Berita Internasional Terkini
Joe Biden Berani ke Israel Saat Perang dengan Palestina Memanas, Presiden AS Bakal Jadi Target Hamas
Joe Biden berani ke Israel saat perang dengan Palestina memanas, Presiden Amerika Serikat bakal jadi target Hamas
TRIBUNKALTIM.CO - Situasi perang antara Hamas Palestina vs Israel masih mencekam.
Israel terus menggempur Gaza dari berbagai arah.
Di tengah kecamuk perang, Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan bertandang ke Israel.
Amerika Serikat yang menjadi penyokong utama Israel akan menemui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Niat Biden datang langsung ke Israel disebutkan sebagai bentuk dukungan langsung terhadap Tel Aviv atas situasi konflik yang terjadi saat ini.
Baca juga: Beri Makan Gratis ke Tentara Israel yang Gempur Palestina, McDonalds Terancam Diboikot Muslim Dunia
Baca juga: Tak Hanya Rusia dan Korea Utara, China Juga Nyatakan Dukung Palestina, Minta Israel Stop Gempur Gaza
Namun, laporan Politico yang mengutip dua sumber pemerintah di Washington menyebut, para pejabat Gedung Putih mengkhawatirkan keselamatan Biden di sana.
Undangan Netanyahu tersebut disampaikan melalui panggilan telepon pada Sabtu (14/10/2023).
"Perjalanan semacam itu – selama konflik bersenjata Israel dengan pejuang Hamas Palestina – berpotensi menjadi salah satu hal penting dalam masa kepresidenan Biden.
Serupa dengan kunjungan mendadaknya ke Kiev pada bulan Februari," lapor outlet tersebut pada hari Minggu.
Menjelang perjalanan ke Ukraina, AS telah berkomunikasi dengan Rusia untuk tidak mencampuri rencana perjalanan Biden.
Laporan mengulas, ketika sirene menyambut kedatangan pemimpin AS di Kiev berbunyi.
Saat Biden bertemu dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, wartawan media Barat yakin kalau tidak ada tanda-tanda serangan rudal Rusia pada saat itu.
“Hamas, sebuah kelompok yang ditetapkan Amerika Serikat sebagai organisasi teroris, kemungkinan besar akan melakukan serangan provokatif terhadap presiden yang sedang dalam perjalanan (ke Israel),” kata surat kabar itu, mengutip pendapat seorang pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
Situasi yag dihadapi Biden di Israel bisa jadi berbeda dari apa yang dia alami saat berkunjung ke Ukraina.
"Beberapa anggota parlemen AS yang mengunjungi Israel pekan lalu harus berlindung di tempat perlindungan bom ketika sirene serangan udara berbunyi," tulis laporan tersebut.
Pemerintahan Biden menjanjikan dukungan penuhnya kepada Israel setelah Hamas melancarkan serangan mendadak dari Gaza awal bulan ini.
Penyerangan dari Hamas tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.300 warga Israel dan penangkapan puluhan sandera.
Pada Senin, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel mengatakan 199 orang diidentifikasi ditahan di Gaza.
Pemerintahan Netanyahu telah menyatakan perang terhadap kelompok militan tersebut.
Baca juga: Perang Lawan Israel di Gaza, Hamas Puji Perjuangan Putin untuk Palestina, Rusia Ingin Konflik Usai
Militer Israel mengumumkan rencana pada akhir pekan untuk melakukan “operasi darat besar-besaran” dan memerintahkan warga sipil di Gaza untuk meninggalkan bagian utara wilayah yang diblokade.
Joe Biden telah menyatakan keyakinannya kalau Israel akan melakukan yang terbaik untuk membatasi kematian warga sipil saat menyerang Hamas dengan masuk ke Gaza melalui serangan darat.
Washington dilaporkan juga telah meminta mediasi Qatar untuk menjamin pembebasan warga sipil di antara para sandera, beberapa di antaranya memiliki kewarganegaraan Amerika.
Rusia mengutuk kekerasan terhadap warga sipil yang dilakukan kedua belah pihak dalam konflik tersebut.
Moskow berpendapat kalau pendekatan Washington yang bias terhadap proses perdamaian Timur Tengah dan upaya untuk “memonopolinya”, menjadi penyebab eskalasi konflik yang terjadi saat ini.
Biden juga disebutkan telah mendesak adanya negosiasi yang sungguh-sungguh mengenai pembentukan negara Palestina, setelah situasi sudah tenang.
China Dukung Palestina
Situasi perang antara Israel vs Palestina kian sengit.
Ada negara yang pro ke Israel, namun tak sedikit pula yang mendorong agar Palestina diakui sebagai negara berdaulat.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara menyatakan dukungannya terhadap Palestina.
Terbaru, China juga mendukung agar Palestina merdeka.
Diketahui, perang sengit antara Hamas Palestina vs Israel masih berlangsung.
Baca juga: Iran dan Hizbullah Dipastikan Tak Tinggal Diam Bila Perang Besar Israel vs Hamas Palestina Terjadi
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Minggu (15/10/2023), bahwa China mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam menjaga hak-hak nasional mereka.
Pernyataan Wang Yi ini membuat sikap China tampak semakin jelas terhadap perang Hamas-Israel.
Dikutip dari AFP, China, yang memiliki hubungan dekat dengan Iran, semakin memposisikan diri sebagai mediator di Timur Tengah.
Namun, mereka telah dikritik oleh para pejabat Barat karena tidak secara khusus menyebut Hamas dalam kecamannya terhadap kekerasan dalam konflik Israel-Gaza.
"Akar penyebab dari situasi Palestina-Israel adalah bahwa hak rakyat Palestina untuk menjadi negara telah dikesampingkan sejak lama," kata Wang dalam sebuah panggilan telepon dengan Hossein, menurut sebuah pembacaan resmi China.
"Ketidakadilan historis ini harus diakhiri sesegera mungkin," kata Wang.
Dia menambahkan bahwa, "China akan terus berdiri di sisi perdamaian dan mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk melindungi hak-hak nasional mereka"
Pada hari Minggu ini, Wang juga melakukan panggilan telepon dengan Pangeran Arab Saudi Faisal bin Farhan.
Dalam kesempatan itu, dia mengatakan bahwa tindakan Israel sekarang "di luar ruang lingkup pembelaan diri" dan pemerintah Israel harus "menghentikan hukuman kolektifnya terhadap rakyat Gaza".
"(Israel) harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh seruan komunitas internasional dan sekretaris jenderal PBB, dan menghentikan hukuman kolektifnya terhadap rakyat Gaza," tambah Wang.
Wang mengatakan kepada Pangeran Faisal bahwa, "semua pihak tidak boleh mengambil tindakan apa pun untuk memperburuk situasi dan harus kembali ke meja perundingan sesegera mungkin".
Pada Sabtu (14/10/2023), Wang mengadakan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang telah meminta China untuk menggunakan pengaruhnya di Timur Tengah untuk mendorong ketenangan di wilayah tersebut.
"Wang mendesak diadakannya pertemuan perdamaian internasional sesegera mungkin untuk mendorong tercapainya konsensus yang luas", menurut pembacaan percakapan oleh Beijing.
Baca juga: Israel Bisa Merana Bila Perang Besar dengan Palestina Terjadi, Hamas akan Dapat Banyak Bantuan
Jean-Pierre Cabestan, seorang peneliti senior di Asia Centre di Paris, mengatakan bahwa Beijing lebih berpengaruh di Timur Tengah dibandingkan sepuluh tahun atau dua puluh tahun yang lalu terutama karena jejak ekonominya di sana dan juga karena aktivisme diplomatiknya.
"(Namun), hubungan baiknya dengan Israel, terutama di sektor teknologi, membatasi ruang gerak Beijing," katanya kepada AFP. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Joe Biden Mau Datang ke Israel, Washington Cemas Presiden AS Jadi Target Langsung Hamas
| Daftar Universitas Terkenal Dunia yang Paling Banyak Hasilkan Miliarder dan Inovator |
|
|---|
| Deretan 10 Kota dengan Tarif Nonton Bioskop Paling Mahal di Dunia 2025 |
|
|---|
| Momen Haru Menag Nasaruddin Umar Ziarah ke Makam Paus Fransiskus, Letakkan Rosario dan Usap Pusara |
|
|---|
| Terjebak Iming-iming Gaji Besar, WNI Korban TPPO Kini Didominasi Kalangan Muda Berpendidikan |
|
|---|
| Rekam Jejak Andry Rajoelina, Presiden Madagaskar Viral Kabur Imbas Didemo Gen Z |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20230712_Joe-Biden.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.