Pilpres 2024

Sebut Presidential Threshold Bibit Kerumitan Koalisi, Anas Urbaningrum: Wajar Kalau Ada yang Nyalip

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara menyebut Presidential Threshold adalah bibit kerumitan koalisi. Anas Urbaningrum: wajar kalau ada yang nyalip.

Editor: Amalia Husnul A
Tangkap layar Kompas TV
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum. Ketua Umum PKN menyebut Presidential Threshold adalah bibit kerumitan koalisi. Anas Urbaningrum: wajar kalau ada yang nyalip. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN, Anas Urbaningrum ikut menanggapi deklarasi capres cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar membuat Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. 

Dalam pernyataanya, Anas Urbaningrum menyinggung nilai ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold yang membuat kerumitan koalisi.

Dengan Presidential Threshold yang terlalu tinggi membuat koalisi antar partai menjadi rumit hingga kemudian menurut Anas Urbaningrum menyebabkan ada salip menyalip.

Menurut Anas Urbaningrum, Presidential Threshold yang  berlaku saat ini terlalu tinggi.

Baca juga: Rocky Gerung Sebut Threshold 20 Persen Racun Demokrasi, Calon Independen Basis Utama Demokrasi

Baca juga: Rocky Gerung Sebut Anies Baswedan Disandera Permainan Elit Politik: Dia Gak Punya Threshold

Baca juga: Kembali Sentil MK karena Gugatan PKS Soal Presidential Threshold, Rocky Gerung: Dungu Betul Ini MK

Ketua Umum PKN ini meminta kebijakan presidential threshold 20 persen dikoreksi setelah Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan Anas Urbaningrum menanggapi pencabutan dukungan Partai Demokrat terhadap Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden, karena meminang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal cawapres.

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.tv, Anas Urbaningrum mengatakan fenomena “kerumitan” koalisi seperti yang terjadi dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) adalah efek Presidential Threshold

"Saya selalu berkeyakinan bahwa membangun koalisi untuk pilpres itu tidak mudah, apalagi syarat minimalnya (Presidential Threshold) kan 20 persen kursi, atau 25 persen suara.

Itu tidak mudah,” kata Anas Urbaningrum usai menghadiri acara Konsolidasi dan Ikrar Perjuangan PKN di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (3/9/2023).

“Karena itu, menurut saya, threshold setinggi itu wajib dikoreksi nantinya, untuk pilpres yang akan datang.

Karena itu bibit kerumitan-kerumitan yang sangat tinggi untuk membangun koalisi,” lanjutnya, seperti dilaporkan jurnalis KOMPAS TV, Alexander Blegur.

Anas Urbaningrum juga menanggapi secara tidak langsung kesepakatan untuk memajukan Cak Imin sebagai bakal cawapres Anies yang tidak disetujui Partai Demokrat.

Eks politikus Partai Demokrat tersebut menyebut fenomena seperti demikian wajar.

"Sebenarnya wajar saja kalau tiba-tiba ada yang nyalip.. set! Gitu. Ya itu wajar saja. Itu kerumitan dalam koalisi,” kata Anas Urbaningrum.

Dia menegaskan, dengan Presidential Threshold lebih rendah, politik bisa lebih terbuka dan aspirasi lebih terserap.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved