Berita Samarinda Terkini
Tiga Minggu Berlalu, Hasil Uji DNA Dua Harimau dan Satu Macan Dahan di Samarinda Belum Keluar
Tiga minggu berlalu, hasil uji DNA dua harimau dan satu macan dahan di Samarinda belum keluar.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tiga minggu berlalu, hasil tes DNA dua Harimau dan satu macan dahan milik Andre (42) belum juga keluar.
Hasil tes DNA dinanti untuk mengetahui jenis tiga macan tersebut.
Ketiga hewan buas itu kini berada di Tabang Zoo, Kutai Kartanegara.
Sebelumnya diberitakan, salah satu harimau yang dipelihara secara ilegal oleh Andre menerkam dan menewaskan Suprianda (27) pada Sabtu (18/11/2023) lalu.
Baca juga: Dikirim Secara Ilegal, Polisi Dalami Penjual Harimau yang Terkam Pria hingga Tewas di Samarinda
Dokter hewan sekaligus Peneliti Satwa Liar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amir Ma'ruf mengatakan, ada perbedaan tanda-tanda pada tubuh kedua harimau tersebut.
"Artinya, kemungkinan lain harimau Sumatera. Tapi kalau macan daha-nya itu kuat dugaan berasal dari Kalimantan. Tapi tetap harus menunggu hasil uji resminya untuk tahu jelasnya," jelas Amir Ma'ruf saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Senin (11/12/2023).
Untuk usia, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, diketahui harimau besar yang pertama dievakuasi berusia lima tahun dengan bobot 100 kilogram.
Sementara harimau kecil dan macan dahan diperkirakan berusia 2 tahun lebih.
Ia mengatakan, secara fisik harimau kecil belum sanggup untuk menyerang manusia.
Oleh sebab itu, pihaknya memastikan yang menyerang korban adalah harimau dewasa.

Ia juga menjelaskan harimau dan hewan buas lainnya akan senantiasa memiliki jiwa liar yang tidak dapat diprediksi kapan akan muncul.
Ketika masuk fase birahi, sifat kompetitif satwa liar jantan akan muncul.
Jika itu terjadi, maka sifat agresif untuk menyerang pejantan lain yang dianggap kompetitor akan muncul secara alamiah.
"Termasuk menyerang manusia. Tapi itu tadi, kita tidak akan tahu kapan jiwa liar dan agresifnya akan muncul," ulangnya.
"Oleh sebab itu biarkan satwa liar berada di alamnya. Karena sangat tidak aman untuk dipelihara," imbuh Dokter Hewan Amir Ma'ruf.
Baca juga: Kondisi Kandang Harimau yang Tewaskan ART di Samarinda, Andre Ungkap Cara Selundupkan Satwa Liar
Terkait hasil uji DNA tiga hewan buas tersebut, TribunKaltim.co juga mencoba mengonfirmasi Kepala Balai Konservasi dan Sumbes Daya Alam Kalimantan Timur M. Ari Wibawanto, namun hingga berita ini diturunkan belum mendapatkan tanggapan. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.