Berita Bulungan Terkini

Penggunaan Kurikulum Fleksibel Kunci Keberhasilan Kaltara Percepat Pemulihan Pembelajaran

Kemendikbudristek memuji ketangguhan Kalimantan Utara ( Kaltara ) dalam melakukan pemulihan pembelajaran (learning recovery).

Editor: Sumarsono
HO/Disdikbud Bulungan
Seorang guru SD di Bulungan, Kalimantan Utara menggunakan media belajar sederhana untuk mengajarkan keterampilan membaca. Penggunaan media sederhana ini merupakan bagian dari pembelajaran berdiferensiasi yang menjadi ciri utama Kurikulum Merdeka. (Dok/Diskdikbud Bulungan) 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi ( Kemendikbudristek ) memuji ketangguhan Kalimantan Utara ( Kaltara ) dalam melakukan pemulihan pembelajaran (learning recovery).

Meski menghadapi berbagai tantangan, seperti wilayah yang luas dan keterbatasan infrastuktur, namun ekosistem pendidikan di Kaltara berhasil mendorong terjadinya pemulihan pembelajaran.

Demikian dikemukakan Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (Puskujar BSKAP) Kemendikbudristek, Zulfikri Anas dalam rapat Tim Tata Kelola Program INOVASI Provinsi Kaltara, beberapa waktu lalu.

Lewat ekosistem ini, Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), Balai Guru Penggerak (BGP), Pemprov, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, komunitas dan organisasi mitra dapat bekerjasama untuk membantu guru menggunakan kurikulum yang lebih fleksibel.

Baca juga: BPMP Kaltim Sambangi Pemkab Paser soal Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar

Ekosistem pendidikan bekerjasama menggerakkan komunitas-komunitas belajar di semua level, sekolah, dan guru untuk menggunakan kurikulum yang lebih fleksibel secara massif.

Lebih lanjut, Zulfikri mengatakan Kemendikbudristek telah mengeluarkan beberapa kebijakan strategis untuk mendorong terjadinya pemulihan pembelajaran.

Salah satu kebijakan strategis itu adalah penggunaan kurikulum yang lebih fleksibel. Kemendikbudristek memberikan kebebasan kepada guru dan sekolah untuk memilih sendiri kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Tujuan kebijakan ini untuk mengurangi beban mengajar guru dan beban belajar siswa, sehingga waktu pembelajaran benar-benar fokus untuk meningkatkan kompetensi esensial siswa yaitu literasi, numerasi, dan karakter.

kemenristekdik
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (Puskujar BSKAP) Kemendikbudristek, Zulfikri Anas memuji ketangguhan Kalimantan Utara dalam melakukan pemulihan pembelajaran (learning recovery). (Dok/ Disdikbud Kaltara).

Studi Kemendikbudristek dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) menunjukkan bahwa kurikulum yang fleksibel mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat dibanding kurikulum 2013.

Studi ini dirangkum dalam buku Bangkit Lebih Kuat; Studi Kesenjangan Pembelajaran (2023) yang baru diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.

Studi ini menemukan metode pembelajaran yang menggunakan asesmen diagnostik, pembelajaran berdiferensiasi, dan penyederhanaan kurikulum yang menitikberatkan pada kemampuan dasar esensial seperti literasi dan numerasi berkontribusi kepada pemulihan pembelajaran.

“Yang menggembirakan faktor-faktor kunci ini menjadi karakteristik dan prinsip utama dalam Kurikulum Merdeka,” tutur Zulfikri.

Menurut Zulfikri, keberhasilan melakukan pemulihan pembelajaran, merupakan kontribusi bersama. Keberhasilan ini merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, daerah dan komunitas.  

Baca juga: Beasiswa Kaltara Unggul 2023 untuk Jenjang SD hingga S3, Dapat Dana Pendidikan hingga Rp 2,5 Juta

Kebijakan pusat diimplementasikan dengan antusias di daerah.

“Kami mencatat, bahwa Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi yang paling progresif dalam mengimplementasikan kebijakan pemerintah pusat tersebut,” tukasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved