Berita Nasional Terkini
Ahmad Ali Sindir Partai Lama Jokowi, Tuding Tidak Menghargai dan Hanya Memanfaatkan
Ketua Harian PSI, Ahmad Ali, menyinggung partai lama Jokowi dalam arahannya di Rakorwil DPW PSI Sulawesi Tenggara, Kendari, Jumat (21/11/2025).
Ringkasan Berita:
- Ahmad Ali meminta kader PSI menjadikan Jokowi sebagai patron politik karena dinilai menjaga adab dan kepercayaan rakyat
- Ia menuding partai lama Jokowi hanya memanfaatkan jasanya tanpa memberikan penghargaan yang layak
- Penunjukan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI dianggap sah, sementara tuduhan terhadap Jokowi dinilai tidak berdasar
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Ali, kembali membahas dan memuji-muji Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Kini, Ahmad Ali menyinggung partai lama Jokowi dalam arahannya di Rakorwil DPW PSI Sulawesi Tenggara, Kendari, Jumat (21/11/2025).
Menurut Ali, partai lama Jokowi hanya memanfaatkan jasanya tanpa memberikan penghargaan yang layak.
Sebelum mengkritik partai lama Jokowi, Ahmad Ali memuji-muji mantan politisi partai Nasdem itu.
Dalam pidatonya, Ahmad Ali meminta kader PSI menjadikan Jokowi sebagai patron politik.
Ia menilai Jokowi adalah sosok sederhana dari desa yang mampu menjaga adab dan tata krama hingga dipercaya masyarakat untuk memimpin daerah.
Baca juga: Ahmad Ali Merasa Dapat Obat Awet Muda di PSI, Siap Pertaruhkan Kursi Ketua jika Gagal Rebut Sulteng
"Beliau (Jokowi) selalu menjaga adab, tata krama, dan memberikan nilai-nilai kebajikan bagi seluruh masyarakat yang ada di lingkungannya. Di kabupaten, di desanya, di kecamatan, di kotanya. Kemudian beliau didorong masyarakat untuk menjadi wali kota," kata Ahmad Ali saat memberikan arahan di Rakorwil PSI Sulawesi Tenggara, di Kendari, Jumat (21/11/2025).
"Ketika dia menjadi wali kota, dia berkarya untuk masyarakat. Dia menjaga kepercayaan masyarakat. Terus kemudian masyarakat Indonesia melihat, oh ada orang kampung yang jadi wali kota di sana. Dipaksa menjadi gubernur," sambung Ahmad Ali.
Ahmad Ali Kritik Partai Lama Jokowi
Hanya saja perjalanan politik Jokowi itu kata Ali, buah dari paksaan di partai lamanya.
Ketika sudah tidak lagi memiliki kesempatan sebagai pejabat daerah ataupun negara, partai sebelumnya justru tidak menghargai Jokowi.
Baca juga: Tegaskan PSI Harus Menang Lawan Nasdem, Ahmad Ali: Tidak Ada Persahabatan dalam Politik
"Beliau (Jokowi) kemudian di partainya yang dulu diklaim sebagai partainya, tapi tidak pernah dihargai di sana. Hanya dimanfaatkan di tempat di partainya, digunakan jabatannya untuk kepentingan partainya. Dipaksa untuk mendorong dia, siapa yang memaksa? Rakyat Indonesia yang memaksa partainya tersebut untuk kemudian mencalonkan dia menjadi gubernur," kata Ahmad Ali.
"Kemudian mencalonkan dia menjadi presiden. Dan diperas, dimanfaatkan, dijadikan jabatannya dia untuk membesarkan dan menebalkan kantong mereka," sambung Ali.
Pernyataan itu didasari Ahmad Ali lantaran partai lama Jokowi, justru menjadi pihak yang menuduh tanpa dasar terhadap Jokowi terlebih kala Pilpres lalu.
Baca juga: Jokowi Janji akan Totalitas Menangkan PSI, Ahmad Ali: Efek Beliau Sangat Kuat di Indonesia
Tuduhan itu makin serius kata Ahmad Ali, saat Kaesang Pangarep tiba-tiba ditunjuk sebagai Ketua Umum DPP PSI.
Padahal menurut Ali, hal itu sah-sah saja terjadi, lantaran tidak menjadi masalah kalau ada orang tua yang ingin memikirkan dan menitipkan para putranya di politik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250927_Ahmad-Ali_Nasdem_PSI_Partai-Solidaritas-Indonesia_KPK_mantan-Bupati-Kukar_Rita-Widyasari.jpg)