Horizzon
Laka Maut di Bawen dan 'Hantu' di Simpang Rapak
Kecelakaan di exit Tol Bawen layak menjadi pelajaran bagaimana bahaya menghantui di Simpang Rapak Balikpapan
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Ibnu Taufik Jr
Oleh: Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim
EMPAT nyawa melayang dan puluhan lainya luka-luka dalam kecelakaan lalu lintas do exit tol Bawen, Jawa Tengah, Sabtu (23/9/2023) petang kemarin.
Meski peristiwa tersebut jauh dari Balikpapan, namun tak bijak rasanya jika kita tak belajar dari peristiwa tersebut.
Jangankan empat nyawa, satu nyawa pun tak boleh mati sia-sia hanya karena kita lupa dengan masalah yang kita alami di Balikpapan dan belum tuntas hingga saat ini.
Membaca berita laka Bawen, ada banyak persamaan yang bisa kita jadikan pelajaran bagi kita yang ada di Balikpapan.
Apalagi banyak duplikasi alias kesamaan dengan sesuatu yang juga masih menjadi momok yang selalu menghantui kita, utamanya di Simpang Rapak.
Belum lagi, masyarakat kita dikenal sebagai masyarakat yang gampang melupakan sesuatu.
Baca juga: Jebakan Pasir di Simpang Rapak Balikpapan
Truk bertonase besar yang alami rem blong, lampu merah dan kemudian terjadi persitiwa nahas yang sama sekali tak pernah kita harapkan.
Namun itulah yang harus diakui hal menakutkan yang selalu mengintai masyarakat Balikpapan, tepatnya di Simpang Rapak.
Bahkan khusus untuk titik ini, peristiwa truk yang mengalami rem blong, kemudian menabrak barisan kendaraan yang tengah menunggu lampu merah, lalu muncul korban jiwa adalah peristiwa yang berulang namun belum ada solusi konkret.
Betul, sejak peristiwa terakhir yang terjadi pada Rabu (25/9/2023) malam, Dinas Perhubungan dan Polisi Lalu LIntas setempat telah membuat rekayasa lalu lintas dengan mengosongkan lajur kanan dan mengkhususkan lajur tersebut hanya untuk kendaraan berat.
Selain tidak efektif lantaran belum teruji dan memang langkah tersebut tak lebih hanya untuk menghindari insiden di lokasi tersebut, maka jalur khusus di Simpang Rapak ini juga seringkali tak benar-benar steril.
Sejumlah mobil dan kendaraan yang barangkali sudah melupakan insiden Rapak nekat berhenti di lajur gawat tersebut.
Satu nyawa begitu berharga dan tak boleh mati sia-sia hanya lantaran kita abai atau tak peduli dengan situasi yang terus menghantui siapapun yang tengah melintas di Rapak.
Solusi serius yang benar-benar mampu menjadi solusi jika ada truk yang alami rem blong di lajur tersebut harus menjadi pemikiran serius pemangku kebijakan di Kalimantan Timur ataupun Balikpapan.
Dan sekali lagi, mengosongkan lajur paling kanan sesungguhnya bukan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah utama yang selalu menjadi pemicu insiden di Rapak, yaitu kendaraan berat yang mengalami rem blong.
Kalaupun lajur tersebut dikosongkan, kemudian terjadi lagi kendaraan berat yang mengalami masalah serupa, maka jika truk yang mengalami insiden rem blong akibat jalanan menurun sepanjang kurang lebih tiga kilometer masih butuh momentum untuk menghentikan laju kendaraannya.
Boleh jadi insiden tak terjadi di Rapak, namun jika lajur khusus ini berguna, sesungguhnya rekayasa jalan tersebut hanya memindahkan peristiwanya saja. Truk yang mengalami rem blong butuh momentum untuk berhenti.
KIta ingat, Tribun Kaltim melalui rubrik yang sama yaitu di Horizzon pernah mengusulkan adanya jebakan pasir yang bisa digunakan di jalan bebas hambatan untuk menghadapi masalah serupa.
Sayang, ide tersebut juga dianggap angin lalu seperti ide yang lebih funtastik sebelumnya yaitu membuat jembatan layang di lokasi tersebut.
Momentum kecelakaan di Bawen tampaknya menjadi mpmentum baik untuk mengingatkan Balikpapan, utamanya pemerintah daerah setempat untuk konkret membuat solusi terhadap bencara di Simang Rapat yang setiap saat menghantui kita semua.
Hal mengerikan di Rapak bisa terjadi kapan saja dan bisa menimpa siapa saja yang melintas di kawasan tersebut. Meski kita tentu berdoa agar ancaman itu tak pernah terjadi, namun sungguh bodohnya kita jika tak pernah belajar dari sesuatu yang sudah beberapa kali kita alami.
Ide jebakan pasir, atau semacam lobang emergency yang merisi gundukan pasir berundak yang berguna untuk mengerem paksa laju kendaraan yang mengalami rem blong sangat memungkinkan diterapkan di Simpang Rapak.
Ide ini juga relatif mudah dan murah dan sangat visible untuk diuji coba di titik tersebut. Namun lagi-lagi untuk mewujudkan hal ini dibutuhikan kepedulian sekaligus keseriusan pemerintah setempat.
JIka memang pemerintah kita peduli dan serius untuk melakukan dan memrioritaskan hal yang urgent bagi masyarakatkanya, maka seyogyanya Simpang Rapak tak dibiarkan seperti saat ini kondisinya.
Kita percaya, kita tidak sedang menunggu insiden serupa kembali mengingatkan kita kembali akan pentingnya kebijakan serius untuk Simpang Rapak.
Insiden Bawen yang terjadi Sabtu petang kemarin seharusnya sudah cukup bagi kita untuk kembali menganggap bahwa ada bahaya yang bisa kita kelola di Simpang Rapak. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.