Berita Nasional Terkini
Toko Buku Gunung Agung Tutup karena Bangkrut, Kini Diserbu Pemburu Diskon, Antrean Mengular
Toko Buku Gunung Agung tutup karena bangkrut, kini diserbu pemburu diskon, antrean pun mengular.
Tjio Wie Tay awalnya membentuk kongsi dagang dengan Lie Tay San dan The Kie Hoat bernama Thay San Kongsie pada 1945, dikutip dari laman Gunung Agung.
Baca juga: Lucu Kita, Bu, Viral Ibu Virgoun Sebut Nasibnya Mirip dengan Ibunda Indah Permatasari
Dari Kios Rokok Menjadi Toko Buku
Kongsi dagang Thay San Kongsie awalnya menjual rokok.
Setelah kemerdekaan Indonesia, permintaan buku-buku menjadi sangat tinggi, seperti dijelaskan dalam buku Sejarah Perbukuan (2022).
Thay San Kongsie memanfaatkan peluang dengan beralih menjual buku dan majalah.
Dengan kios sederhana di Jakarta, Thay San Kongsie mampu menyediakan berbagai jenis buku.
Thay San Kongsie menyadari, keuntungan menjual buku dan majalah jauh lebih banyak daripada keuntungan menjual rokok dan bir.
Mereka kemudian fokus pada usaha toko buku dan menutup penjualan rokok dan bir.
Pada 1951, Tjio Wie Tay membeli rumah sitaan Kejaksaan di Jalan Kwitang Nomor 13, Jakarta Pusat.
Rumah itu kemudian ditata dan dibuat percetakan kecil di bagian belakang.
Baca juga: Viral ASN Terkaya di Banten, Ati Pramudji Punya Harta Rp 24 Miliar Lebih Kaya dari Kadinkes Lampung
Berdirinya Firma Gunung Agung
Seiring berjalannya waktu, Tjio Wie Tay mendirikan perusahaan bernama Firma Gunung Agung pada tahun 1953.
Ide ini ditolak oleh Lie Tay San, sehingga ia mundur dari Thay San Kongsie.
Kemudian, berdirilah Firma Gunung Agung yang ditandai dengan pameran buku di Jakarta pada 8 September 1953.

Pameran Buku Pertama
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.