Berita Samarinda Terkini

Sedimentasi di Jalan KH Harun Nafsi Samarinda Mulai Dikeruk, Ditemukan Tumpukan Sampah

Pengerukan sedimentasi di kawasan Jalan KH Harun Nafsi, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kabupaten Kukar, Kalimantan Timur

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA
Kondisi drainase di kawasan Jalan KH Harun Nafsi, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Selasa (14/11/2023). Saat melakukan kegiatan pengerukan sedimentasi, terdapat tumpukan sampah yang memenuhi saluran. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pengerukan sedimentasi di kawasan Jalan KH Harun Nafsi, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, telah dimulai.

Proyek ini merupakan bagian dari program pengendalian banjir oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda yang berkolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyar (PUPR-Pera) Kalimantan Timur.

Kepala bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Pera Kaltim, Fadly Kasim Kasie Irigasi dan Rawa mengatakan bahwa pengerjaan ini telah dimulai sejak Senin 23 Oktober 2023 lalu.

Ia mengungkapkan bahwa selama proses ini berlangsung, pihaknya menemukan sedimentasi yang menumpuk.

Baca juga: Antisipasi Banjir di Samarinda, Proyek Gorong-Gorong di Jalan DI Panjaitan Mulai Dikerjakan

Ia juga mengatakan, terdapat tumpukan sampah yang memenuhi saluran.

Sehingga menutupi saluran drainase dengan ketinggian kurang lebih 2 meter dengan lebar 4 meter ini.

"Tumpukan ini yang jadi penyebab sering banjir di kawasan ini, apalagi sehabis hujan," ungkap Fadly baru-baru ini.

Tak sampai di situ saja, Fadly mengungkapkan bahwa adapun permasalahan lain yang menjadi kendala saat melakukan pengerukan.

Persoalan Semakin Kompleks

Fadly menjelaskan bahwa hal tersebut dikarenakan keberadaan tiang-tiang area parkir yang berdiri di atas sungai di salah satu kawasan tersebut dan mengakibatkan sedimentasi dan sampah semakin kompleks.

Baca juga: Banjir di Samarinda, Warga Tetap Nekat Berjualan Nasi Demi Dapat Uang

Karena hal ini menyebabkan penumpukan sampah dan sedimentasi yang mengurangi kapasitas saluran drainase.

"Dan jadinya banjir," bebernya. 

Kendati demikian, ia berharap agar masyarakat dapat meningkatkan kesadarannya terhadap lingkungan.

Sehingga upaya normalisasi ini diharapkan dapat merealisasikan Kota Samarinda terbebas dari banjir.

Baca juga: Jokowi Terbitkan Aturan Ekspor Pasir Laut, Walhi Tuding Bisnis Tambang Berkedok Sedimentasi laut

"Kami sedang berkoordinasi juga dengan tim Dinas PUPR Samarinda," katanya.

"Hal ini terkait untuk melanjutkan kegiatan fisik setelah pengepungan yang telah kami lakukan saat ini," tutup Fadly.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved