Pilpres 2024

Ganjar-Mahfud MD Ziarah ke Makam Bung Karno, Tegaskan Pemecah Belah PDIP akan Hadapi Pasukan Banteng

Ganjar Pranowo - Mahfud MD ziarah ke Makam Bung Karno, tegaskan pemecah belah PDIP akan hadapi pasukan banteng

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kompas.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta
Petugas Satpol PP Bali saat menurunkan baliho bergambar Ganjar-Mahfud di di Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Selasa (30/10/2023).Ganjar Pranowo - Mahfud MD ziarah ke Makam Bung Karno, tegaskan pemecah belah PDIP akan hadapi pasukan banteng 

TRIBUNKALTIM.CO - 3 pasang capres-cawapres melakukan berbagai aktivitas usai mendaftar ke KPU untuk menjadi peserta Pilpres 2024.

3 pasang capres-cawapres tersebut yakni Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming.

Ganjar-Mahfud misalnya, memilih bersizarah ke Makam Bung Karno.

Ganjar Pranowo membenarkan langkahnya ziarah ke makam Presiden Pertama RI sekaligus proklamator kemerdekaan, Soekarno atau Bung Karno berkaitan dengan kesiapan menjadi kontestan Pilpres 2024.

Baca juga: Anies-Cak Imin Kena Amien Rais Syndrome? Cek 5 Hasil Survei Elektabilitas Terbaru, Respon Gus Imin

Diketahui, Ganjar bersama bakal calon wakil presidennya, Mahfud MD berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.

"Tentu saja pasti ada kaitannya dengan itu, maka usaha lahiriahnya sudah. Partai sudah memberikan rekomendasi kepada kita.

Kita sudah mulai mendaftarkan juga," kata Ganjar ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (3/11/2023) malam.

Lebih lanjut ia juga berharap ziarahnya ke Makam Bung Karno bakal lebih menyolidkan kader PDIP.

Dari tingkat elite hingga akar rumput.

Menurut Ganjar, saat ini adalah waktu bagi para pendukungnya, termasuk PDIP untuk menyatukan kekuatan.

Ia pun menegaskan jika kader solid, PDIP kini sudah solid.

Menurut Ganjar, partainya itu tidak bisa dipecah oleh siapa pun.

Ia pun menantang pihak yang melawan PDIP bakal berhadapan dengan pasukan banteng.

"Barang siapa memecah partai ini, Anda berlawanan dengan banteng.

Banteng itu tidak pernah cengeng. Dia akan keras," singgung mantan Gubernur Jawa Tengah itu.

Ganjar melanjutkan, dalam ziarah tersebut, dirinya turut berdoa kepada Bung Karno.

"Agar negara ini berjalan sesuai dengan konstitusi, sesuai dengan cita-cita para pendiri dan kita mendoakan Bung Karno dan tentu refleksi bagi kita semua agar kemudian semua berjalan dengan baik," tutur Ganjar.

Baca juga: Hasil Survei AMIN Jeblok, Tapi di Lapangan Banyak Massa, PKS Ingatkan Anies Soal Amien Rais Syndrome

Sebelumnya diberitakan, Ganjar-Mahfud ziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jumat siang.

Ganjar-Mahfud didampingi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hingga sejumlah Ketua DPP PDIP yang merupakan keluarga Bung Karno.

Mereka di antaranya putra-putri Megawati, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Prananda Prabowo.

Kemudian turut hadir Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Yasonna Laoly, dan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.

Ganjar Rugi Bila PDIP Tak Tegas ke Gibran

Pengamat Sosiologi Politik UNS Rezza Akbar, menilai atas ketidakpastian sikap PDIP ini justru bisa menguntungkan Gibran dan merugikan Ganjar.

"Apa yang terjadi pada Gibran dan PDIP sekarang, Gibran lah yang di atas angin," kata Rezza Akbar dalam program Overview Tribunnews, Kamis (2/11/2023).

Menurut Rezza, hal itu terjadi lantaran akar rumput PDIP mengalami kebingungan untuk menentukan siapa yang akhirnya merepresentasikan ideologi mereka, apakah ke kubu Gibran atau Ganjar.

"Karena akar rumput PDIP akan mengalami kebingungan, siapa yang pada akhrinya akan menjadi representasi benar-benar dari ideologi mereka, apakah Ganjar-Mahfud atau Prabowo-Gibran," ucapnya.

Baca juga: Akhirnya Khofifah Jawab Jadi Tim Ganjar atau Prabowo? Cek Hasil Survei Elektabilitas Capres di Jatim

Rezza menilai, dengan ketidakpastian ini Gibran pun bisa kemudian memainkan strateginya.

Yakni, merebut ceruk suara di akar PDIP agar kemudian merapat dan mendukungnya dengan 'menjual' suara kedekatan dengan Presiden Jokowi.

"Gibran bermain cerdas memainkan ceruk-ceruk dan menjual 'Pak Jokowi bersama kami',"

"Kejelasan sikap PDIP menjadi penting, karena kekaburan atau kebingungan masa arus bawah akan lebih menguntungkan Gibran dari pada PDIP, karena itu lah sikap jelas ini penting untuk PDIP di Pilpres 2024."

"Atas ketidakjelasan ini yang paling rugi Ganjar, karena itu lah kemudian memantapkan tekad dengan mengambil langkah yang pasti, saya kira suatu keharusan yang harus diambil PDIP," kata Rezza.

Rezza pun menyarankan PDIP untuk segera mengambil langkah tegas atas sikap Gibran.

Rezza meminta PDIP tak perlu khawatir soal 'Jokowi Effect' yang disebut-sebut menjadi variabel yang menentukan kemenangan capres-cawapres.

Menurutnya, Jokowi effect hanya akan bersifat temporer dan tidak konstan.

"Dengan itu lah sebenarnya sikap terang jelas dan tegas justru akan membantu dan menolong kinerja mesin politik PDIP nantinya."

"Kalau kemudian tidak ada kejelasan kemana suaranya akan diarahkan, sampai itu belum terjadi maka dalam hal ini lah PDIP sedang berpacu dengan waktu," ucapnya.

Baca juga: Survei Elektabilitas Terbaru Sosok Cawapres Terkuat di Kalangan Anak Muda, Ternyata Bukan Gibran

Gibran Dituding Mainkan Narasi Terzalimi

Di sisi lain, PDIP juga khawatir soal kemungkinan-kemungkinan narasi yang muncul jika Gibran dipecat.

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan (PDIP), Komarudin Watubun, mengatakan, jika Gibran dipecat oleh PDIP maka akan muncul narasi dirinya terzalimi.

"Tidak perlu lagi didramatisir, kita kan tahu kalau kita ambil tindakan tegas pecat, nanti dia (Gibran) gunakan lagi itu 'waduh saya dizalimi', udah lagu lama itu," kata Komarudin, Rabu (1/11/2023).

Komarudin menyatakan, Gibran tak mengikuti arahan Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, soal keputusan capres-cawapres.

Pihaknya menuturkan, akibat sikapnya tersebut, Gibran bisa diberhentikan dari statusnya sebagai kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

"'Saya hanya tegak lurus kepada Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri', tapi kenyataannya pergi daftar sama Prabowo (jadi cawapres Prabowo)" lanjutnya.

Ia pun meminta pria berusia 36 tahun itu untuk berani mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.

Komarudin juga berpesan, bahwa pemimpin muda harus memberikan contoh pada generasi selanjutnya.

Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru Berdasarkan Etnis atau Suku, Terjawab Siapa yang Unggul

Sementara itu, mengenai tudingan dirinya bakal memainkan narasi terzalimi, Gibran telah membantahnya.

Ia menyatakan, narasi-narasi semacam itu tak akan dimainkan olehnya.

"Nggak, kita nggak membuat narasi-narasi seperti itu," ujar Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (2/11/2023).

"Tidak-tidak," tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ganjar: Siapa Memecah PDIP, Akan Berhadapan dengan "Banteng"..."

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved