Breaking News

Pilpres 2024

Seru, Saling Serang Antara Anies vs Prabowo di Debat Pilpres 2024, Mulai Polusi, Papua, Hingga MK

Seru, saling serang antara Anies Baswedan vs Prabowo Subianto di debat capres Pilpres 2024, mulai polusi, Papua, hingga MK

Editor: Rafan Arif Dwinanto
YouTube/TVRI Nasional
Prabowo dan Anies Baswedan adu argumen di Debat Capres 2024 soal demokrasi hingga keputusan MK. 

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi saling serang antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan tersaji di debat capres perdana, Pilpres 2024.

Diketahui, debat capres digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta pada Selasa (12/12/2023).

Persoalan HAM, demokrasi, hingga polusi udara Jakarta jadi materi debat sengit antara capres nomor urut 1 dan 2 ini.

Debat capres perdana ini mengangkat tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik dan kerukunan warga.

Baca juga: Daftar 13 Aktivits Korban Penculikan 98, Prabowo Sebut Ganjar Tendensius Karena Tanyakan Hal Itu

Simak deretan debat seru Anies Baswedan vs Prabowo Subianto

Sindir Gibran

Pada pembukaan Anies menyampaikan pernyataan yang menyindir soal seorang "generasi milenial yang menjadi cawapres" dan juga menyinggung soal pendukung Prabowo yang tewas dalam demonstrasi protes soal rekapitulasi suara pada Pilpres 2019.

"Bila kita saksikan hari ini ada satu orang milenial bisa menjadi calon wakil presiden.

Tetapi ada ribuan Generasi Z yang peduli pada anak bangsa, yang peduli pada mereka yang termarjinalkan ketika mereka mengungkapkan pendapat ketika mereka mengkritik pemerintah justru mereka sering dihadapi dengan kekerasan, dihadapi dengan gas air mata," kata Anies.

"Apakah kondisi ini akan dibiarkan? Tidak. Kita harus lakukan perubahan," sambung Anies.

Anies mengatakan, dia juga menghadirkan ayah dari mendiang Harun Al Rasyid.

Harun, kata Anies, adalah adalah seorang pendukung Prabowo di Pilpres 2019 yang meninggal saat terlibat demonstrasi memprotes hasil penghitungan suara.

"Apa yang terjadi? Dia tewas sampai dengan hari ini tidak ada kejelasan.

Apakah ini akan dibiarkan? Kami mendedikasikan.

Kami memberikan komitmen bahwa dari puncak sampai ke bawah kami akan tegakkan hukum pada siapa saja," ucap Anies.

Putusan MK

Anies juga melontarkan pertanyaan tajam kepada Prabowo ketika membahas soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat batas usia capres-cawapres yang kontroversial, tetapi memberi jalan bagi Gibran Rakabuming Raka buat menjadi cawapres.

"Sesudah Bapak mendengar pencalonan (Gibran) persyaratannya bermasalah secara etika, apa perasaan Bapak ketika mendengar ada pelanggaran etika di situ?" tanya Anies.

Prabowo kemudian menanggapi pertanyaan Anies dengan menyatakan menyerahkan hal itu kepada rakyat.

"Sesudah Bapak mendengar pencalonan (Gibran) persyaratannya bermasalah secara etika, apa perasaan Bapak ketika mendengar ada pelanggaran etika di situ?" ucap Prabowo.

Baca juga: Pakar Psikologi Forensik Ungkap Hal Penting Dibalik Joget Gemoy Prabowo Saat Debat, Singgung Trump

Menurut Prabowo, secara hukum pencalonan Gibran tak bermasalah meskipun Majelis Kehormatan MK menyatakan penerbitan Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 melibatkan pelanggaran etika berat eks Ketua MK Anwar Usman.

Prabowo menegaskan, Anwar pun masih mengajukan berbagai langkah hukum terkait pencopotannya sebagai akibat pelanggaran etika berat itu.

Prabowo kembali menegaskan bahwa keputusan ada di tangan rakyat pada hari pemungutan suara, 14 Februari 2024.

"Rakyat yang akan mengambil keputusan. Kalau kami tidak benar, kalau kami salah, kalau kami berkhianat, rakyat yang akan menghukum kami," jawab Prabowo.

Konflik Papua

Anies juga melontarkan pernyataan terkait konflik Papua.

Menurut dia, persoalan utamanya adalah keadilan yang tidak terasa di Papua.

Anies menilai, penyelesaian masalah di Papua bukan hanya menghilangkan kekerasan.

Namun, menghadirkan kedamaian di Papua.

"Jadi tujuannya bukan semata-mata meniadakan kekerasan, damai itu bukan tidak ada kekerasan, damai itu keadilan," ujar Anies.

Akan tetapi, Prabowo menyanggah pernyataan Anies dan menyebut persoalan di Papua tidak sesederhana itu.

“Benar keadilan, benar sekali, tetapi saya mau mengatakan tidak sesederhana itu Pak Anies…,” kata Prabowo.

“Ada faktor-faktor lain Pak Anies…,” ujar Prabowo lagi. Faktor-faktor itu, sebut Prabowo, di antaranya geopolitik dan ideologi.

“Ada faktor geopolitik, ada faktor ideologi, inilah yang masalahnya tidak gampang,” ucap Prabowo.

Namun demikian, Prabowo setuju dengan usulan Anies bahwa keadilan di Bumi Cenderawasih harus ditegakkan.

“Kita harus dialog, ini masalah bangsa, semua kekuatan harus kita rangkul,” ucap Prabowo.

Baca juga: Hadapi Anies Baswedan, Prabowo 2 Kali Keluarkan Jurus Pencak Silat, Mas Anies. . . Mas Anies

Masalah Demokrasi

Anies juga menyinggung soal praktik demokrasi yang menurun di 2 masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Akan tetapi, Prabowo menilai hal yang dikeluhkan Anies tidak bisa dibuktikan.

“Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu, dan ini, Mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya yang mengusung bapak,” kata Prabowo.

Saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017, Anies diusung salah satunya oleh Partai Gerindra yang diketuai Prabowo.

“Kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur. Kalau (Presiden) Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur,” kata Prabowo.

“Saya waktu itu oposisi Mas Anies, Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda terpilih,” ucap Prabowo.

Isu Polusi Jakarta

Prabowo menanyakan anggaran besar Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin Anies selama lima tahun, tapi tak mampu mengatasi polusi udara dalam kurun waktu kepemimpinannya.

"Tetapi selama Mas Anies memimpin, seringkali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia. Bagaimana dengan anggaran Rp 80 T (triliun) Pak Anies?

Sebagai Gubernur tidak dapat berbuat sesuatu yang berarti untuk mengurangi polusi," kata Prabowo.

Anies kemudian menjawab, masalah polusi Jakarta bukan disebabkan oleh produksi udara kotor dari dalam kota melainkan dari luar kota.

Ia mengatakan, daerah di pinggiran Jakarta banyak Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang meyebabkan udara kotor bergeser ke tengah kota akibat gerakan angin.

"Tapi apa yang terjadi, ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor.

Ada masa minggu pagi Jagakarsa sangat kotor, apa yang terjadi? Polusi udara tidak punya KTP, angin tak ada KTP-nya, angin itu bergerak dari sana sini," kata Anies.

"Ketika polutan yang muncul dari pembangkit listrik tenaga uap mengalir ke Jakarta, maka Jakarta punya indikator ada polusi udara," ujarnya lagi.

Anies kemudian mengatakan, saat menjabat sebagai Gubernur DKI sudah ada beberapa program untuk mengurangi emisi dalam kota.

"Karena itu kita kerjakan dengan, satu pengendalian emisi kendaraan bermotor, uji emisi sekarang wajib.

Yang kedua elektrifikasi kendaraan umum, yang ketiga konversi kendaraan umum," kata Anies.

Baca juga: Prabowo ke Anies Baswedan saat Debat Capres 2024, Saya Tidak Takut Tidak Punya Jabatan, Sorry Ye

Prabowo kemudian menyindir, jika pemerintah hanya bisa menyalahkan gerakan angin maka tak ada artinya sebuah pemerintahan.

"Ya susah kalau kita menyalahkan angin. Jadi saya bertanya, saya bertanya dengan anggaran begitu besar, langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk dengan ril dalam lima tahun mengurangi polusi juga di mana rakyat Jakarta begitu banyak mengalami sakit pernafasan," ujar Prabowo.

"Saya kira kalau kita dengan gampang menyalahkan angin, hujan, ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu," katanya lagi.

Anies lantas mengatakan, tanggapan Prabowo tidak memahami data dan hanya membayangkan ucapannya sebagai sebuah fiksi.

"Inilah bedanya yang berbicara pakai data dan berbicara pakai fiksi. Saya pakai data, jadi ketika ditunjukan ya memang ada sumber polutan di dalam kota.

Tapi, kalau sumber polutan di dalam kota, maka Pak pakai logika sederhana sekali, jumlah motor dari hari ke hari sama, maka seharusnya angka polusinya sama setiap waktu," ujar Anies.

Anies kemudian mengungkapkan, polusi udara harus ditangani dengan basis data yang jelas.

Dia bahkan menawarkan Prabowo foto satelit yang menunjukkan gerak arah angin yang menjadi penyebab polusi udara di Jakarta yang semakin buruk.

"Nanti kalau perlu saya kirimkan gambar satelitnya kepada bapak supaya bapak bisa menyaksikan. Dan inilah kita ambil langkah itu pakai ilmu pengetahuan pakai data dan libatkan scientist untuk terlibat.

Kalau tidak ada itu, maka enggak ada langkah yang benar," kata Anies. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saling Sindir Anies dan Prabowo Saat Bahas Isu Polusi Jakarta"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Anies dan Prabowo Saling Buka "Front" dalam Debat Capres..."

 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved