Berita Kutim Terkini

Fopsir Kutim Adukan Dugaan Pencemaran Air di Kawasan Pelabuhan Kenyamukan

Fopsir memfasilitasi petambak ikan bandeng yang berada di Kawasan Pelabuhan Kenyamukan, Sangatta Utara, Kutai Timur

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Fopsir Kutim bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Perhubungan (Dishub) melakukan peninjauan ke lokasi tambak di Pelabuhan Kenyamukan.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Forum Pemerhati Masyarakat Pesisir (Fopsir) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), melayangkan aduan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terkait dugaan adanya pencemaran kualitas air di kawasan Pelabuhan Kenyamukan.

Fopsir memfasilitasi petambak ikan bandeng yang berada di Kawasan Pelabuhan Kenyamukan, Sangatta Utara, Kutai Timur.

Dimana, ada indikasi dugaan pencemaran di perairan Kawasan Pelabuhan Kenyamukan yang mengancam tambak ikan bandeng.

"Kurang lebih 2 minggu lalu, laporan kami masuk mengenai dampak aktifitas pembangunan Pelabuhan Kenyamukan terhadap tambak sekitar," ungkap Pengurus Bidang Advokasi Fopsir Kutim, Erwin Syuhada, Selasa (5/12/2023).

Baca juga: DLH Paser Awasi Pencemaran Lingkungan, Target Perusahaan Sudah Lakukan Rehabilitasi Akhir Oktober

Baca juga: Disinyalir Lakukan Pencemaran, DPRD Paser Desak Perusahaan Perbaiki Ekosistem Lingkungan

Lanjutnya, pihaknya menuntut ada 4 poin tindakan yang harus dilakukan oleh Pemkab Kutim terhadap adanya dampak negatif dari pembangunan Pelabuhan Kenyamukan.

Pertama, pihaknya meminta dispensasi lingkungan dan sosial terhadap petani tambak yang ada di sekitar yang terkena dampak pembangunan Pelabuhan Kenyamukan.

Kedua, pemantauan kualitas air yang dilakukan secara rutin di perairan sekitar tambak ikan bandeng akibat dari pengerjaan Pembangunan Pelabuhan Kenyamukan.

Ketiga, reklamasi ekosistem mangrove di kawasan yang terkena dampak pengerukan dan reklamasi Pelabuhan Kenyamukan.

"Kami juga menginginkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap pengerukkan dan reklamasi yang diduga melanggar aturan sehingga menyebabkan pencemaran air," urainya.

Dikonfirmasi terpisah, Petani Tambak Ikan Bandeng di sekitar pembangunan Pelabuhan Kenyamukan, Burhan (54) membenarkan hal itu.

Ia mengaku lahan tambak ikan bandengnya yang berada sekitar 600 meter dari Pelabuhan Kenyamukan terancam gagal panen.

Baca juga: Ratusan Hektar Lahan Terbakar, Indeks Standar Pencemaran Udara di Paser Masih Aman

"Di dalam kolam tambak ini ada 8.000 ekor ikan bandeng, sekarang kalau ke tambak seperti ini (kondisi ikan yang jarang muncul ke permukaan air dan selalu berada di dasar kolam) campur aduk sudah perasaanku," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved