Berita Nasional Terkini
Dugaan 204 Juta Data Pemilih KPU Bocor, Menkominfo Arie Budi Setiadi: Itu hanya Data Biasa
Menkominfo Arie Budi Setiadi turun tangan terkait dugaan bocornya data pemilih tetap Pemilu 2024.
TRIBUNKALTIM.CO - Menkominfo Arie Budi Setiadi turun tangan terkait dugaan bocornya data pemilih tetap Pemilu 2024.
Menkominfo mendapatkan laporan kebocoran data tersebut langsung dari Ketua KPU Hasyim Asyari.
Budi mengatakan pihaknya bergerak cepat dengan membuat sistem pengamanan IT di KPU.
Baca juga: Dugaan Adanya Kebocoran Data Pemilih di KPU, Direktur Eksekutif IPO: Bisa Gerus Kepercayaan Publik
Baca juga: Data KPU Bocor Dijual Rp 1,1 Miliar, CISSReC Sudah Peringatkan Ketua KPU Sejak 7 Juni 2023
Baca juga: 204 Juta Data Pemilih Bocor, Pemerintah Sebut Tak Ada Unsur Politik, Cak Imin dan Mahfud MD Bereaksi
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, 204 juta data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diduga bocor hanyalah data biasa.
"Sudah diperiksa. Itu kan cuma data DPT. Itu cuma data biasa. (KPU) sudah bilang enggak ada sesuatu yang signifikan. DPT itu. Semua partai politik pun pasti dapat data itu," kata Budi ketika ditemui di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis (30/11/2023).
"Isinya nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, domisili. Terus apa? Data itu terus hebohnya di mana?" imbuhnya.
Pria yang juga Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) itu memandang data DPT itu lumrah dimiliki oleh 18 partai politik dan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Budi beberapa kali mempertanyakan di mana letak kerahasiaan DPT itu. Padahal, data tersebut berisikan nama, tempat & tanggal lahir, domisili, serta jenis kelamin pemilih.
Menurut dia, data seperti domisili atau alamat pemilih itu bukanlah sesuatu yang rahasia. Ia menilai ada suatu hal yang lebih rahasia dibanding itu.
"Semua orang tahu alamat kita. Iya kan? Kan bukan rahasia. Kalau rahasia tuh istri berapa, pacar berapa, rekening berapa. Itu rahasia berat," ujar Budi.

Sebagai informasi, informasi kebocoran data milik KPU awalnya diketahui dari akun Jimbo di situs peretasan BreachForums yang diduga didapat dari situs KPU pada Senin (27/11/2023) sekira pukul 09.21 WIB.
Akun ini menampilkan beberapa tangkapan layar dari situs pengecekan DPT, https://cekdptonline.kpu.go.id/.
Data yang dibobol diklaim berupa nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, hingga alamat.
Dalam unggahan itu, "Jimbo" juga mengaku menemukan 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir sama dengan jumlah pemilih di dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI sebanyak 204.807.203 pemilih.
Penjahat siber ini menjual data tersebut dengan harga 2BTC atau US$74 ribu (Rp1,14 miliar).
Baca juga: Data KPU Bocor Dijual Rp 1,1 Miliar, CISSReC Sudah Peringatkan Ketua KPU Sejak 7 Juni 2023
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.