Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 36 hingga 38 Semester 1: Etika, Emosi, dan Logika
Simak kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 SMP halaman 36 hingga 38 semester 1: Etika, Emosi, dan Logika.
Tentu parang besar yang dia gunakan harus diasah dulu agar tajam sehingga proses pencacahan berlangsung cepat. Isrul ingin tugasnya lekas selesai.
Pada saat Isrul mencacah rumput, dua sapi yang menunggu tak henti melenguh tak sabar.
“Tunggu sebentar. Aku juga lapar, sama seperti kalian. Kalian enak, tinggal makan. Setelah ini aku masih harus ke sawah menjaga padi dari serbuan burung,” sahut Isrul kepada sapi-sapinya.
Empat ember besar disiapkan, dua untuk rumput dua lagi untuk air minum sapi. Isrul meraup cacahan rumput dan menumpahkannya ke dalam ember. Sapi-sapi menyambutnya dengan sukacita. Ember berikutnya diisi air hangat yang dibubuhi sedikit garam buat air minum sapi-sapi itu.
Sambil mengusap keringat, Isrul menatap binatang peliharaannya. Bagaimanapun, dia punya tanggung jawab membantu orang tuanya. Urusan sekolahnya akan dia bahas dengan ayahnya nanti malam, apa pun risikonya. Dia sudah bertekad ingin melanjutkan sekolah ke kota kecamatan.
Mungkin masalah yang dialami Isrul juga dialami anak-anak sebayanya di negeri ini. Dia tinggal di desa terpencil, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, dengan tradisi yang masih sangat kental. Banyak warga yang berpenghasilan tinggi dari pertanian dan peternakan, tetapi hampir semua orang tua di desanya tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah, termasuk ayah dan ibunya.
“Dulu tidak ada sekolah di desa ini.”
Begitu jawaban ayah Isrul ketika ditanya mengapa banyak warga yang tidak sekolah.
Ketika Isrul penasaran dan mencoba bertanya lebih jauh, ayahnya segera meninggikan suara, “Sudah, jangan banyak bicara. Tidak sopan sekali. Tahu apa kau tentang tempo dulu. Siapa yang bantu Ayah mengurus
kebun kalau kau sekolah terus?”
Begitu mendengar kalimat seperti itu, lagi-lagi Isrul terpaksa bungkam. Jika tidak, ayahnya akan tersinggung dan tidak akan ada yang bisa meredakan amarahnya hingga berhari-hari.
Isrul sangat menghormati ayahnya dan tak ada kata lain yang keluar melalui pita suaranya kecuali iyye’—iya. Sudah menjadi tradisi di desanya, bahwa semua perkataan orang tua sifatnya mutlak, dan menentang orang tua adalah tabu.
Jadi, saat anak-anak lain terhalang melanjutkan sekolah karena tak ada biaya, Isrul dan anak-anak di desanya harus berjuang meyakinkan orang tua bahwa sekolah itu penting. Perjuangan ini sungguh tidak mudah, karena jika seorang anak salah bicara sedikit saja, dia akan dianggap menentang orang tua. Sekali lagi, menentang orang tua adalah tabu.
Di antara hamparan sawah yang keemasan, Isrul mengharap sepercik cahaya. Dia ingin mencari cara agar berhasil keluar dari masalah itu. Isrul ingin bisa sekolah sampai tinggi, jika perlu setinggi angkasa. Dia ingin menjadi tokoh-tokoh pintar yang namanya tercantum di buku-buku perpustakaan sekolah. Dia ingin memajukan desanya suatu hari nanti.
Kegiatan 2: Mengeksplorasi Kosakata dalam Teks Cerita
Jelajah Kata
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20230807_kunci-jawaban-Bahasa-Indonesia-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.