Penangkapan Terduga Teroris di Samarinda

Pemilik Toko Kelontong di Samarinda Ini Sebut Pria Terduga Teroris Sering Beli Roti

Operasi penyergapan yang dilakukan Detasemen Khusus Antiteror 88 (Densus 88) Polri di Kota Samarinda, Provinsi Kaltim, Jumat (1/12/2023)

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Kondisi sekitar lokasi penyergapan terduga teroris di Jalan Lambung Mangkurat, Kota Samarinda, Jumat (1/12/2023). Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan operasi dan mengamankan satu orang terduga teroris, tepatnya disebuah toko ponsel.TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Operasi penyergapan yang dilakukan Detasemen Khusus Antiteror 88 (Densus 88) Polri di Kota Samarinda, Provinsi Kaltim, Jumat (1/12/2023).

Peristiwa ini menyita perhatian warga sekitar Jalan Lambung Mangkurat, RT 08, Kelurahan Pelita, Kecamatan Samarinda Ilir, sekitar lokasi penyergapan.

Pria yang diamankan, dikenal oleh salah satu warga bernama Hasni (55), tak jauh dari toko servis Ponsel tempat lokasi Densus 88 Antiteror melancarkan operasi.

Pemilik toko kelontong ini mengaku tak tahu awal mula terduga teroris disergap tim antiteror Polri tersebut.

Namun yang jelas, pria tersebut diketahuinya sebagai seorang teknisi toko Ponsel tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS: Densus 88 Antiteror Mabes Polri Tangkap Terduga Teroris di Samarinda

Baca juga: 42 Teroris yang Mau Gagalkan Pemilu 2024 Ditangkap, Densus 88 Beber Awal Mula Tersangka Gabung JAD

Lokasi tempat servis ponsel tersebut tak jauh dari toko Hasni, dan bersebelahan saja dengan akses masuk Gang H. Sabri.

"Tidak tahu juga awalnya (penyergapan), orang baru. Sering belanja disini orangnya kok. Biasa saja orangnya. Tidak kelihatan seperti teroris. Biasa beli roti," kata Hasni saat ditemui awak media.

Pantauan Tribunkaltim.co, toko yang jadi lokasi penyergapan terduga teroris kini sepi.

Warga sekitar tak berani mendekat, kecuali ada beberapa orang yang datang berpakaian sipil yang diduga pemilik kontrakan.

Pria terduga teroris tersebut disebut warga sekitar bernama Ilyas, warga pendatang dari Sulawesi, yang bekerja sebagai tukang servis ponsel.

"Orangnya jenggotan tipis, rambut gondrong, umur sekitar 35-40 tahun. Belum ada sebulan dia di sini. Yang nyewa tidak tahu juga, anak buahnya itu. Dia kerja servis handphone," sambung Hasni.

Tidak ada yang menyangka, pria yang baru beberapa bulan bekerja teknisi Ponsel ini diamankan Densus 88 Antiteror.

Baca juga: Sosok DE, Pegawai BUMN yang Dibekuk Densus 88 Pendukung ISIS, Senjatanya Dahsyat

"Orang baru itu. Bilangnya dari Sulawesi. Disini paling beli roti. Tidak terlalu banyak bicara orangnya," tandas Hasni. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved