Berita Pemkot Balikpapan
Rencana Revitalisasi Terminal Balikpapan Permai Standar Tipe C, Pembangunan Mulai 2025
Kepala Dishub Balikpapan Adwar Skenda Putra mengatakan ada standard yang harus dipenuhi dalam membangun Terminal Tipe C
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan berencana melakukan revitalisasi dengan standar Terminal Tipe C pada Terminal Damai, atau dikenal juga sebagai Balikpapan Permai (BP), Kalimantan Timur.
Kepala Dishub Balikpapan, Adwar Skenda Putra mengatakan, terdapat standar yang harus dipenuhi dalam membangun sebuah Terminal Tipe C.
Sehingga semua area di Terminal Damai Kota Balikpapan harus diatur dengan melakukan revitalisasi.
Adwar Skenda Putra mencontohkan, di antaranya adalah penyediaan sarana bagi pejalan kaki, sarana kesehatan, toilet, ruang tunggu, dan sebagainya.
Termasuk pola jaringan trayek aangkutan yang perlu ditata dengan baik.
Ia menekankan harus ada jalur atau arus masuk dan keluar kendaraan yang berbeda.
"Tidak seperti sekarang masih ada yang bertabrakan alurnya," kata Adwar Skenda Putra atau Edo, sapaan akrabnya, Jumat (10/11/2023)
"Contohnya yang berada di pos polisi," tambahnya.
Terkait demikian, pihaknya sedang menyusun, serta meminta saran serta masukan dari pihak terkait dalam hal detail engineering design (DED) untuk proyek revitalisasi Terminal Damai Balikpapan.
Lebih lanjut, kata Edo, Dishub Balikpapan juga sudah melakukan expose kajian pendahuluan perencanaan teknis DED revitalisasi Terminal Damai beberapa waktu lalu.
Dalam artian, melihat seberapa besar ruang parkir yang bisa tersedia. Kemudian mengakomodasi keberadaan PKL yang tetap minta bisa bertahan berjualan di sana.
"Semua area Terminal Damai masuk penataan dari depan MayBank, terus ke belakang sampai dekat pasar," ungkap Edo.
Dalam hal ini, Edo memprediksi pembangunan Terminal Damai Balikpapan dapat berlangsung mulai 2025 mendatang.
Sebab untuk APBD 2024 belum memungkinkan membangun Terminal Damai. Terlebih butuh dana yang tidak sedikit.
Edo memperkirakan, kebutuhan dana lumayan besar, sekitar puluhan miliar rupiah.
"Tapi saya belum tahu nominal pasti karena menunggu hasil perhitungan dari DED dulu," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.