Berita Nasional Terkini

42 Teroris yang Mau Gagalkan Pemilu 2024 Ditangkap, Densus 88 Beber Awal Mula Tersangka Gabung JAD

42 teroris yang mau gagalkan Pemilu 2024 ditangkap, Densus 88 beberkan awal mula tersangka gabung JAD.

Editor: Diah Anggraeni
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri. 42 teroris yang mau gagalkan Pemilu 2024 ditangkap, Densus 88 beberkan awal mula tersangka gabung JAD. 

TRIBUNKALTIM.CO - 42 teroris yang mau gagalkan Pemilu 2024 ditangkap, Densus 88 beberkan awal mula tersangka gabung JAD.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antireror Polri telah menangkap 42 orang terkait jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang dipimpin Abu Oemar.

Ke-42 terduga teroris itu ditangkap dari tempat yang berbeda-beda.

Sebanyak 25 orang ditangkap di Jawa barat, 11 di DKI Jakarta, dan 6 di Sulawesi Tengah.

Teranyar, Densus 88 Antireror Polri menangkap dua terduga teroris pada Rabu (1/11/2023) lalu di Provinsi Jawa Barat.

Penangkapan para terduga teroris itu karena terindikasi menggagalkan Pemilu 2024.

Baca juga: Bertambah, Total 5 KKB Papua Dilumpuhkan Satgas Damai Cartenz, TNI/Polri Sita Senjata Api Teroris

Baca juga: Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Simulasi Atasi Teroris, Pengunjuk Rasa hingga Kebakaran

Baca juga: Remisi HUT Ke-78 RI, 16 Koruptor dan 26 Napi Teroris Bebas

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar membongkar pengakuan salah satu tersangka teroris JAD yang tergabung ke dalam kelompok yang mempunyai misi untuk menggagalkan Pemilu 2024.

Aswin menyampaikan, tersangka teroris ini mengikuti sebuah kajian yang dipimpin oleh UR pada Agustus 2023.

Kajian itu turut membicarakan upaya untuk menggagalkan Pemilu 2024.

UR merupakan satu dari 42 tersangka teroris yang mau menggagalkan Pemilu 2024 dan ditangkap Densus 88.

"Saya akan mungkin mencuplikan keterangan yang disampaikan oleh salah satu tersangka yang mengatakan bahwa pada Agustus 2023, yang bersangkutan mengikuti suatu acara kajian di suatu tempat yang dipimpin oleh saudara UR. UR ini yang sudah ditangkap di kelompok 40 pertama yang menyampaikan rencana terkait untuk menggagalkan pemilu," ujar Aswin dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (3/11/2023).

Aswin mengatakan, berdasarkan pengakuan si tersangka teroris, UR memberitahukannya bahwa untuk menggagalkan Pemilu 2024, mereka harus melakukan aksi amaliyah.

Aksi amaliyah merupakan sebutan untuk aksi teror atau penyerangan.

"Dengan menggunakan senjata tajam, atau senjata api, dan yang paling kita sangat tidak inginkan adalah biasanya bom bunuh diri," ucap dia.

"Jadi ini memang keterangan yang atau pernyataan yang didiskusikan oleh mereka di dalam kelompoknya. Sehingga kami ingin menekankan sekali lagi bahwa kasus ini akan terus diselidiki dan dikembangkan oleh Densus 88," kata Aswin.

Baca juga: Terbaru! Fakta DE Pegawai BUMN Jadi Tersangka Teroris, Berniat Serang Mako Brimob hingga Mabes TNI

Aswin menegaskan, Densus 88 akan terus menangkap teroris-teroris yang berkeliaran.

Dari pengakuan para tersangka teroris yang sudah ditangkap, kata Aswin, mereka dapat lebih memahami bagaimana cara para teroris melakukan aksi teror.

"Kita mengembangkan jaringan, menangkap, kemudian mendapatkan berbagai keterangan dan data atau fakta dari para tersangka yang sudah kita tangkap tersebut. Dan ini tentu semakin membuat kita terbuka untuk memahami apa sebenarnya rencana dari kelompok ini," kata dia.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan (kiri) dan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar (kanan) memberikan keterangan terkait penangkapan teroris di Lampung di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan (kiri) dan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar (kanan) memberikan keterangan terkait penangkapan teroris di Lampung di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/4/2023). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Sebelumnya, Aswin mengungkapkan, total teroris yang memiliki misi untuk menggagalkan Pemilu 2024 yang sudah ditangkap bertambah menjadi 42 orang.

"Sampai dengan tanggal 27-28 kemarin, kita menangkap sebanyak 40 orang. Dan kemudian kita melakukan pengembangan, sampai hari ini kita sudah menangkap 42 orang, ada tambahan 2 orang lagi yang baru kita lakukan penangkapan terkait dengan jaringan AO yang berencana menggagalkan atau mengganggu jalannya pesta demokrasi tersebut," ujar Aswin dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (3/11/2023).

Menurut dia, tersangka teroris JAD yang baru ditangkap yaitu AH alias AM dan DAM.

AH dan DAM sama-sama ditangkap di wilayah Jawa Barat pada 1 November 2023.

"Keduanya adalah anggota atau bagian dari jaringan kelompok (pimpinan) AO tersebut," ucap dia.

Baca juga: Terduga Tersangka Teroris yang Ditangkap Densus 88 adalah Karyawan BUMN, Ini Hubungan dengan ISIS

Punya Grup Chat, Ini Isinya

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengungkapkan, 42 tersangka teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ingin menggagalkan pemilihan umum (Pemilu) 2024 memiliki grup WhatsApp (WA) bernama "Muslim United" hingga "Ummatan Washatan".

Dalam grup WA itu, para tersangka teroris mendapat semangat untuk melakukan aksi terorisme.

"Mereka masing-masing juga ada di dalam suatu grup, misalnya di dalam grup WhatsApp yang mereka namakan kelompok 'Muslim United' atau 'Ummatan Washatan'. Ada beberapa grup seperti ini," ujar Aswin dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (3/11/2023).

"Isi dari grup tersebut adalah membicarakan mengenai giroh (gizi rohani) ya, semangat atau membangkitkan semangat untuk kegiatan-kegiatan yang sebenarnya sangat bersinggungan dengan aksi atau melanggar tindak pidana terorisme. Seperti share to share atau saling membagi materi-materi yang berasal dari kelompok ISIS (kelompok Negara Islam Irak dan Suriah)," katanya lagi.

Selain itu, Aswin menjelaskan bahwa grup WA itu juga berisi penggalangan donasi yang akan disalurkan dalam rangka menggagalkan Pemilu 2024.

Kemudian, 42 tersangka tersebut juga aktif melakukan pembahasan atau diskusi tentang bagaimana melakukan perencanaan penggagalan pesta demokrasi atau Pemilu 2024.

Aswin pun menegaskan bahwa Densus 88 tidak akan berhenti sampai hanya 42 tersangka teroris yang telah dibekuk ini.

"Ini membuktikan bahwa kita tidak berhenti pada si pemimpinnya saja, atau orang-orang yang menjadi pentolannya saja. Kita akan sisir terus semua jaringan ini, kita akan kejar terus semua jaringan ini," ujar Aswin.

Aswin mengatakan, para teroris tidak boleh sampai menganggu keamanan dan ketertiban di Indonesia.

Apalagi, dalam bulan-bulan menjelang Pemilu 2024.

"Harapannya dengan makin terbukanya beberapa informasi seperti ini, ini tentu kita akan... Kita ingin berharap bahwa juga antisipasi kita terhadap rencana-rencana mereka juga semakin tajam," katanya.

(Kompas.com/Kompas.com)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved