Berita Nasional Terkini

Jokowi Balas Orasi Berapi-Api Megawati dengan Senyum, Jengkel dan Sebut Penguasa Mirip Orde Baru

Jokowi balas orasi berapi-api Megawati dengan senyum, jengkel dan sebut penguasa mirip Orde Baru

Editor: Rafan Arif Dwinanto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), Megawati Soekarnoputri saat perayaan HUT ke-50 PDI P di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/01/2023). Puan Maharani membantah pernyataan Adian Napitupulu yang menyebut Jokowi minta perpanjangan 3 periode namun ditolak Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Jokowi membalas pidato Ketua Umum PDIP yang berapi-api dengan senyum.

Jokowi pun menolak mengomentari pernyataan Megawati yang menyebut penguasa saat ini mirip dengan masa Orde Baru.

Sikap Jokowi itu disampaikan saat dia melakukan sesi tanya jawab dengan media usai melakukan tanam pohon di kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Rabu (29/11/2023).

Mula-mula wartawan menanyakan tanggapan Jokowi tentang pernyataan Megawati.

Baca juga: Cak Imin Kompak dengan Megawati Soal Sikap Penguasa Mirip Orde Baru, Ungkap Cara Atasi Kecurangan

Baca juga: Terjawab Capres-Cawapres yang Melaju ke Putaran 2 Pilpres 2024, Cek 7 Hasil Survei Elektabilitas Ini

Mendengar pertanyaan wartawan, Presiden Jokowi tersenyum kecil.

Senyum Jokowi melebar ketika pertanyaan selesai disampaikan.

"Saya tidak ingin memberi tanggapan," ujar Jokowi masih sambil tersenyum.

Kemudian, Presiden mengangguk dan menelungkupkan tangan ke depan untuk berpamitan kepada wartawan dan menyudahi sesi tanya jawab.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku jengkel dengan sikap penguasa saat ini yang menurutnya ingin bertindak seperti penguasa di masa Orde Baru.

Hal ini disampaikan Megawati saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud yang dihadiri pimpinan organ relawan pendukung se-Pulau Jawa di Jakarta International Expo (JI Expo) Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).

"Mestinya Ibu enggak boleh ngomong begitu, tapi Ibu jengkel.

Karena republik ini penuh pengorbanan tahu tidak.

Kenapa sekarang kalian yang pada penguasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" kata Megawati.

Pernyataan Megawati ini disambut dengan sorak-sorai dari ribuan relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang mengikuti pidato tersebut.

Baca juga: Akhirnya Jokowi Jawab Langsung Kritik Anies Baswedan dan PKS Soal IKN Nusantara, Indonesia-Sentris

Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Capres 2024 Terbaru di Masa Kampanye, Terjawab Siapa Pasangan Terkuat

"Benar tidak, benar tidak? Merdeka, merdeka, merdeka! Menang kita Ganjar-Mahfud satu putaran!" teriak Megawati.

Megawati pun mengatakan, ia seorang manusia yang juga punya rasa jengkel apabila tidak dihormati.

Padahal, ia merupakan seorang mantan presiden.

"Ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho, saya jelek-jelek pernah Presiden, lho, dan masih diakui dengan nama Presiden kelima Republik Indonesia, lho," kata Megawati.

Lebih lanjut, Megawati mengajak rakyat Indonesia untuk tidak takut melawan kecurangan yang mungkin terjadi pada Pilpres 2024.

"Kita kan rakyat Indonesia, polisi juga rakyat Indonesia, yang namanya tentara rakyat Indonesia, aparat juga rakyat Indonesia.

Benar apa benar? Insaf makanya, jangan takut," ujar Megawati.

Baca juga: Lengkap Janji Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin di Hari Kampanye Perdana Pilpres 2024

Baca juga: Reaksi Ganjar soal Aturan Baru Jokowi tentang Menteri-Wali Kota Tak Perlu Mundur Saat Maju Pilpres

Respon Cak Imin

Pidato emosional Megawati direspon cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Dalam pidatonya, Megawati mengaku jengkel dan menyebut penguasa kini seperti Orde Baru.

Kali ini, Cak Imin mengamini pernyataan Megawati tersebut.

Diketahui, publik menilai pidato emosional Megawati ini diarahkan kepada Presiden Jokowi.

Menurut Cak Imin, situasi itu terasa setelah Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menyatakan adanya pelanggaran etik berat Ketua MK Anwar Usman dalam putusan uji materi usia calon presiden dan cawapres.

“Ya sejak (putusan) MKMK itu mulai disadari semua pihak,” ucap Muhaimin di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/11/2023).

Ia menyatakan, kecurigaan akan munculnya kecurangan Pemilu 2024 bermula dari putusan tersebut.

Sebab, Anwar Usman yang merupakan adik ipar Jokowi itu, terbukti melakukan manuver untuk menggolkan perubahan syarat usia capres/cawapres, yang digunakan ponakannya Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres Prabowo Subianto.

“Khawatir terjadi pemilu yang tidak fair, kemudian berbagai warning-warning itu muncul,” sebut dia.

Baca juga: Daftar 4 Kritik Ganjar dan Anies ke Jokowi, Penegakan Hukum hingga IKN Nusantara, Respon Presiden?

Baca juga: Yenny Wahid: Banyak yang Sehati Dukung Ganjar-Mahfud, Pasangan yang Mampu Teruskan Kesuksesan Jokowi

Meski begitu, Muhaimin yakin situasi demokrasi dan pemilu yang jujur dan adil bakal tetap terjadi.

Caranya dengan terus menyuarakan keresahan serta mengawasi proses yang berlangsung saat ini.

“Tapi so far, kalau kita terus suarakan ini, insya Allah akan mengurangi lah, mengurangi tekanan-tekanan itu,” imbuh dia. 

Sikap Jokowi Pada Oktober

Sikap Presiden Jokowi yang tidak mau memberikan tanggapan atas pernyataan dari elite PDIP juga pernah disampaikan pada Oktober lalu.

Saat itu, Presiden ditanya soal kader PDIP yang menyatakan kesedihan dan kekecewaan karena merasa ditinggalkan.

Respons tersebut disampaikan Presiden saat memberikan keterangan pers usai meninjau Pasar Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (31/10/2023).

"Saya enggak mau berkomentar," ujar Jokowi dilansir dari keterangan resmi, Selasa.

Adapun pada saat itu Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto baru saja menyatakan menyatakan akar rumput partainya pada awalnya tidak percaya Presiden Jokowi akan meninggalkan partai yang membesarkan namanya.

Baca juga: Kode Jokowi? Mantu Luhut Disebut Kandidat KSAD, Profil dan Harta Kekayaan Letjen Maruli Simanjuntak

Baca juga: Terjawab 5 Faktor yang Buat Prabowo-Gibran Unggul di Berbagai Survei, Salah Satunya Jokowi Effect

Namun, kata Hasto, dengan kondisi yang saat ini terjadi, PDI-P merasakan sedih yang mendalam.

Padahal, Jokowi telah diberikan dukungan oleh akar rumput dan seluruh simpatisan PDI-P sejak menjadi Wali Kota Solo hingga menjabat sebagai Kepala Negara.

“Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (29/10/2023). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Senyum Jokowi Tanggapi Megawati yang Sebut Penguasa Sekarang seperti Orba"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved