Kisah Buaya Riska di Bontang
BKSDA Kaltim Tak Masalah Buaya Riska Kembali ke Sungai Guntung Bontang tapi Ada Syaratnya
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim tak masalah Buaya Riska kembali ke Sungai Guntung Bontang tapi ada syaratnya.
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Rita Noor Shobah
Pasalnya Ari menjelaskan selama ini pihaknya bertindak dengan pertimbangan dan aturan yang ada.
Baca juga: Istri Tito Karnavian Akan Kunjungi Buaya Riska di Balikpapan
"Kami menunggu saja maunya seperti apa. Mau diambil silahkan. Tapi semuanya bukan hanya Riska. Mau ditaruh dipenangkaran kami juga fasilitasi," tuturnya.
Tetapi pastikan, satwa aman dan di antara masyarakat sendiri tidak terjadi konflik.
Karena menurutnya, paling baik adalah hidup berdampingan antara binatang dan manusia.
Selain itu, ia juga mendukung jika Pemerintah Kota Bontang yang berkeinginan untuk membuat penangkaran atau kebun binatang.
"Saya sudah sampai juga itu. Dari 2020 malah. Silahkan tetapi syaratnya juga dipenuhi. Kalau luasnya lebih dari 5 hektare harus Amdal," tuturnya.
Ia menjelaskan aturannya ada, misalnya bentuknya kebun binatang mini tinggal dibuat perjanjian kerja sama (PKS).
"Tidak ada salahnya. Kami mendukung apa yang dibutuhkan kami akan membantu. Karena untuk kebaikan bersama," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya muncul gerakan Kembalikan Buaya Riska ke Bontang, yang dikapitalisasi Masyarakat Sadar Wisata atau Masata.
Kelompok masyarakat ini bahkan bersurat ke Presiden Jokowi untuk turun tangan, mengembalikan buaya tersebut yang saat ini berada di Penangkaran Tritip Balikpapan, ke habitatnya di Sungai Guntung, Kecamatan Bontang Utara.

Tribunkaltim.co menerima salinan surat tersebut dalam bentuk pesan elektronik, pada Kamis (19/10/2023).
Dikonfirmasi, Ketua Masyarakat Sadar Wisata Kota Bontang Eko Satrya mengakui bahwa ia yang menulis surat terbuka tersebut.
Eko berharap lewat surat itu, Presiden Jokowi dapat melihat perspektif berbeda tentang pentingnya keberadan Buaya Riska di Bontang, untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam dan seiring usaha pemerintah membangun projek pariwisata sebagai upaya pasca industri.
Menurutnya cerita kedekatan manusia (Ambo) dan seekor buaya liar yang dikenal sebagai Riska ini, sangat menarik, unik dan hanya ada satu-satunya di Indonesia bahkan dunia.
"Panji sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia binatang dan sudah berkeliling ke mana-mana mengakui kedekatan Ambo dan Buaya Riska hanya ada di Bontang," ungkap Eko kepada Tribunkaltim.co, Jumat (20/10/2023).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.