Berita Kutim Terkini
Pencemaran Air di Kenyamukan Berdampak Langsung ke Tambak Ikan, Pemkab Kutim Belum Beri Solusi
Pencemaran Air di Kenyamukan Berdampak Langsung ke Tambak Ikan, Pemkab Kutim Belum Beri Solusi
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pencemaran Air di Kenyamukan Berdampak Langsung ke Tambak Ikan, Pemkab Kutim Belum Beri Solusi
Setelah melakukan peninjauan lapangan terhadap aduan Forum Pemerhati Masyarakat Pesisir (Fopsir), pemerintah kabupaten (Pemkab) Kutai Timur akan melanjutkan rapat kembali pada Rabu 6 Desember 2023.
Sekitar 3 jam Pemkab Kutim bersama PT SACNA, Fopsir dan Petani Tambak keliling menyusuri perairan yang diduga terkena dampak akibat aktivitas pengerjaan Pelabuhan Kenyamukan berupa pengerukan lahan untuk reklamasi, Selasa (5/12/2023).
Baca juga: Pemkab Kutim Terima Aduan Dugaan Pencemaran Air di Pelabuhan Kenyamukan Kutai Timur

Namun, belum dapat ditemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh petani tambak ikan bandeng yang bakal merasakan dampak secara langsung akibat pengerukkan lahan reklamasi.
"Apa yang dihasilkan dari peninjauan ini akan kita sampaikan kepada Kepala Dinas, dan apa permintaan dari Pak Burhan (petani tambak) akan kami sampaikan, (solusinya) belum ada, saya tidak bisa mengambil keputusan," ungkap Kasi Sarana Prasarana Dishub Kutim, Irwan Wahab kepada TribunKaltim.co.
Dalam proyek ini, Dishub Kutim sebagai penyedia jasa proyek pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Sangatta atau Kenyamukan dengan skema multi years contract (MYC) senilai Rp 115,6 miliar.
Dimana, PT SAC Nusantara (SACNA) sebagai pelaksana proyek yang memenangkan tender atas pekerjaan tersebut.
Diakui oleh Site Engineer PT SACNA, Ifan Ramanda bahwa pihaknya kesulitan untuk mengeluarkan kotoran dari tumpukan ranting dan galian lumpur hasil dari pengerukan untuk reklamasi Pelabuhan Kenyamukan.
Baca juga: Fopsir Kutim Adukan Dugaan Pencemaran Air di Kawasan Pelabuhan Kenyamukan

"Mitigasi harusnya sudah dilakukan, karena memang di dalam RIP (rencana induk proyek) dari pelabuhan sendiri sudah dijelaskan matriks UPLnya (upaya pengelolaan lingkungan)," ungkapnya.
Hanya saja, alasan dia, adanya penumpukan ranting dan galian lumpur di bukaan proyek tersebut disebabkan lantaran ada 3 proyek pekerjaan yang menghalangi akses keluar masuk kendaraan.
Ia mengaku lantaran ada 3 proyek perusahaan diantaranya pembangunan jalan oleh Pemkab, perusahaan lokal dan pemerintah pusat sehingga akses keluar masuk kendaraan terhambat.
"Jadi kita dalam merealisasikan pembuangan-pembuangan (tumpukan ranting dan galian lumpur) tidak dalam waktu yang instan, karena untuk akses kita harus koordinasi, harus sesuai prosedur inilah yang membuat kita agak sedikit kewalahan untuk mengeluarkan sampah tersebut," ucapnya.
Baca juga: Fraksi Partai Golkar DPRD Kutim Harap Pelabuhan Kenyamukan Selesai 2024, Kurangi Biaya Ongkos Angkut
Matrik UPL Proyek Pengerukan
Sementara itu, Analis Pengamanan Lingkungan DLH Kutim, Zainuddin menanyakan terkait matrik UPL pada proyek pengerukan untuk reklamasi tersebut.
Ternyata di dalam Penyusunan Rencana Induk Master Plan Pelabuhan terdapat matrik upaya pengelolaan lingkungan (UPL) Pelabuhan Sangatta.
Kapolres Kutim Ajak Warga Dusun IX Bumi Etam Kontribusi Lomba Kampung Tertib Lalu Lintas |
![]() |
---|
Nasib Dusun Sidrap Tunggu Putusan MK, Kutai Timur Yakin Tak Ada Perubahan Batas Wilayah |
![]() |
---|
Stadion Kudungga Sangatta jadi Tuan Rumah Kejurprov Boccia Kaltim 2025, Dukung Atlet Disabilitas |
![]() |
---|
Petani Kutai Timur Belum Bisa Pasarkan Beras Hasil Panen meski Ada 4 Sentra Padi |
![]() |
---|
Aji Wijaya Kembali Pimpin DLH Kutim, Siap Benahi Masalah Sampah dengan Program Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.