Wawancara Eksklusif

Persiapan PKN Kaltim Hadapi Pemilu 2024, Ikhsan Hattu: Loyalis Anas Urbaningrum jadi Modal Besar

Berikut ini wawancara eksklusif, Sekretaris Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), M Ikhsan Hattu dengan TribunKaltim.co.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Rita Noor Shobah
YouTube Tribun Kaltim Official
Sekum PKN Kaltim, M Ikhsan Hattu bicara soal strategi PKN menghadapi Pemilu 2024 di Youtube Tribun Kaltim Official. Berikut ini wawancara eksklusif, Sekretaris Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), M Ikhsan Hattu dengan TribunKaltim.co. 

TRIBUNKALTIM.CO -  Berikut ini wawancara eksklusif, Sekretaris Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), M Ikhsan Hattu dengan TribunKaltim.co.

Sebagai partai politik baru, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) tentu tak ingin hanya sekadar numpang lewat. Partai yang dinakhodai oleh Anas Urbaningrum ini langsung tancap gas untuk berbicara banyak di perpolitikan Indonesia, terutama jelang Pemilu 2024.

Sekretaris Umum PKN Kaltim, M Ikhsan Hattu, menyatakan bahwa sosok Ketua Umum Anas Urbaningrum merupakan tokoh nasional dan memiliki nama besar. Namun PKN tidak hanya ‘menjual’ Anas.

“PKN banyak punya ide dan gagasan. Bagaimana PKN bisa jadi lebih besar ke depannya. Saya kira untuk pemilih tidak terlalu susah. Hari ini menyasar banyak segmen. Ada segmen muda, segmen tua. Terutama kawula muda. Generasi Z,” kata Ikhsan Hattu di Talkshow Tribun Kaltim, Mata Lokal Memilih "Tak Hanya Jual Anas", Kamis (31/8) di Youtube Tribun Kaltim Official.

Baca juga: Persiapan PKN Kaltim Hadapi Pemilu 2024, Loyalis Anas Urbaningrum jadi Modal Besar

Baca juga: Sebut Presidential Threshold Bibit Kerumitan Koalisi, Anas Urbaningrum: Wajar Kalau Ada yang Nyalip

Baca juga: Anas Urbaningrum Puji Surya Paloh karena tak Polisikan SBY: Dulu Ada yang Pakai Cara Pengecut

Bagaimana kemudian strategi PKN mendulang suara di Pemilu 2024? Simak petikan obrolannya berikut ini.

Apakah PKN hanya sekadar ‘menjual’ nama Anas Urbaningrum sebagai daya tarik partai?

Saya kira tidak juga. Karena PKN punya tokoh-tokoh lain. Tapi mas Anas memang salah satu tokoh nasional yang menjadi ketua umum kita yang punya nama besar di Republik ini.

Ide besar apa yang jadi daya tarik jual PKN ini?

PKN banyak punya ide dan gagasan. Bagaimana PKN bisa jadi lebih besar ke depannya. Saya kira untuk pemilih tidak terlalu susah. Hari ini menyasar banyak segmen. Ada segmen muda, segmen tua. Terutama kawula muda. Generasi Z. Saya rasa mereka cukup ini (dekat) dengan partai kita (PKN).

Isu utama apa yang menjadi ‘jualan’ di tingkat pusat?

Saya kira isu Ibukota Negara (IKN) Nusantara menjadi salah satu utama. Karena PKN mendukung sepenuhnya adanya IKN di Kaltim.

Sebagai partai baru di mana PKN menempatkan diri, oposisi atau pendukung pemerintah?

Saya kira PKN ada pada posisi tengah-tengah (netral). Jalan lurus saja dulu.

Apakah memungkinkan bergabung dengan koalisi besar di nasional?

Saya kira semua peluang ada. Teman-teman terbuka. Kita lihat perkembangan politik ke depan. Kami juga hari ini belum bisa memutuskan, semua punya peluang.

Termasuk dengan Demokrat, karena Anas pernah menjadi bagian dari Demokrat?

Saya kira hanya Ketum yang bisa menjawabnya. 

Struktur kepengurusan PKN, apakah sudah clear?

Alhamdulillah, sudah dari atas ke bawah, dari nasional ke provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai tingkat ranting sudah clear semua. Di Kaltim, 10 kabupaten/kota sudah terbentuk sampai di tingkat kecamatan dan desa. Kita sudah persiapan untuk menghadapi pemilu.

Untuk Kaltim, dari mana caleg-calegnya?

Banyak dari kalangan anak muda. Bervariasi, yang jelas 30 persen perempuan terpenuhi.

Karena Anas mantan ketua HMI, apakah calegnya banyak dari latar belakang HMI?

Saya kira tidak juga, karena HMI itu menyebar di mana- mana tidak menetap di satu partai. Betul Ketum Anas, mantan Ketua PB HMI termasuk juga saya.

Berarti PKN ini bukan representasi HMI?

Tidak juga, contoh I Gede Pasek adalah tokoh Bali atau Laksamana Sukardi kalau tidak salah GMNI. Jadi tidak harus HMI ada di situ (PKN).

Apakah banyak yang kecewa dengan Demokrat, yang berada di barisan Anas lalu kemudian masuk PKN?

Kita menampung semua. No problem. Loyalis Anas saya kira banyak juga tertampung di kita. Itu adalah modal besar. Sehingga awal pembentukan partai ini tidak begitu sulit.

Sehingga partai PKN tidak melalui proses caesar ataupun vakum. Dia dilahirkan secara murni atau secara organik.

Dari ADRT partai apa ideologi dan tujuannya lalu kemudian dibentuknya PKN?

Saya pikir semua partai punya tujuan yang sama. Bagaimana menjadi bagian membawa negara ini baik ke depan. Jadi saya kira visi dan misi semua partai sama.

Apa yang membedakan PKN dengan partai yang sudah ada?

PKN, partai gotong royong pasti berbeda lah dengan yang lain. Strateginya dan lainnya saya kira berbeda. Ada partai tertentu yang bergerak di wilayah kalim. Tapi kami kan tidak mengklaim.

Apa cita-cita luhur PKN dibentuk?

Bagaimana partai ini membawa perubahan yang mengarah pada kebaikan di negeri ini. (TribunKaltim.co/Muhammad Ridwan)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved