Berita Pemkot Samarinda

Pemkot Samarinda Gelar Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Penurunan Stunting

Ia berharap, agar penilaian ini dapat terus meningkatkan semangat bagi setiap pemangku, baik OPD hingga seluruh stakeholder

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
HO/Pemkot Samarinda
Pemkot Samarinda saat menggelar penilaian kinerja terhadap aksi konvergensi penurunan stunting pada Rabu (20/9/2023) di Gedung Bapedalitbang Balai Kota Samarinda, Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melakukan penilaian kinerja terhadap aksi konvergensi penurunan stunting pada Rabu (20/9/2023).

Dalam penilaian kali ini, Kepala bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, Siti Nurriyatus Zahrah, berharap agar ke depannya aksi konvergensi yang diupayakan dapat maksimal, terutama pada data.

“Harapannya tidak ada lagi missing data,” ungkap Nurriyatus yang akrab disapa Tutus pada Rabu (20/9/2023) sore.

Menurutnya, data merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan.

Baca juga: Pemkot Samarinda Mulai Aspal Jalan di Sekitar Taman Samarendah

“Karena jika data sudah akurat, maka tentu akan valid,” sebut Tutus.

Di samping itu, pada penilaian kali ini Kota Samarinda juga telah memaparkan kinerja pelaksanaan aksi konvergensi tahun 2023 ini.

Prevalensi stunting pada data timbang di Kota Samarinda diketahui mulai tahun 2022 mengalami penurunan.

“Kalau data SSGI mengalami peningkatan prevalensi, tapi menurut data timbang prevalansi stunting di Samarinda mengalami penurunan,” jelasnya.

Terkait dengan kevalidan data, Tutus mengatakan bahwa diperlukan kerja sama yang baik dan dimulai dari peran kader di seluruh posyandu.

Baca juga: Wujudkan Kota Pusat Peradaban, Pemkot Samarinda Bersama KPK RI Buat Bimtek Keluarga Berintegritas

Data dalam pengelolaan program pencegahan dan penurunan stunting yang terintegrasi juga harus disertai dengan intervensi.

“Memang ini adalah PR yang sangat berat, tapi diharapkan bisa sesuai dengan apa yang kita harapkan,” tuturnya.

Oleh karena itu, peran pemerintah juga harus diimbangi melalui peran tenaga kesehatan dan juga kader dengan cara meningkatkan kompetensi dan kapasitas serta bekerja sama.

Ia berharap, agar penilaian ini dapat terus meningkatkan semangat bagi setiap pemangku, baik OPD hingga seluruh stakeholder.

“Mudah-mudahan ini bisa memberikan suntikan semangat bagi daerah Kabupaten Kota untuk meningkatkan kinerja dalam rangka menurunkan stunting,” pungkasnya.

Targetkan Turun hingga 11 Persen

Tutus mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan intervensi terhadap permasalahan stunting.

Mengingat, stunting merupakan sesuatu hal yang harus dientaskan demi membentuk generasi emas di masa depan.

Adapun dua upaya yang telah digencarkan, yakni secara spesifik dan secara sensitif.

“Upaya-upaya sudah dilakukan baik secara spesifik dan senstif,” sebutnya.

Ia menyebutkan pemangku intervensi spesifik yakni Dinas Kesehatan, serta 6 stakeholder lainnya seperti Dinas Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan, hingga organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Sedangkan intervensi sensitif dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) bersama dengan OPD terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas PUPR, hingga Dinas Lingkungan Hidup.

Ia berharap kepada seluruh pihak yang terlibat dalam rangka menurunkan angka stunting hingga mencapai 11 persen untuk dapat terus menggencarkan program yang terarah.

“Diharapkan bisa mempercepat penurunan stunting dan mencapai target sasaran untuk penurunan stunting sebesar 11 persen di Samarinda untuk tahun 2024,” harapnya.

“Harapannya kita semua tau tugas dan tau siapa dan melakukan apa, sehingga programnya terarah dan konvergen,” tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved