Berita Samarinda Terkini

Pelajar SMP di Samarinda Dirudapaksa, Korban Dibekap Hingga Pingsan, Lalu Kaki dan Tangannya Diikat

Pelajar SMP di Samarinda Dirudapaksa, Korban Dibekap Hingga Pingsan, Lalu Kaki dan Tangannya Diikat

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Pelajar SMP di Samarinda Dirudapaksa, Korban Dibekap Hingga Pingsan, Lalu Kaki dan Tangannya Diikat. Kuasa hukum korban, Dyah Ayu saat menunjukan bukti laporan atas kasus tindakan asusila yang dialami kliennya yang masih remaja di Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Rabu (26/7/2023). TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pelajar SMP di Samarinda Dirudapaksa, Korban Dibekap Hingga Pingsan, Lalu Kaki dan Tangannya Diikat.

Peristiwa itu menjadi awal mula penderitaan korban yang masih duduk di bangku SMP di Samarinda.

Setelah kejadian itu, beberapa kali korban mengalami dipaksa melayani pelaku, dengan iming-iming akan dinikahi.

Baca juga: Ayah di Berau Rudapaksa Anak Kandung, Korban Diancam dengan Senjata Tajam

Seorang remaja perempuan yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Samarinda menjadi korban kekerasan asusila oleh seorang pria dewasa.

Meski sempat tertutup rapat, namun akhirnya tindakan asusila dari pria bernama Batitong (nama samaran) itu terungkap ketika korban mengadu kepada orangtuanya pada Senin 24 Juli 2023.

Dijelaskan oleh Kuasa Hukum Korban, Dyah Lestari, bahwa kekerasan asusila itu dilakukan pelaku sebanyak tiga kali.

Berdasarkan penuturan korban, tindakan tak bermoral pelaku itu pertama kali terjadi pada Selasa 6 Desember 2022 lalu.

Saat itu, untuk memuluskan niat jahatnya, Batitong meminta adik angkatnya untuk mengajak korban makan siang di rumahnya.

Baca juga: Pelaku Rudapaksa Anak Kandung di Berau Mengaku Mencintai dan Anggap Anaknya Sebagai Kekasih

Namun tidak berselang lama, adik pelaku meminta izin untuk pulang guna mengambil handphone.

Mendapat cela itu, Batitong yang kadung berhasrat langsung membekap mulut korban sambil menariknya ke dalam kamar.

Akibat bekapan yang terlalu kuat membuat korban tak sadarkan diri.

Seolah mendapat kesempatan mulus, Batitong langsung mengikat tangan dan kaki korban menggunakan seutas tali.

"Di situ korban sempat sadar. Tapi karena terikat jadi tidak bisa kabur dan terjadilah tindakan asusila pertama yang dilakukan pelaku itu," beber Dyah Lestari, Rabu (26/7/2023).

Baca juga: Ajak Pesta Miras, 6 Pemuda di Muara Bengkal Kutim Rudapaksa Gadis di Bawah Umur

Pasca kejadian nahas yang merenggut kegadisannya itu, korban lantas hendak berlari pulang.

Sebelum itu, pelaku sempat melayangkan ancaman akan membunuh korban apabila mengadu kepada orang lain.

Namun rupanya penderitaan korban belum berakhir. Dengan iming-iming akan menikahi korban, Batitong kembali berhasil melancarkan aksi immoralnya pada Kamis (8/22/2022) malam.

"Korban sebenarnya tidak mau. Tapi pelaku memaksa dan mengatakan berjanji akan menikahi korban," beber Dyah Lestari.

Ilustrasi. Pilu, nasib gadis 13 tahun diperkosa sepupu hingga hamil, setelah melahirkan, dirudapaksa mertua, begini kondisinya
Ilustrasi - Gadis remaja jadi korban rudapaksa, begini kondisinya (canva/tribunkaltim)

Pasca kejadian itu, pelaku terus-terusan mengejar korban.

Korban yang merasa tak nyaman terus menghindar. Hingga akhirnya karena tak tahan lagi dengan rasa takutnya korban akhirnya mengadukan perbuatan pelaku itu kepada orangtuanya.

"Keluarga korban jelas tidak terima dan melakukan pelaporan ke Mapolresta Samarinda pada Senin lalu," ungkapnya.

Dijelaskannya juga, sebelum kejadian itu pelaku sempat datang ke rumah korban dan mengatakan ingin menikahi gadis remaja tersebut.

Baca juga: Rudapaksa Anak di Bawah Umur di Kukar, Dua Pelaku Terancam 15 Tahun Penjara

"Tapi waktu itu ibunya bilang tidak bisa karena masih anak-anak. Kalau pacaran tidak apa-apa. Karena pikiran ibunya paling cinta monyet," bebernya.

Dikonfirmasi mengenai informasi ini, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kasat Reskrim Kompol Rengga Puspo Saputro membenarkan adanya laporan tersebut.

Mereka telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti.

"Saat ini tinggal menunggu bukti visum," paparnya.

Ia menjelaskan, dari keterangan korban memang terjadi rudapaksa beberapa kali, yang semuanya dilakukan dengan bujur rayu akan dinikahi.

"Tapi lama-lama si korban takut dan tidak nyaman. Akhirnya lapor ke ibunya. Mereka sudah di BAP dan tinggal menunggi visum," singkatnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved