Berita Viral

Sekda Sukabumi Pertanyakan Standar Pandawara Group, Imbas Menyebut Pantai Loji Terkotor Nomor 4

Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mempertanyakan standar yang digunakan Pandawara Group, yang menyebut Pantai Loji, terkotor nomor 4.

Instagram @pandawaragroup
Pandawara Group. Terbaru, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mempertanyakan standar yang digunakan Pandawara Group, yang menyebut Pantai Loji, terkotor nomor 4 di Indonesia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mempertanyakan standar yang digunakan Pandawara Group, yang menyebut Pantai Loji, terkotor nomor 4 di Indonesia.

Hal tersebut semakin membuat kawasan tersebut menjadi sorotan, setelah Pandawara Group dikabarkan tidak mendapatkan izin dari Kepala Desa setempat untuk bersih-bersih di Pantai Loji.

Pantai yang diklaim Pandawara Group sebagai terkotor keempat di Indonesia itu berada di perbatasan antara Pantai Cibutun, Dea Sangrawayang dan Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Dalam sebuah video yang diunggah Pandawara Group di akun media sosial Instagram dan Tiktok, mereka menancapkan kertas bertuliskan "Selamat Datang di Pantai Terkotor No.4 di Indonesia".

Baca juga: Siapa Pandawara Group? Kembali Viral Gegara Ditolak Kades Bersihkan Pantai Loji

Baca juga: Andi Harun Dorong Warga Jaga Kebersihan Sungai Karang Mumus Samarinda

Baca juga: Walikota Bontang Basri Rase Lantik 33 Petugas Kebersihan Kkusus Normalisasi Sungai

Tidak hanya itu, rencananya akan digelar aksi bersih-bersih melibatkan warga, aparat dan pemerintahan setempat pada tanggal 4-7 Oktober 2023.

Dilansir dari TribunJabar.id, pantauan di lokasi pantai terlihat tumpukan sampah yang didominasi kain memang menggunung di kawasan pantai tersebut.

Air laut pun terlihat kotor, serta banyaknya ranting kayu dan bambu berserakan di pantai.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman merespon video yang viral tersebut.

"Insya allah kita akan laksanakan pelaksanaan dari tangggal 4 sampai tanggal 7, mudah-mudahan kan ini ramai di medsos bukan di media, tapi di medsos yang viral, tetapi emang ini kewajiban kita sekaligus juga kan ada bakti dari TNI tanggal 5, jadi tanggal 4 sudah ini, jadi semua perangkat daerah, tadi unsurnya dari TNI, Polri, Pemda semua elemen kita bersihkan pantai yang itu," kata Ade usai rakor di Kodim, Senin (2/10/2023).

Selain itu, Ade menyebut tidak mengerti dengan status pantai terkotor nomor 4 di Indonesia yang disebut oleh Pandawara Group.

Ia pun mempertanyakan standar yang dipakai Pandawara dalam menetapkan pantai terkotor dari sebelum-sebelumnya hingga saat ini.

"Itu, kan, nggak ngerti juga, kan namanya terkotor nomor 4 itu kan harus ada standarnya, kita jadi juara 1, juara 3 biasanya ada standarnya, mereka menetapkan itu gimana, kita juga kan nggak ngerti," kata Ade ditemui di Kodim 0622/Kabupaten Sukabumi, Senin (2/10/2023).

Ade menjelaskan, video viral yang diunggah PandawaraGroup tidak berdampak kepada status Ciletuh Unesco Global Geopark.

"Ya itu udah nggak, oleh karena itu kita usahakan Kabupaten Sukabumi harus bersih, apalagi kita akan jadi tuan rumah Summit 2024, selain itu juga kita juga sekarang itu sudah memiliki Wistara kabupaten kota sehat, oleh karena itu kita bersihkan itu pantai," ucap Ade.

Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Berau Wajibkan ASN Jadi Nasabah Bank Sampah

Siapa Pandawara Group

Pandawara Group adalah kelompok pemuda asal Bandung, Jawa Barat.

Nama Pandawara Group mulai dikenal publik setelah mereka membagikan video membersihkan sampah jalanan hingga sungai di media sosial.

Nama Pandawa berasal dari kisah pewayangan Mahabarata.

Dalam pewayangan Mahabarata, ada lima tokoh bersaudara yang dikenal sebagai Pandawa Lima.

Wara berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti 'kabar baik'.

Pandawara memiliki arti lima pemuda yang membawa kabar baik.

Pandawara Group terdiri dari lima pemuda asal Bandung yang merupakan teman satu SMA.

Berikut anggota Pandawara Group.

- Rafly Pasya

- Agung Permana

- Rifki Sa'dulah

- Muchamad Ikhsan

- Gilang Rahma

Baca juga: Jam Buang Sampah Ditertibkan, Tiap Hari UPT Kebersihan Sangatta Utara Kutim Angkut 20 Ton Sampah

Sementara itu, Pandawara Group masih mencari rumus dan formula agar masyarakat sadar terhadap lingkungan, terutama kelestarian sungai.

Gilang Rahma (23) salah seorang personel Pandawara Group mengaku terus mencari formula agar masyarakat mulai tertarik dengan pengelolaan sampah, terutama di wilayah sungai.

"Itu tadi kita sampai sekarang masih proses kita mencari rumus itu, gimana caranya agar masyarakat yang tidak tertarik atau tidak tahu sekali tentang sampah, agar bisa membuat mereka tertarik atau bergerak," katanya ditemui di sekitar Sungai Cikeruh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023).

Gilang menjelaskan, saat ini Pandawara Group masih terus berupaya menarik generasi muda seperti mereka agar mau memperhatikan lingkungan, bahkan terjun langsung.

Satu sisi lain, tindakan yang kerap disampaikan Pandawara Group melalui unggahan video di Instagram atau TikTok merupakan hal yang sulit diterima banyak orang.

Namun, mereka tetap menyakini yang dilakukan Pandawara Group bisa melahirkan efek yang optimal bagi lingkungan.

"Sebetulnya gini, apa yang disampaikan oleh Pandawara itu berita yang kurang baik, tapi di sisi lainnya itu bisa ajang edukasi juga, karena menurut riset banyak gen-z kurang tahu mengenai isu lingkungan yang ada di Indonesia," kata dia.

Pandawara Group, lanjut Gilang, memiliki cara sendiri agar upaya pembersihan sungai dari sampah bisa optimal.

Pertama agenda pembersihan suatu lokasi yang ditujukan untuk volunteer.

Kedua, untuk masyarakat umum.

Baca juga: Wawali Samarinda Rusmadi Kembali Ingatkan Jaga Kebersihan Lingkungan Pasca Pemotongan Hewan Kurban

Untuk program kedua ini, kata Gilang, disesuaikan dengan kondisi sungai.

"Karena ada dua jenis pembersihan yan kita lakukan. Pertama, slot untuk beberapa volunteer dan yang kedua, untuk masyarakat umum, kalau memang sungainya sulit dibersihkan oleh kita berlima maka kita buka untuk umum atau dengan instansi yang lain juga," terang dia.

Sejauh ini, sambung Gilang, upaya mengajak anak muda untuk terjun ke dunia lingkungan cukup menantang.

Pasalnya, tidak sedikit yang masih mempertanyakan apa maksud dari Pandawara Group melakukan gerakan tersebut.

Meski demikian, kata dia, energi dari anak muda ketika terjun ke suatu persoalan cukup militan.

"Saat ini follower Pandawara Group berkisar di usia 20 sampai 30 tahun, mereka masih militan. Seperti sekarang saya apresiasi. Semoga tidak hanya sekarang tapi ada pemeliharaan dan ada program yang berkelanjutan tentang pemeliharaan sungai jadi masyarakat bisa bikin program satu minggu sekali bisa kontrol," ucapnya.

Gilang mengungkapkan, saat ini Pandawara Group membebaskan siapapun untuk terlibat dalam setiap program mereka.

Mereka tidak ingin membuat sistem pendaftaran bagi siapapun yang akan ikut terjun langsung.

"Jujur ini enggak terlalu banyak, karena bikinnya weekday, beberapa volunteer kita itu mengeluhkan kenapa dibuatnya weekday. Kita pernah buka google form ternyata jumlahnya luar biasa, sampai 1.600 lebih itu orang Bandung semua," terang dia.

Selain itu, selama ini Pandawara Group tidak pernah mengajak pihak-pihak terkait untuk terlibat dalam gerakannya, termasuk mendatang ratusan bahkan ribuan orang untuk upaya pembersihan.

Baca juga: Bantu Wujudkan Kota Peradaban, Camat Sungai Pinang Samarinda Inisiasi Beri Surat Edaran Kebersihan

Ia mencontohkan, saat upaya pembersihan Pantai di Labuan Banten dan di Lampung, bisa mendatangkan ribuan orang.

"Pantai pertama di Labuan Banten terkotor pertama, yang kedua di Bandar Lampung. Di Labuan kita dapat 1.800 orang di lokasi, kalau di Lampung 3.700 orang," ungkap dia.

Meski saat ini tergolong menjadi komunitas yang menarik perhatian publik.

Gilang tak mempermasalahkan sebutan atau panggilan kepada Pandawara Group.

"Tergantung, sering juga yang bilang konten kreator banyak juga bilang gitu. Sekarang kita banyak bikin program," jelas dia.

Kritik untuk pemerintah Gilang membenarkan, saat ini yang menjadi target oleh Pandawara Group adalah pantai dan sungai yang kondisinya kotor.

"Enggak itu atas inisiasi kita sendiri karena sampai sekarang kita selalu mencari titik-titik terutama pantai, pantai mana aja yang kotor dan bermasalah dan kondisinya parah," tuturnya.

Meski begitu, Pandawara Group tetap berupaya memberikan masukan kepada pemerintah terutama soal upaya pelestarian lingkungan.

Gilang mengungkapkan, baiknya pemerintah memperketat dan mempertegas mekanisme serta regulasi terkait lingkungan.

"Lebih, diperketat dan diperkuat lagi untuk sanksinya seperti itu, mungkin bisa dibuatkan regulasi untuk seluruh masyarakat Indonesia yang kuat dan tegas, jadi lebih takut lah. Kita sering bilang ko ke pemerintah, kaya ada di salah satu Kecamatan di Kabupaten Bandung yang enggak punya TPS dan masyarakatnya buang sampah ke sungai dan mereka terus terang, aku sudah konsultasikan itu ke pihak terkait yang punya kapasitas," ujarnya.

Ditanya terkait pembiayaan selama menjalankan kegiatan, Gilang mengatakan Pandawara Group memiliki dua cara, menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau tanpa sponsor sama sekali.

"Oh kita enggak pakai sponsor kaya kemarin di Lampung tanpa sponsor tapi nanti kita pegang beberapa CSR (corporate social responsibility) perusahaan untuk melakukan kegiatan yang sama, jadi ada yang dengan sponsor dan tidak dan itu terlihat kok di Instagram," pungkasnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved