di kecamatan-kecamatan lain pada pekan berikutnya.

Untuk setiap lokasi operasi pasar, 12 ribu sampai 16 ribu tabung gas elpiji 3 kg disediakan. Warga bisa menjual Rp 16 ribu per tabung dengan syarat membawa KTP.

Pengamat Ekonomi Untan Ungkap Penyebab Gas LPG 3 Kilo Langka

Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan), Ali Nasrun menanggapi kelangkaan gas elpiji 3 kilo yang terjadi akhir-akhir ini di Kota Pontianak maupun daerah lain di Kalbar.

Ia mengatakan bahwa kelangkaan yang terjadi bisa saja karena adanya periodesasi pengiriman dari tangker ke depot yang tidak dilakukan terus menerus.

Jadi ada periode atau senggang waktu itulah yang membuat ada hilangnya beberapa waktu pada pendistribusian gas.

Selain itu terjadi kepanikan dari warga yang membuat semuanya ikut panik dan ikut turun mengantre gas.

“Itu yang membuat panik. Sebenarnya kalau orang tidak panik akan biasa saja. Ini kan berita menyebar dari mulut ke mulut ujung-ujung semuanya nyerbu,” ujarnya kepada Tribun Pontianak, Senin (27/7/2020).

Ia mengatakan pada sistem pendistribusian tentu ada terget harian, mingguan atau bulanan.

Pada saat diserbu mendadak akhirnya stok menjadi kurang karena memang pendistribusian tidak dilakukan tiap hari.

Selain itu dirinya mengatakan antrean terjadi di tengah pandemi Covid-19 sangat disayangkan dimana tidak adanya social distancing pada saat mengantre.

“Jadi memang dilematis juga karena panik membuat orang antre dan menyerbu akhirnya membuat kondisi semakin tidak terkendali," ujarnya.

Ia mengatakan apabila bisa dilakukan dan apakah memungkinkan jika menggunakan kupon.

Sehingga tidak perlu antre atau mengumpul lagi.

“Jadi begitu ada yang datang langsung beri kupon setelah itu bisa pergi tidak harus langsung diambil disaat itu juga. Intinya warga sudah memegang kupon tersebut untuk ditukarkan gas,” jelasnya.

Akan tetapi sistem tersebut harus yang pasti jangan sampai yang sudah dapat kupon malah tidak mendapatkan gas.

Sehingga perlu disiapkan kartu dengan jumlah gas yang ada dan tidak perlu diambil saat itu juga.

“Jangan sampai ada cerita jual beli kupon karena memang setiap kebijakan ada sisi negatif dan positif,” ujarnya.

Ia mengatakan saat ini masih saja ada berita ditemukannya pengusaha yang masih menggunakan gas 3 kilo yang tidak ada habisnya.

“Penggunaan gas 3 kilo oleh orang yang tidak seharusnya menggunakannya itu akan terus terjadi karena hitungan dari pengusaha kalau ada yang murah kenapa beli yang mahal,” ujarnya.

Ia mengatakan hal tersebut sangat sulit, tidak bisa dikontrol dan menangkap, lalu menghukumnya.

Hal yang seperti ini dikatakannya dapat dilakukan di atas kertas, tetapi kenyataan di lapangan susah selama itu masih terjadi.

Maka oplosan akan terus terjadi dan itu sangat mudah.

“Hal itu bisa diimbau maupun di larang, tetapi kalau berhenti kayaknya tidak mungkin. Selain itu kelangkaan terjadi karena ada periodesisasi juga ada kepanikan dari warga,” ujarnya.

Ia mengatakan panik bisa diatasi dengan memberikan informasi yang cepat dari para distributor atau depot-nya bahwa akan datang lagi diwaktu sekian hari.

“Tapi apakah mereka teliti dan percaya dengan info seperti itu. Karena memang sebelumnya tidak tersistem juga. Informasi penting bisa disampaikan langsung dari pelaku disitu karena mereka lah yang bisa meredam kepanikan. Jadi kuncinya adalah informasi,” jelasnya.

Ia mengatakan apabila Pertamina bilang stok cukup, dirinya yakin itu benar cuma yang dibaca di masyarakat atau di lapangan adalah yang dilihat di depot langsung bukan di gudang karena semua orang bicara demikian.

“Itu solusinya adalah informasi yang akurat dari gudang. Jangan hanya bilang cukup saja, akan tetapi disandingkan dengan informasi yang jelas,” pungkasnya, seperti dilansir TribunPontianak.co.id dengan judul Pengamat Ekonomi Untan Ungkap Penyebab Gas LPG 3 Kilo Langka.

Itulah tadi ulasan kenapa gas 3 Kg langka dan penyebab sebenarnya, kata Jokowi dan solusi dari pengamat.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved