Berita Nasional Terkini

Profil dan Harta Kekayaan Kepala Basarnas Henri Alfiandi: Tersangka KPK, Suap Pengadaan Alat Deteksi

Profil dan harta kekayaan Henri Alfiandi, Kepala Basarnas yang jadi tersangka kasus suap pengadaan alat deteksi.

Tribunnews.com/Gita Irawan
Kepala Basarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi bersama usai meresmikan pembangunan hanggar Basarnas di Bandara Pondok Cabe Tangerang Selatan Banten pada Senin (10/7/2023) - Profil dan harta kekayaan Henri Alfiandi, Kepala Basarnas yang jadi tersangka kasus suap pengadaan alat deteksi. 

TRIBUNKALTIM.CO - Profil dan harta kekayaan Henri Alfiandi, Kepala Basarnas yang jadi tersangka kasus suap pengadaan alat deteksi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kasus dugaa suap di Basarnas.

Dalam OTT itu KPK mencokok 10 orang yang kemudian dilakukan pemeriksaan.

Kemudian, salah satu pihak yang ditangkap merupakan anggota TNI AU bernama Letkol Adm Afri Budi Cahyanto yang bertugas sebagai Kepala Staf Administrasi (Koorsmin) Kabasarnas di Basarnas.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya (Marsdya) Purnawirawan TNI Henri Alfiandi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (26/7/2023).

Adapun perkara yang menjerat Henri Alfiandi yakni dugaan suap pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan.

Henri Alfiandi diduga turut menerima aliran suap sejumlah Rp88,3 miliar terkait sejumlah proyek.

Kepala Basarnas Henri Alfiandi pun ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan oleh KPK.

Baca juga: KPK Ungkap Keanehan dalam Pemilu di Indonesia: 95 Persen Masyarakat Pilih Calon yang Bagi-bagi Uang

"HA, Kabasarnas RI periode 2021-2023," ucap Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata dalam jumpa pers di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023).

Henri diketahui terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK yang digelar pada Selasa (25/7/2023) di Cilangkap dan Jatisampurna.

Berikut harta kekayaan dan profil Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya (Marsda) TNI Henri Alfiandi.

Harta Kekayaan Henri Alfiandi

Harta kekayaan Henri Alfiandi di elhkpn.kpk.go.id, tercatat dilaporkan pada 13 Januari 2022 untuk periodik 2021.

Berikut selengkapnya rincian harta kekayaan Kepala Basarnas, Henri Alfiandi:

TANAH DAN BANGUNAN Rp.4.196.400.000

1. Tanah Seluas 476 m2 di KAB / KOTA KOTA PEKANBARU , HASIL SENDIRI Rp. 71.400.000

2. Tanah Seluas 469 m2 di KAB / KOTA KOTA PEKANBARU , HASIL SENDIRI Rp. 80.000.000

3. Tanah dan Bangunan Seluas 136 m2/90 m2 di KAB / KOTA BOGOR, HASIL SENDIRI Rp.1.350.000.000

4. Tanah Seluas 400000 m2 di KAB / KOTA KAMPAR, HASIL SENDIRI Rp. 1.200.000.000

5. Tanah Seluas 590000 m2 di KAB / KOTA KAMPAR, HASIL SENDIRI Rp. 1.495.000.000

ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp.1.070.000.000

1. MOBIL, NISSAN GRAND LIVINA Tahun 2012, HASIL SENDIRI Rp.65.000.000

2. LAINNYA, FIN KOMODO IV Tahun 2019, HASIL SENDIRI Rp.70.000.000

3. MOBIL, HONDA CRV Tahun 2017, HASIL SENDIRI Rp. 285.000.000

4. PESAWAT TERBANG, ZENITH 750 STOL Tahun 2019, HASIL SENDIRI Rp. 650.000.000

HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 255.800.000

SURAT BERHARGA Rp. ----

KAS DAN SETARA KAS Rp. 3.536.154.000

HARTA LAINNYA Rp. 1.000.000.000

Sub Total Rp. 10.058.354.000

HUTANG Rp. ----

TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp. 10.058.354.000

Baca juga: Harta Menpora Ratusan Miliar Rupiah Disorot KPK, Siapa Orangtua Dito Ariotedjo? Profil Arie Prabowo

Profil Kepala Basarnas Marsdya Purnawirawan TNI Henri Alfiandi

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya (Marsdya) Purnawirawan TNI Henri Alfiandi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (26/7/2023).

Adapun perkara yang menjerat Henri Alfiandi yakni dugaan suap pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan.

Henri Alfiandi diduga turut menerima aliran suap sejumlah Rp88,3 miliar terkait sejumlah proyek.

Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap 10 orang, sehari sebelum Henri Alfiandi ditetapkan sebagai tersangka, yakni pada Selasa (25/7/2023) kemarin.

Adapun OTT tersebut dilakukan di dua lokasi, yaitu Cilangkap dan Jatisampurna.

Lantas siapa sebenarnya Henri Alfiandi?

Kepala Basarnas (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi saat ditemui di kantor pusat Basarnas, Jumat (10/2/2023). Berikut profil Henri Alfiandi yang diduga menerima aliran suap sejumlah Rp88,3 miliar terkait sejumlah proyek termasuk pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan.
Kepala Basarnas (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi saat ditemui di kantor pusat Basarnas, Jumat (10/2/2023). Berikut profil Henri Alfiandi yang diduga menerima aliran suap sejumlah Rp88,3 miliar terkait sejumlah proyek termasuk pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan. (Ibriza)

Profil Henri Alfiandi

Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi lahir di Magetan, Jawa Timur pada 24 Juli 1965.

Dilansir TribunnewsWiki.com, Henri Alfiandi memiliki seorang istri bernama Santi Pratiwi.

Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Rachael Shandika Putri M.

Kepala Basarnas ini merupakan seorang perwira tinggi TNI-AU.

Ia merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1988.

Sebelum dilantik menjadi Kepala Basarnas pada 4 Februari 2021 lalu, Henri Alfiandi memiliki riwayat pendidikan panjang di dunia militer.

Sejak kecil, Henri sudah ada di lingkungan militer.

Tahun 1979, Hendri bersekolah di SD Angkasa 1 Lanud Iswahjudi.

Lalu ia melanjutkan ke SMPN 1 Maospati 1982 dan tiga tahun kemudian bersekolah di SMAN 1 Madiun.

Henri Alfiandi ternyata juga sempat mengenyam pendidikan kejuruan.

Baca juga: Harta Menpora Ratusan Miliar Rupiah Disorot KPK, Siapa Orangtua Dito Ariotedjo? Profil Arie Prabowo

Tahun 1986 ia bersekolah di Sekolah PARA Dasar, tahun 1987 di Penataran P4 dan tahun 1989 di Sussarcap Tahap I.

Ia juga sempat bersekolah di sekolah pilot, Comercial Pilot's Licience Course tahun 1990.

Di tahun yang sama, ia juga belajar di Sekolah Penerbang TNI AU dan Latihan Dasar Survival.

Pada 1991, ia dilatih di Transisi A-4 Skyhawk, setahun kemudian di Sekolah Terbang Layang dan Element Lead Course A-4.

Henri lalu mengikuti latihan FSO Course Bangladesh tahun 1994 dan masuk ke Sekolah Instruktur Penerbang TNI AU 1995.

Tak hanya itu sampai tahun 2007, Henri aktif di berbagai kelas seperti di Dik Konversi Hawk 100/200 (1997), HAWK 100/200 IP CRS (1998), Combine Weapon Instructur Course (1999), - SUS TARDAN (2003), Deutsch Sprache (Jerman) (2006) dan Sus Opsgab TNI (2007)

Lalu 2008 ia belajar di Sus Intel Strat dan Sus Athan RI tahun 2009.

Pada tahun 1997 Lulus dari Akademi Angkatan Udara, Henri melanjutkan ke jenjang Pendidikan Sekolah Komando Kesatuan TNI AU (Sekkau).

Setelah selesai, Henri lalu masuk Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) tahun 2003.

Pada tahun 2007 ia melanjutkan sekolah di Jerman, yakni di Lehrgang Generalstabs/ Admiralstabsdienst Mit Internationaler Beteiligung (LGAI) Germany

Tahun 2012, ia juga mendapat kesempatan untuk belajar di The Legion Of Merit, Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko) TNI tahun 2013.

Lalu pada 2015, ia belajar di Amerika yakni di US Air War College (Lemhannas).

Riwayat Karier

Selain memilik riwayat pendidikan yang panjang, Henri juga memiliki pengalaman berkarier yang panjang.

Pada 1997 ia sudah dipercaya menjadi Pa Pok Instruktur Skadud 12 Lanud Pekanbaru

Lalu 1999 menjadi Kadisops Skadud 12 Lanud Pbr Wing 6 Lanud Pekanbaru.

Tiga tahun kemudian, ia diangkat menjadi Danskadud 12 Wing 6 Lanud Pekanbaru.

Barulah pada 2004 ia menjadi Kadisops Lanud Pekanbaru.

Tahun 2005 ia diminta menjadi Pamen Lanud Pbr (Dik Sesko Banding Jerman).

Selanjutnya pada tahun 2007 ia menjadi Dostun Gol IV Seskoau, 2009 diminta menjadi Pamen Mabes TNI (Untuk Atud RI di Washington DC USA) dan 2010 menjadi Atase Udara RI KBRI USA.

Setahun setelahnya, ia menjadi Pamen Bais TNI, Paban I/Renstra Srenaau tahun 2012 dan Paban III/Intelud Spamau 2013.

Tahun 2014, Henri menjadi Danlanud Roesmin Noerjadin selama tiga tahun.

Henri lalu diminta mnejadi Kas Koopsau 2017 dan Pangkoopsau II tahun 2018.

Setahun kemudian menjadi Danseskoau dan 2020 menjadi Asops Kasau.

Hingga akhirnya ia dipercaya menjadi Kepala BASARNAS tahun 2021 sampai sekarang.

Banyak penghargaan telah ia sabet mulai dari Brevet Driver TNI AU, Wing Penerbang TNI AU, Brevet Para TNI AU, Brevet Komando Paskhas, RSAF Wing (Singapura) hingga Pin US AWC (Lemhannas).

Juga SL. Kesetiaan VIII, SL. GOM VII (Aceh), SL. Wira Dharma, SL. Seroja, SL. Dwidya Sistha, Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya, SL. Kesetiaan XXIV dan SL. Kesetiaan XVI.

OTT KPK di Basarnas: Total 10 Orang Ditangkap

Dari OTT tersebut, saat ini diketahui ada 10 orang yang sedang menjalani pemeriksaan intensif di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.

"Kami update informasi terakhir dari teman-teman ada sekitar 10 orang yang sudah ada di Gedung Merah Putih KPK dan dalam permintaan keterangan oleh tim KPK," ujar Juru Bicara KPK, Ali Fikri di Gedung C1 KPK, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023).

KPK juga mengamankan sejumlah uang tunai hingga miliaran rupiah yang diduga berkaitan dengan suap proyek pengadaan alat pendeteksian korban reruntuhan di Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) RI tahun 2023.

"Termasuk pertanyaan soal barbuk uang, iya kami mengonfirmasi ada barang bukti uang tunai."

"Saat ini kami masih melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak yang ditangkap," kata Ali.

"Hal itu untuk memastikan apakah barang bukti itu betul ada kaitannya dengan dugaan tindak pidana korupsi yang kami sedang lakukan permintaan keterangan tersebut," imbuhnya.

Saat ini, KPK masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap pejabat Basarnas dan pihak yang terjaring OTT tersebut.

KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum pejabat Basarnas maupun para pihak yang diamankan dalam OTT itu.

Baca juga: Menpora Dito Ariotedjo dalam Masalah, KPK Curigai Hadiah Mobil dan 4 Rumah Senilai Rp162 Miliar

OTT KPK di Basarnas Terkait Alat Deteksi Korban Reruntuhan

Ali mengungkapkan, OTT KPK tersebut terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi berupa suap.

Salah satu proyek yang dijadikan bahan suap adalah pengadaan alat deteksi korban reruntuhan di Basarnas tahun anggaran 2023.

Dilihat dari layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) kode tender itu terdaftar dengan nomor 3284469 dan 3317469, dibuat pada 15 Desember 2022.

Namun, karena gagal akhirnya diulang pada 9 Januari 2023 dan menggunakan APBN 2023.

Tender itu ditulis gagal dan diulang karena tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran.

"Adapun nilai pagu tender itu tercatat sebesar Rp 10.000.000.000 (Rp10 miliar). Nilai harga perkiraan sendiri (HPS) mencapai Rp 9.999.738.030 (Rp9,9 miliar)," ungkap Ali.

"Itu salah satu proyek yang diduga menjadi objek suap menyuap," kata Ali, Rabu. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved