Berita Paser Terkini
DLH Paser soal Tambak Tidak Terlepas dari Sampah Plastik, Berimbas pada Habitat Lain
Safari menilai, tambak tidak terlepas dari keberadaan sampah plastik, yang berimbas pada habitat-habitat yang ada di sekitarnya
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANAH GROGOT - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Paser, menyatakan, pertambakan di Paser bisa menjadi sumber keberadaan sampah plastik. Ini akan mempengaruhi kualitas lingkungan hidup.
Dijelaskan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Paser, Achmad Safari kepada TribunKaltim.co pada Rabu (26/7/2023).
Safari menilai, tambak tidak terlepas dari keberadaan sampah plastik, yang berimbas pada habitat-habitat yang ada di sekitarnya.
Seperti daerah tambak, yang mengakibatkan hutan mangrove mati, begitupun hewan di sekitarnya.
Baca juga: Atasi Sampah Plastik, Menteri Siti Nurbaya Klaim Indonesia Bisa Ikuti Konsep Sirkular Ekonomi
"Akan mati atau pergi dari lokasi itu dan tidak akan didapatkan lagi di daerah yang banyak sampah plastik," ulasnya.
Pihaknya menawarkan beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi persoalan itu, yaitu dengan Edukasi, Kaji dan Aksi (EKA).
Ketiga tahapan tersebut dinilai perlu dilakukan, yaitu edukasi dalam hal menyosialisasikan dan memberi kesadaran kepada semua komunitas.
Juga ke elemen masyarakat utamanya anak muda agar lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Tanggungjawab lingkungan itu bukan hanya tanggung jawab dari yayasan maupun komunitas.
Baca juga: Nunukan Punya Mesin Pengolah Sampah Plastik, Bisa Bikin Bola Pelampung untuk Budidaya Rumput Laut
"Tetapi tanggung jawab kita pribadi dan rumah tangga," tegasnya.
Itu yang lebih efektif, untuk bisa mereduksi degradasi lingkungan yang disebabkan oleh aktifkan manusia.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Komunitas Peduli Mangrove Kabupaten Paser, yang menyadarkan semua pihak untuk perduli terhadap kelestarian lingkungan.
Langkah selanjutnya dengan kaji, yaitu ada demplot yang dilakukan untuk mengetahui metode yang dilakukan sudah efektif maupun efisien mereduksi degradasi lingkungan.
"Sebuah niat baik tanpa ada kajian yang baik, tentu bisa menghasilkan sebuah karya yang tidak sesuai yang diharapkan," bebernya.
Baca juga: Sampah Plastik jadi Perhatian Besar dalam Ekonomi Hijau
Ketika kita sudah menemukan formula yang tepat dalam satu wilayah, sambung Safari bisa dilakukan gerakan massal melalui sebuah aksi bersama yang perlu dukungan semua pihak.
Terdapat tiga pihak utama di masyarakat, yaitu:
Pertama, pemerintah sebagai pemegang kebijakan;

Kedua, pelaku usaha yang memiliki dampak positif dan negatif terhadap kelestarian lingkungan karena merupakan penguasa yang sangat besar dalam satu wilayah.
"Kami dari pemerintah sangat mengharapkan pelaku usaha bisa berkontribusi nyata bagi upaya kelestarian lingkungan, dan ketiga masyarakat sebagai komponen yang berhadapan langsung dengan lingkungan sekitarnya," tandas Safari.
Ketiga, komponen tersebut diharapkan bisa bekerjasama dalam menjalankan perannya.
"Dengan tujuan utama menciptakan Kabupaten Paser yang lebih baik dari segi lingkungan ke depannya," katanya.
Solusi tanpa Sampah Plastik
Penanaman mangrove yang dilakukan oleh Komunitas Peduli Mangrove Kabupaten Paser, mendapat apresiasi dan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser.
Penanaman 300 pohon mangrove yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Mangrove Internasional, dipusatkan di Desa Modang, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Rabu (26/7/2023).
Kepala DLH Paser, Achmad Safari mengatakan, penyelamatan lingkungan saat ini sangat dibutuhkan pejuang-pejuang yang tangguh.
"Banyak diantara kita yang berjatuhan dijalan, hanya sedikit sekali yang bisa survive dan bisa berjuang hingga menghasilkan karya nyata bagi penyelamatan lingkungan di wilayah masing-masing," kata Safari.
Baca juga: Ratusan Relawan Bersihkan Bantaran Sungai Tenggarong Kukar dari Sampah Plastik
Berbicara mengenai tema lingkungan hidup yaitu solusi tanpa sampah plastik, yang saat ini dirangkai dengan Hari Mangrove Sedunia, erat kaitannya dengan kondisi lingkungan di semua sektor. Baik di perkotaan, pedesaan, daerah dataran tinggi maupun dataran rendah.
"Indonesia saat ini masuk di ranking 5 dunia yang tidak bisa dibanggakan, urutan kelima negara penghasil sampah plastik terbanyak di dunia," singgungnya.
Bahkan dalam sebuah studi, sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia bisa ekspansi atau menyebar hingga ke Benua Afrika.
Hal itu membuktikan, sangat berbahayanya sampah plastik yang kita produksi.
Daerah pesisir yang berada di dataran rendah, merupakan daerah yang paling rawan terdampak dari sampah plastik.
Baca juga: Atasi Sampah Plastik, Menteri Siti Nurbaya Klaim Indonesia Bisa Ikuti Konsep Sirkular Ekonomi
Sampah yang berasal dari pegunungan, daerah tinggi, daerah perkotaan yang terakumulasi hingga ke daerah pesisir.
"Kembali lagi terdampaknya ke wilayah-wilayah desa di pesisir," ungkapnya.
(*)
Pinjaman Bunga Nol Persen Sudah Bisa Dinikmati UMKM di Paser Kaltim, Simak Syaratnya |
![]() |
---|
BPBD Paser akan Bentuk Desa Tangguh Bencana, Dorong Kolaborasi Desa dan Masyarakat |
![]() |
---|
Beras SPHP Oplosan Masuk Batu Kajang, Warga Paser Tidak Sadar Bukan Produk Resmi |
![]() |
---|
Waspada Beras Oplosan, Bulog Paser Imbau Masyarakat Teliti Saat Membeli Beras Premium |
![]() |
---|
Spesialis Pencurian Lintas Provinsi Diamankan Polres Paser, Sempat Kabur ke Kalsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.