Berita Viral
Kisah Tragis Pria Diterkam Harimau di Samarinda, Suprianda Titip Barang Ini ke Istri Sebelum Pergi
Kisah tragis pria diterkam harimau di Samarinda. Suprianda titip barang ini ke istri sebelum pergi.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar kasus pria diterkam harimau di Samarinda terkini.
Ya, insiden pria diterkam harimau masih jadi sorotan warga Samarinda.
Bagaimana kisah sebenarnya? Tribunkaltim.co mengumpulkan informasi sari berbagai narasumber, berikut kronologi lengkapnya.
Inilah kisah tragis pria diterkam harimau di Samarinda.
Korban, Suprianda diketahui menitip barang ini ke istri sebelum pergi.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Tewasnya Pria Diterkam Harimau di Samarinda, Kerabat Sebut Korban Tidak Digaji
Baca juga: Pria Paruh Baya di Kutai Kartanegara Terlibat Cekcok, Ancam Tetangga dengan Senjata Tajam
Baca juga: Suprianda Tewas Diterkam Harimau di Rumah Majikan, Walikota Andi Harun Merasa Kecolongan
Waktu menunjukkan pukul 10.00 Wita saat sebuah sepeda motor memasuki pagar baja berlapis kayu bertuliskan angka 99 di Jalan Wahid Hasyim II, RT 11, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Sabtu (18/11/2023).
Sepeda motor tersebut dikendarai oleh Suprianda (27) yang membonceng istrinya, Suwarni (27) beserta anak laki-laki mereka yang masih berumur 1 tahun.
Sejauh 200 meter berkendara, mereka pun tiba di depan pagar baja lainnya.
Pagar tersebut merupakan akses menuju kandang harimau yang beberapa tahun belakangan dipelihara oleh seorang pengusaha kayu berinisial AS.
Suprianda sendiri merupakan karyawan di tempat fitnes milik AS, yang mana juga diberi tugas tambahan untuk memberi makan binatang peliharaan sang majikan.
Pukul 10.30 Wita, Suprianda masuk ke dalam kandang harimau tersebut.
Biasanya pria asal Buton, Sulawesi Tenggara, itu akan mengajak istrinya masuk.
Jikapun tidak, ia akan melakukan panggilan video dengan sang istri ataupun keluarga saat akan memberi makan hewan buas itu.
Pada hari nahas itu, Suprianda pun meminta sang istri tetap di luar.
Ia ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
"Karena kami mau ke acara nikahan keluarga," ungkap Suwarni saat dijumpai di rumah mertuanya di Jalan Batu Cermin, Samarinda, Selasa (21/11/2023).
Hingga waktu menunjukan pukul 11.30 Wita, sang suami tak kunjung keluar.
Ia mulai resah sebab tak bisa menghubungi Suprianda.
"Biasanya kami video call kalau di dalam kandang. Biar tahu apa yang terjadi selama di dalam. Tapi waktu itu HP saya dibawa masuk, katanya buat Wifi," ungkapnya lagi.
Suwarni lantas menuju rumah majikan suaminya, lantas ia meminta asisten rumah tangga (ART) yang ada untuk menghubungi AS.
"Jawab si Bos Andre (majikan suaminya) mungkin belum selesai di dalam sana," demikian kalimat singkat dari AS yang membuat Suwarni kembali sedikit tenang.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Tewasnya Pria Diterkam Harimau di Samarinda, Kerabat Sebut Korban Tidak Digaji
Suwarni terus menunggu, namun hingga Pukul 13.30 Wita, sang suami masih tak kunjung keluar.
Ia kembali meminta tolong ART lainnya untuk menghubungi majikan suaminya.
"Jawabannya sama, mungkin belum selesai. Tapi firasat saya sudah lain, saya paksa bos lihat suami saya ke kandang (harimau)," lanjutnya.
Dilanda rasa khawatir, sambil menunggu AS tiba, Suwarni dengan menggendong buah hatinya melangkahkan kaki ke kandang berkelir abu-abu tersebut.
Langkahnya sempat terhenti saat sang buah hati tiba-tiba menunjuk ke lantai tiga kandang lalu melambai.
"Dia rewel, nunjuk lantai tiga itu sambil teriak bapak... bapaaak. Tapi saya lihat tidak ada siapa-siapa," sambungnya.
Baca juga: Suwarni Punya Firasat, Sebelum Suprianda Diterkam Harimau di Rumah Majikan di Samarinda
Teriakan dan tingkah anak keduanya itu membuat langkahnya goyah.
Ia semakin yakin telah terjadi hal buruk terhadap sang suami.
Ia pun semakin dekat dengan pintu utama kandang yang terbuat dari besi.
Ia melihat pintu itu renggang, terlihat seekor anjing bernama Aci yang sering menemani sang harimau berada di luar kandang.
"Biasanya anjingnya pasti di dalam kandang. Saya panggil suami saya tidak menyahut," ucapnya lagi.
Melihat kejanggalan yang tak biasa itu membuat emosi ibu hamil tersebut semakin tak terkontrol.
Dengan bergegas ia kembali meminta ART di rumah itu untuk menghubungi majikannya.
Tidak berselang lama, AS yang ia panggil Bos itupun tiba.
Ia langsung memeriksa area kandang dan kembali dengan informasi bahwa sang suami telah tiada.
"Dia cuma minta selimut, tidak tahu buat apa. Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menangis sejadi-jadinya. Pak Soan (ayah AS) mencoba menenangkan saya. Katanya sudah menghubungi polisi," bebernya.
Baca juga: Suwarni Punya Firasat, Sebelum Suprianda Diterkam Harimau di Rumah Majikan di Samarinda
Pasca kejadian itu, lanjutnya, seluruh orang yang berada di rumah tersebut menjadi cuek dan bersikap dingin terhadapnya.
Semua akses pintu keluar mendadak ditutup dan ia tak diperbolehkan meninggalkan kediaman AS.
"Saya mau hubungi keluarga saya tapi tidak diberi akses," sambungnya.
Saat rumah tersebut lenggang, ia akhirnya melarikan diri dengan menggendong sang buah hati.
Tak terhitung berapa kali ia terjatuh hingga berhasil keluar dari rumah berkelir cokelat cream tersebut.
"Saya ketemu sama teman kerja suami dan diantar ke rumah orangtua suami saya ini (kediaman mertua)," bebernya.
Setelah beberapa saat jasad sang suami baru dapat dievakuasi.
Baca juga: Kronologis Tewasnya Pria Diterkam Harimau di Samarinda Diungkap Istri, Terkuak Pesan Terakhir Korban
Ia mengaku kaget sebab yang menyerang sang suami merupakan harimau besar.
Setahu mereka ada dua harimau di dalam kandang tersebut.
Satu harimau besar yang telah dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.
Satunya lagi masih anakan yang diberi nama Boy.
"Yang dirawat suami saya itu setau saya yang namanya Boy itu. Kalau yang besar diberi makan lewat luar (semacam laci dorong) sama suami saya," ungkapnya.
Jasad Suprianda kini telah dikebumikan di pemakaman muslim Solong Durian.
Ia teringat sebelum meninggal dunia sang suami sempat mencuci sepeda motor kesayangannya.
"Dia bilang itu motor kesayangan dia. Minta dirawat kalau ada apa-apa dan disimpan di dalam rumah," kenangnya.
Suwarni dan keluarga berharap kejadian nahas tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh AS.
"Saya berharap biaya pendidikan anak-anak saya bisa ditanggung juga," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.