Berita Nasional Terkini

Berita Tentang Lockdown September 2023: Penyataan Dokter Tifa Soal Pandemi 2.0 dan Respon IDI

Simak fakta soal pandemi 2.0 di September 2023 dan kabar lockdown, WFH, hingga peraturan pakai masker terbaru.

Editor: Heriani AM
Akun Twitter @dokterTifa
Dokter Tifa menyebut pademi 2.0 dipercepat dan dalam satu dua bulan akan ada aturan lockdown, work from home (WFH) dan wajib masker. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ramai kabar soal pandemi 2.0, dalam waktu dekat akan ada lockdown, benarkah?

Simak fakta soal pandemi 2.0 di September 2023 dan kabar lockdown, WFH, hingga peraturan pakai masker terbaru.

Isu ini bermula dari Tifauzia Tyassuma alias dr. Tifa membuat heboh dengan klaim yang ditulisnya di media sosial.

Bagaimana tidak, wanita yang mengaku sebagai ahli epidemiologi molekuler dan praktisi makanan kesehatan tersebut mengatakan pandemi 2.0 akan terjadi di tahun ini.

Baca juga: Pemilik UMKM Mandainoor Balikpapan Bangkit dengan 5000 Produksi Usai Pandemi Corona

Baca juga: UMKM di Balikpapan Mulai Menggeliat Usai Pandemi Covid-19

Baca juga: Band Asal Balikpapan Swarataman Rilis Single Berjudul Terobos, Terinspirasi dari Pandemi Covid-19

Ia menyebutkan pandemi yang dijadwalkan pada tahun 2025 tersebut kini dimajukan ke tahun 2023.

Terkait hal ini, pihak IDI pun ikut buka suara dan memberikan peringatan kepada masyarakat.

dr. Tifa menyampaikan jika dalam satu dua bulan kedepan akan kembali diterapkan peraturan lockdown, Work From Home (WFH) dan wajib masker.

Pernyataan ini disampaikan dr. Tifa dalam sebuah tulisan dalam akun X (Twitter) pribadinya, @DokterTifa pada Rabu (6/9/2023).

"Pandemi 2.0 yang dijadwalkan tahun 2025, ternyata dimajukan, bukan di 2024, tetapi di 2023," kata dr. Tifa.

"Dalam sebulan dua bulan, akan ada peraturan Lockdown, WFH, dan aturan pakai Masker," tambah dr. Tifa.

Lebih lanjut, menurut dr. Tifa agar masyarakat tidak protes dan patuh, maka alasan utama aturan itu adalah karena polusi udara.

"Pertama agar masyarakat tidak protes, maka alasannya adalah Polusi Udara. Chemtrails terus ditaburkan, DEW dengan hasil kebakaran hutan dan gedung-gedung, Langit dibuat jadi Forecast, seakan-akan menghitam karena jelaga Batubara atau BBM." katanya.

Dilansir dari laman Wartakotalive.com, ia menyarankan pertama-tama agar meningkatkan imunitas dengan baik seperti metode yang pernah ia berikan di postingan Twitter sebelumnya.

"Dua Beli Ivermectin dan Hydroxychloroquine. Untuk jaga-jaga. Tiga Jadilah orang baik, perbaiki Ibadah, sholat ditambah khusyu dan tepat waktu, rajin-rajin sedekah , perbanyak amal jariyah. Bismillah. Wa Makaru Wamakarrallah," ujar dr. Tifa.

Beberapa jam setelah postingannya itu, dr. Tifa kembali mencuit bahwa menyaksikan sejumlah anak TK dan SD yang sudah mulai diwajibkan menggunakan masker sepanjang hari di sekolah.

"Baru saya bilang tadi pagi Eh anak-anak kecil TK SD sudah disuruh pakai Masker sepanjang hari di sekolah. Sudah hilang otak rupanya yang punya kebijakan," kata dr. Tifa.

Ia juga mempertanyakan mengapa guru menurut dan orang tua diam.

"Gurunya juga, kenapa pada nurut. Orangtua juga kenapa pada diam. Anak-anak kecil masa tumbuh kembang otak, 8 jam dibekap Masker, toksisitas CO2 yang berasal dari keluarnya nafas yang dihirup kembali secara terus-menerus, akan bikin sel otak rusak dan gagal tumbuh," kata dr. Tifa.

Dokter Tifa menyebut pademi 2.0 dipercepat dan dalam satu dua bulan akan ada aturan lockdown, work from home (WFH) dan wajib masker.
Dokter Tifa menyebut pademi 2.0 dipercepat dan dalam satu dua bulan akan ada aturan lockdown, work from home (WFH) dan wajib masker. (Akun Twitter @dokterTifa)

IDI: Jangan Percaya Hoaks

Terkait hal ini, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Moh. Adib Khumaidi menegaskan jika pernyataan ini bukan dari IDI, tapi personal.

"Bukan dari IDI, itu personal,"ungkapnya pada awak media di Jakarta Pusat, Selasa (7/9/2023).

Lebih lanjut, ia menekankan pada masyarakat untuk menyikapi segala masalah kesehatan berdasarkan eviden base atau berdasarkan bukti dari penelitian.

Dan pernyataan yang disampaikan oleh dokter Tifa ini tidak berdasarkan dasar-dasar ilmiah.

"Kami tidak melihat suatu dasar dalam konteks umpamanya ada informasi yang itu belum ada dasar-dasar ilmiah," tegasnya.

Ia pun menghimbau pada masyarakat untuk mencari referensi utama dan terpercaya terkait masalah kesehatan.

"Artinya kami dari IDI, perhimpunan dokter spesialis, dan dalam lingkup global juga sehingga kalau ada informasi personal yang itu belum ada dasar referensi ilmiahnya maka kami tentu tidak bisa menjadikan sebagai dasar," tegasnya.

Baca juga: Apa Itu Disease X? Penyakit yang Dikhawatirkan WHO Berpotensi menjadi Pandemi Baru setelah Covid-19

Lebih lanjut, Adib meminta masyarakat untuk jangan mudah termakan hoax atau isu-isu konspirasi.

"Jangan mudah termakan hoax atau isu-isu konspirasi dan lainnya," kata dr Adib.

"Kita sudah banyak belajar dari pandemi, cari referensi yang memang terpercaya. Selama ini kami dari profesi selalu menjadikan bahwa kita ingin jadi referensi rujukan bagi masyarakat," pungkasnya.

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI

Artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com dengan judul Geger Pandemi 2.0, Viral dr. Tifa Klaim akan Ada Lockdown di 2023, IDI Beri Jawaban Menohok.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved