Berita Paser Terkini

Upaya Melestarikan Budaya Mendongeng ke Anak-anak di Paser

Setiap tahunnya, Indonesia merayakan Hari Dongeng Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap kekayaan budaya.

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
Ketua Kampung Dongeng Paser Kasrani Latief saat mendongeng dihadapan anak-anak, di area Car Free Day, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.  

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Setiap tahunnya, Indonesia merayakan Hari Dongeng Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap kekayaan budaya dan tradisi lisan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Hari Dongeng Nasional, menjadi momen penting dalam menghargai peran dongeng dalam membentuk identitas dan memperkaya khazanah kebudayaan bangsa.

Ketua Kampung Dongeng Paser, Kasrani Latief mengatakan generasi kelahiran tahun 1970-1980 tentunya akrab dengan serial film boneka Si Unyil yang bercerita tentang petualangan dan keseharian anak laki-laki bersama teman-temannya.

Ada dua karakter dari film itu, yang masih menempel diingatan kolektif masyarakat hingga saat ini.

Baca juga: Hari Dongeng Nasional 28 November 2023: Ini Sejarah dan Cara Memperingati

"Yaitu Pak Ogah dan Pak Raden dengan gaya ketawa khas yang terkenal pemarah dan pelit," kata Kasrani, Selasa (28/11/2023).

Dijelaskan, sosok dari Pak Raden diperankan Drs. Suyadi yang juga pengarang dari cerita legendaris Si Unyil.

Pengaruh Suyadi sangat luar biasa dalam menghidupkan dunia dongeng di Indonesia, sebagai bentuk penghargaan kepada pengarang Si Unyil.

"Hari kelahirannya tanggal 28 November diperingati sebagai hari dongeng nasional sejak tahun 2015," tambahnya.

Baca juga: Sasar Pelajar di Pesisir Teluk Adang Paser, YPUI Kampanye Pelestarian Mangrove Lewat Pentas Dongeng

Peringatan tersebut, dideklarasikan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI).

Makna dari mendongeng, kata Kasrani agar anak-anak senang dan mencintai cerita, buku dan dari cerita-cerita itu menciptakan imajinasi di dalam otak.

"Kemampuan dalam berpikir dan membayangkan hal-hal di otak kita, adalah kunci kesuksesan di masa depan," sebutnya.

Terlebih, ahli parenting telah sepakat bahwa dongeng merupakan bagian penting dari pengasuhan anak.

Baca juga: Kisah Cinta Marshel Widianto dan Cesen Dianggap Bak Dongeng, Si Cantik Milik Si Pemberani

Bukan tanpa alasan, tentunya dilandasi dengan banyak bukti penelitian tentang dongeng yang sangat bermanfaat untuk perkembangan psikologis anak.

Secara tidak langsung juga membacakan dongeng bagi anak, akan membuat mereka disayangi dan diperhatikan oleh orang tua.

"Sehingga tidak menyebabkan degradasi moral di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini," ulasnya.

Setiap Malam Berdongeng

Kasrani menilai, melalui cerita dongeng anak akan belajar mengenai kehidupan, dunia, diri sendiri maupun orang lain serta anak juga dilatih kepekaannya dengan mendengarkan cerita.

Untuk itu, ia berpesan kepada seluruh orangtua agar membiasakan mendongeng kepada anak-anaknya setiap malamnya.

Baca juga: Ruang Baca Terbuka Bakal Hadir di Berau untuk Tingkatkan Literasi

Serta mengajak melestarikan dongeng sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang.

Selamat hari dongeng nasional, mari bersama-sama kembali membudayakan mendongeng kepada anak setiap hari minimal menjelang anak tidur.

"Sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua kita dahulu kepada kita," ungkapnya.

"InsyaAllah generasi Emas akan terwujud membawa bangsa Indonesia adil dan makmur," tutup Kasrani.

(*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved