Breaking News

Berita Penajam Terkini

Ratusan Santri Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari PPU Dipulangkan, Imbas Air PDAM tak Mengalir

Aktivitas pembelajaran di Pondok Pesantren Syeh Muhammad Arsyad Al Banjari Penajam Paser Utara (PPU) dialihkan ke pembelajaran daring

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
Suasana pondok pesantren Al Banjari di PPU, santri dipulangkan karena air tidak mengalir selama 4 hari.TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU 

TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM - Aktivitas pembelajaran di Pondok Pesantren Syeh Muhammad Arsyad Al Banjari Penajam Paser Utara (PPU) dialihkan ke pembelajaran daring.

Seluruh santri dipulangkan per hari ini, Selasa (17/10/2023), dan belajar di rumah masing-masing.

Terlihat, suasana pondok baik putra dan putri, sudah sepi sejak pagi hari. Para santri telah kembali kerumahnya, dengan dijemput orang tua, pun pulang sendiri.

Alasan dipulangkannya para santri, karena sejak empat hari terakhir, air PDAM tidak mengalir di pondok pesantren.

Akibatnya, aktivitas santri menjadi terganggu selama kurun waktu tersebut.

Baca juga: Strategi PDAM Perluas Cakupan Layanan Air Bersih di Penajam Paser Utara

Baca juga: Sikap PDAM Samarinda Atas Kebutuhan Air Bersih Warga Perumahan Bumi Cita Lestari

Pihak PDAM juga disebut telah melakukan pengecekan, namun distribusi air bersih ke pesantren memang sudah tidak bisa lagi, karena stok air baku di WTP sudah menipis.

Menurut Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Al Banjari PPU, Ashari, selama empat hari itu, para santri masih menggunakan air yang telah ditampung di bak penampungan.

Namun air tampungan juga telah habis, sehingga pihak sekolah mengambil kebijakan agar mereka dipulangkan sementara waktu.

"Ada kendala distribusi air dari PDAM jadi kami mengambil kebijakan setelah berkonsultasi dengan pimpinan pondok dan yayasan untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara daring atau online," jelasnya.

Pondok pesantren yang terletak di Kilometer 3 Kelurahan Nenang itu, memang diakui tak memiliki sumber air sendiri yang layak pakai.

Selain bergantung pada air PDAM, mereka hanya memiliki satu sumur bor, namun airnya tidak layak.

Air dari sumur bor tersebut berwarna kuning dan berbau. Apabila digunakan terlalu sering, beberapa santri akan mengalami gatal.

"Ada air tanah tapi kami tidak punya alat untuk sterilisasi, jadi tidak bisa digunakan terlalu sering," sambungnya.

Ashari menjelaskan bahwa ada sebanyak 225 orang santri yang telah dipulangkan, hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Para orang tua juga telah diberitahu sebelumnya, dan memaklumi hal tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved